webnovel

LOVE MASK

Sinopsis "LOVE MASK" Leyna Putri seorang guru muda, berasal dari kota Yogyakarta yang datang merantau ke Ibukota Jakarta. Baru satu tahun menjadi seorang guru di sebuah sekolah swasta, dengan gaji yang tidak seberapa. Sehingga membuat Leyna harus mencari pekerjaan tambahan, sebagai seorang pramusaji di sebuah tempat karoke. Hanya sekedar untuk menambah penghasilannya, agar dapat membuatnya bertahan hidup di Ibukota Jakarta. Sehingga dapat mengirimkan uang ke kampung, untuk biaya hidup Ibu dan adiknya yang sakit gagal ginjal Yang membutuhkan biaya banyak untuk pengobatannya. Tadinya semua berjalan lancar, tetapi seketika berubah. Sampai Leyna bertemu dengan seorang lelaki tampan Raiden Sebastian. Yang memaksa untuk menikah dengan dirinya. Akankah Leyna menerima tawaran dari Raiden tersebut? Apa mungkin Raiden benar-benar seorang lelaki penyuka sesama jenis? Bagaimana keseruan kisah ini, terus dibaca reader. Karena kamu, akan menemukan sebuah kisah yang bukan hanya menghibur, tapi juga penuh intrik yang tidak terduga enjoy it!

Ifan_Tiyani · Fantasy
Not enough ratings
387 Chs

DUPLIKAT TOM CRUISE

Untuk dapat kembali ke parkiran sekolah, Raiden memang terlebih dahulu harus melewati ruang guru. Sehingga langkah kaki Raiden menuju ke arah ruang guru saat ini sebelum pulang, melewati alur jalan yang sangat tepat.

Raiden terus melangkahkan kakinya menelusuri lorong sekolah, dengan gaya maskulin seorang lelaki yang sangat penuh percaya diri. Dia tidak memperdulikan tatapan tajam mata Edward, yang masih terus memperhatikannya dari depan pintu ruang kantornya.

Begitu pula dengan tatapan mata penuh rasa terpesona, juga berbagai suara dercak kagum memuji ketampanan dirinya, yang keluar dari mulut siswi perempuan yang dilaluinya sepanjang jalan.

Sedangkan Leyna sendiri nampak bersusah-payah, untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan Raiden, karena langkah kaki Raiden yang panjang tidak seperti dirinya.

Tiba di depan ruang guru pada saat Raiden hendak mengetuk pintu masuk tersebut, tiba-tiba saja pintu terbuka lebar. Nampaklah wajah Bu Mona yang terlihat kaget, karena tepat berpapasan dengan Raiden saat ini.

"Astaga! Aku fikir siapa? Ternyata si Mas ganteng, ada perlu apa lagi datang ke sini? Bukankah sudah bertemu dengan Leyna?" tanya Bu Mona sambil melirik ke arah Leyna sambil tersenyum menggoda. Melihat sikap Bu Mona tersebut, Leyna hanya melotot sambil menampakkan wajah kesal dan gemas.

"Hey Bu Mona, aku datang ke ruang guru ini karena ingin melihat ruang tempat Leyna bekerja, sekalian ingin berpamitan pula denganmu yang sudah membantu aku memanggilkan Leyna tadi," jawab Raiden menjelaskan sambil tersenyum lebar.

"Oh begitu, kenapa buru-buru pulang Mas? Sebaiknya kita minum kopi atau teh terlebih dahulu?" ujar Bu Mona menawarkan sambil tersenyum ramah. Pandangan mata Bu Mona nampak menatap wajah tampan Raiden dengan lekat sekali, seperti seseorang fans yang melihat artis Idolanya saja.

"Maaf Bu Mona, karena saat ini hari semakin siang, jadi aku harus kembali bekerja ke kantor jadi aku harus menolak tawaranmu itu. Bu Mona, bisakah aku bertanya satu hal kepada dirimu?" tanya Raiden.

"Tentu saja bisa, memangnya Mas ganteng ingin bertanya apa?" jawab Bu Mona sekaligus bertanya.

"Apakah ... Bu guru Leyna ini sudah memiliki seorang ... pacar?" tanya Raiden sambil kembali menebar senyumannya yang mempesona.

"Ooh ... pertanyaan itu, aku pikir Mas ganteng ingin bertanya tentang apa? Hehehee, kalau untuk hal tersebut Bu Leyna belum memiliki seorang pacar. Tetapi untuk penggemar, Bu Leyna memiliki banyak penggemar salah satunya kepala sekolah kami! Hehee," tutur Bu Mona menjawab, untuk kalimat terakhirnya tersebut dia menyampaikan dengan suara berbisik kepada Raiden sambil tertawa kecil.

"Oh ya? Yang mana Kepala Sekolah yang kau maksudkan Bu Mona? Apakah seorang lelaki muda, yang saat ini berdiri di depan ruangan bertuliskan "Ruang Kepala Sekolah" itu?" tanya Raiden ingin tahu sambil menunjuk ke arah Edward, yang saat ini masih berdiri sambil menatap ke arah mereka semua.

"Yap! Tepat sekali! Hehehee," jawab Bu Mona sambil tersenyum lebar dan menunjukkan jari jempolnya.

"Bu Mona! Kalian berdua ini sedang berbicara apa sih? Ngaco saja! Raiden, katanya tadi kau ingin pulang dan kembali ke kantormu? Sebaiknya kau cepat melakukan hal tersebut, karena aku juga sebentar lagi akan kembali mengajar di kelas!" seru Leyna mengingatkan Raiden, sambil menahan rasa kesal di dalam hatinya.

"Okey! Aku akan pulang Leyna, sampai jumpa nanti malam!" ucap Raiden akhirnya sambil tersenyum menggoda melambaikan tangan, kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ke parkiran sekolah.

Kali ini Leyna tidak mengikuti langkah kaki Raiden lagi, dia hanya memandang kepergian Raiden dengan tatapan mata yang menyiratkan kelegaan hatinya.

"Leyna, sebenarnya kau ada hubungan apa dengan lelaki tampan, yang sangat mirip dengan artis luar negeri yang bernama Tom Cruise tersebut?" tanya Bu Mona sambil berisik penasaran ke telinga Leyna.

"Tom Cruise?" tanya Leyna sambil mengerutkan keningnya bingung dan menoleh ke arah Bu Mona.

"Iya Leyna, setelah aku perhatikan dengan seksama. Wajah teman lelakimu itu, mirip sekali dengan artis Idola aku Tom Cruise. Bahkan seperti duplikatnya saja, kau tahu kan siapa artis luar negeri Tom Cruise itu Leyna?" jawab Bu Mona dengan antusias dan penuh kebahagiaan.

"A-aku tidak tahu Bu Mona, memangnya seperti apa rupanya?" jawab Leyna malah balik bertanya.

"Ya wajahnya seperti temanmu itu Leyna, siapa namanya tadi? Raiden?" tanya Bu Mona lagi.

"Iya, dia namanya Raiden Bu Mona."

"Oalah, nama yang pas sekali dengan wajahnya yang tampan! Kau sangat beruntung sekali Leyna, aku melihat ada binar cinta di mata Mas Raiden pada saat melihat kepadamu! Hehehe," komentar Bu Mona memberikan pendapatnya.

"Ah, kau ini bicara apa Bu Mona. Mana mungkin dia mencintai aku, sedangkan kami saja baru berkenalan," jawab Leyna sambil bergegas masuk ke dalam ruang guru.

Bu Mona pun segera mengikuti langkah kaki Leyna tersebut, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin disampaikan oleh Bu Mona kepada Leyna. Tetapi pada saat melihat situasi di ruang guru yang nampak sangat ramai, dengan keberadaan sesama rekan kerja mereka Bu Mona pun mengurung kan keinginannya tersebut.

"Leyna, terimakasih ya atas kue rainbow cakenya yang sangat enak sekali!" seru Bu Nawang seorang guru Matematika yang merupakan rekan kerja Leyna pula, sambil tersenyum dari balik meja kerjanya.

"Terimakasih kembali Bu Nawang!" jawab Leyna sambil tersenyum pula dan duduk di kursi dekat meja kerjanya. Bu Mona juga ikutan duduk kembali di kursi dekat meja kerjanya yang berada di samping Leyna.

Bertepatan pada saat itu sebuah suara yang terdengar cukup keras, memanggil Leyna dari arah pintu masuk.

"Leyna! Bisakah kau ke ruangan aku sekarang juga?"

Mendengar panggilan tersebut, Leyna segera menoleh ke belakang. Kemudian nampaklah sosok Edward yang proporsional, berdiri tegak menatap ke arahnya tanpa senyuman!

"Ba-baik Pak Edward! jawab Leyna dengan cepat sambil tersenyum tipis.

"Maaf sebelumnya Pak Edward, tapi sebentar lagi istirahat akan selesai, sehingga Bu Leyna harus segera kembali mengajar di kelas!" sahut Bu Priska mengingatkan sebagai seorang guru piket, dengan dipenuhi rasa cemburu di dalam hatinya terhadap Edward dan Leyna.

"Bukan sebuah masalah Bu Priska, tolong kau saja yang meng-handle kelas yang seharusnya di isi oleh Bu Leyna!" jawab Edward memberikan perintah dengan tegas, kemudian segera berlalu dari ruang guru tersebut.

"Baik Pak Edward," jawab Bu Priska pelan akhirnya.

Mendengar keputusan Edward tersebut, seketika wajah Bu Priska langsung terlihat kesal sekali. Sambil melirik sekilas ke arah Leyna, dengan tatapan mata penuh kebencian.

Leyna nampaknya tidak menyadari hal tersebut, dia hanya langsung bersiap untuk segera keluar dari ruang guru. Untuk secepatnya menemui Edward di ruang kerjanya, dalam hal ini berjuta pertanyaan pun muncul di dalam hati Leyna.

"Saya permisi dulu untuk menemui Pak Edward, Bu Priska," pamit Leyna sambil tersenyum tipis, lalu melanjutkan perjalanannya keluar ruangan.

Bu Mona yang melihat dan memperhatikan dengan jelas, peristiwa di depan matanya tersebut jadi menahan senyumannya.

"Mereka bertiga ini, berlaku seperti tayangan sebuah sinetron percintaan saja, hehehee!" gumam Bu Mona di dalam hatinya, sambil menahan senyuman.