webnovel

LOVE MAGIC

Seorang penyihir jahat bernama Tardeo dikeluarkan dari Galaksi Sextans karena gagal menjalankan tugasnya. Ia pun harus dihukum dan turun ke Bumi untuk menimbulkan kebencian diantara umat manusia. Hal ini sebagai bagian dari hukuman agar ia bisa kembali lagi ke Galaksi Sextans. Akhirnya ia pun merubah wujudnya menjadi manusia. Sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi tempat untuk menjalankan misinya. Ia pun memulai dengan menebar kebencian diantara para siswa dan guru. Namun, kekuatan Tardeo terhalang saat ia mencoba membuat benci sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara. Kekuatannya gagal menembus dinding cinta diantara Leo dan West. Akankah kekuatan Tardeo mampu menghancurkan cinta Leo dan West atau justru sebaliknya, ia akan selamanya terperangkap di Bumi.

Ansyah_Ibrahim · LGBT+
Not enough ratings
6 Chs

PART 3- TANTANGAN TERAKHIR

Tardeo hanya bisa terdiam, saat ia melihat bahwa tantangan yang terakhir ini akan sangat mustahil untuk dapat dikalahkan. Tongkat sihir yang ia pegang pun seketika terlepas. Perlahan – lahan ia melangkah mundur.

"Ti…Tidak mungkin"

"Aku sudah memperingatkan mu untuk mundur, tapi kau mimilih bertahan. Hadapi aku Tardeo". Lord Galaksi Sextans mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Tardeo. Tardeo lalu bersimpuh dan memohon kepadanya. Namun, permintaan Tardeo ditolak. Ia pun harus berhadapan dengan sang penguasa Galaksi Sextans.

Dengan rasa takut yang begitu mendalam, Ia lalu berdiri sembari memegang tongkat sihirnya. Meski tubuhnya gemetar karena rasa takut yang tak terhelakan.

"Aku akan menghadapi mu" ujarnya sembari mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Lord Galaksi Sextans.

Pertarungan mereka pun dimulai. Pertarungan yang terbilang tidak seimbang, bagaikan semut dan gajah. Meski Tardeo tahu ia tidak akan mungkin bisa memenangkan tantangan terakhir ini, namun tekatnya begitu membara. Kata menyerah seolah ia buang jauh – jauh dari pikirannya.

Dengan kemampuan yang luar biasa sang Lord Galaksi Sextans mulai menyerang Tardeo. Ia pun berusaha menghindar. Karena percuma saja ia menangkis atau pun membelas serangan itu.

"Mau sampai kau akan terus menghindar, lawan aku dengan kekuatan mu"

Tardeo pun mencoba melawan dengan segala kekuatan yang ia miliki. Namun, serangan demi serangan yang ia pancarkan seoalah tidak berarti apa – apa. Tardeo sudah mulai kehabisan tenaganya.

"Jika kekuatan mu hanya seperti ini, bagaimana bisa kau menjadi penyihir black"

Melihat Tardeo yang sudah tak berdaya tak terkapar, Lord Galaksi Sextans menyerangnya dengan kekuatan penuh. Tardeo hanya bisa pasrah jika pada akhirnya ia harus musnah dan gagal.

"Selamat tinggal Tardeo" Ujarnya sembari mengarah tongkat ke arah Tardeo.

"Pertarungan ini pun berakhir"

"Tidak… Belum berakhir"

Sang Lord Galaksi Sextans sangat terkejut melihat Tardeo yang terbang dengan sayap hitam. Sebuah sayap yang melambangkan penyihir black. Tardeo lalu memutar tongkatnya dan mengarahkan kekuatan yang ia miliki ke arah Lord Galaksi Sextans.

Sebuah tepuk tangan dari Lord Galaksi Sextans menandai pertarungan terkakhir tersebut. Tardeo pun nampak kebingungan melihat apa yang terjadi. Ia lalu terbang mendekati ke arahnya.

"Ada apa ini?"

"Selamat Tardeo kau telah menjadi penyihir black".

"Ha… Ta…Tapi"

" Berikan tongkat mu"

Lord Galaksi Sextans lalu mengganti tongkat Tardeo dengan yang baru. Tongkat yang biasa digunakan oleh para penyihir black. Tongkat dengan kemampuan khusus yang hanya bisa dimiliki oleh penyihir black.

Tantangan yang baru saja dilalui oleh Tardeo sejatinya bukan tentang mengalahkan Lord Galaksi Sextans. Akan tetapi bagaimana penyihir dari Grade A bisa membuktkan semangatnya untuk tidak menyerah, sekalipun tantangan yang berada dihadapannya mustahil untuk dikalahkan.

Tardeo telah membuktikan bahwa untuk menjadi penyihir black memang tidak mudah. Tak heran, jumlah penyihir black tak lebih dari sepuluh orang. Karena setiap tahunnya tidak semua penyihir Grade A yang lolos sampai ke tantangan terakhir bisa menghadapinya. Untuk itulah menjadi penyihir black menjadi impian para penyihir lainnya, namun tantangan yang akan dihadapi untuk menggapai status tersebut hanya bisa dikalahkan dengan semangat dan cara berfikir yang tak biasa.

….

Setelah berhasil menjadi penyihir black, Tardeo dipisahkan dari para penduduk lainnya. Ia menjadi salah satu tangan kanan Lord Galaksi Sextans. Namun, sebelum memulai misi pertamanya, ia harus berlatih mengendalikan kekuatan yang baru saja ia miliki. Kekuatan penyihir black memang berbeda dari penyihir pada umumnya. Kekuatan tersebut bisa sangat buas dan mematikan, jika tidak bisa dikendalikan dengan sempurna. Banyak peristiwa yang begitu mencemkan. Peristiwa yang menggambarkan betapa menakutkannya kekuatan dari tongkat penyihir black.

Bahkan pernah suatu Ketika ada dari kalangan penyihir black yang gagal menguasai kekuatanya. Ia terlampau jauh menggunakan kekuatannya tersebut. Sampai – sampai seisi penduduk Galaksi Sextans mengalami musibah yang amat menakutkan. Puluhan ribu penduduk Galaksi Sextans pada saat itu tewas seketika. Kekuatan sihir yang tidak bisa dikendalikan dengan baik oleh penyihir black memang bisa membawa petaka.

Sejak kejadian itulah Lord Galaksi Sextans tidak lagi sembarangan memilih penyihir untuk bisa naik ke tingkatan tersebut. Bahkan tantangan yang diberikan mu langsung dari dirinya. Ia tidak ingin kejadian yang di masa lalu terulang hanya karena kecerobohan semata.

…..

Sejak dipisahkan dari penduduk lainnya, Tardeo giat berlatih. Ia dibimbing langsung oleh Lord Galaksi Sextans. Ia berlatih bagaimana mengembangkan kekuatannya dan mengendalikannya. Hari demi hari ia lalui dengan penuh latihan yang berat.

"Apakah masih ada yang harus aku pelajari?". Rasa lelah nampak begitu jelas diwajah Tardeo.

"Aku akan mengajari mu bagaimana menggunakan sihir tanpa bantuan tongkat tersebut"

"Haaa!!". Tardeo terkejut mendengar ucapan dari Lord Galaksi Sextans.

"Ba…Bagaimana bisa, bukankah kekuatan para penyihir berasal dari tongkat ini?"

"Tidak, kau salah. Kekuatan yang dimiliki oleh para penyihir sejatinya berasal dari dirinya sendiri. Tongkat yang mereka gunakan hanyalah alat bantu agar mampu mengendalikannya".

"Ajari aku." Ia bersimpuh dihadapan sang Lord Galaksi Sextans.

….

Sejak saat itu Tardeo berlatih mengendalikan kekuatannya tanpa bantuan tongkat sihir. Meski berkali – kali gagal, namun ia seakan tidak menyerah.

"Ulangi"

Tardeo kembali mengulanginya. Ia terus berusaha agar mampu mengendalikan kekuatan yang dimiliki.

"Aku rasa… Aku tidak bisa" Tardeo menyerah.

"Kau sudah sejauh ini, apakah kau ingin menyerah?"

"Tapi, aku sudah berlatih sangat keras dalam beberapa bulan ini. Namun aku tetap tidak bisa mengendalikan kekuatan ku tanpa tongkat sihir itu. Lebih baik aku kembali saja". Tardeo berbalik badan dan berjalan menjauh.

Namun tiba – tiba saja Lord Galaksi Sextans menyerangnya. Tardeo pun menepis serangan tersebut dengan tangan kosong. Ia lalu mendorong Lord Galaksi Sextans hingga terjatuh.

Ia begitu terkejut saat melihat ke arah tanganya. Tardeo tak pernah menyangka kerja kerasnya pun akhirnya membuahkan hasil. Ia mampu menjadi penyihir black sekaligus mengendalikan kekuatan sihir dengan tangan kosong.

Hari yang dinanti telah tiba lima para penyihir black berkumpul dihadapan sang Lord Galaksi Sextans.

" Aku sengaja mengumpulkan kalian semua disini. Akan ada misi berat yang akan kalian jalankan. Misi yang belum pernah aku berikan sebelumnya, tapi kali ini karena jumlah kalian sudah lumayan cukup, maka dari itu akan akan memberikan misi ini"

"Misi apa yang harus kami jalankan?" tanya seseorang penyihir black

"Lihatlah kesana"

Semua para penyihir black lalu menatap dengan sangat serius.

"Apa maksudnya?" tanya ku dengan sangat polos.

" Sudah beratus – ratus tahun lamanya pasukan penjaga perdamaian menginvasi wilayah Galaksi lain. Namun, mereka belum menemukan Galaksi yang kita tempati. Galaksi ini adalah tempat terakhir yang belum mereka sentuh".

Lord Galaksi Sextans berjalan perlahan – lahan sembari mengetuk tongkat sihirnya kebawah.

"Kini sudah saatnya kita untuk menyerang pasukan penjaga perdamaian"

"Ta…Tapi"

"Tidak ada kata tapi untuk para penyihir black, lakukan dan laksanakan."

Semua penyihir black hanya bisa menunduk dan mengiyakan keinginannya. Aku yang pada saat itu masih ragu, seolah berharap bisa lepas dari misi ini. Tapi, rasanya tidak mungkin. Sebagai bagian dari penyihir black kami tidak boleh menolak atas segala perintah yang diberikan langsung oleh Lord Galaksi Sextans. Semua yang ia perintahkan harus kami jalankan dengan sempurna.

BERSAMBUNG…