webnovel

Menyelematkan Tuan Muda Gu

Menyelamatkan Tuan Muda Gu----------------

Hujan lebat mengguyur Kota Imperial dari sejak pagi hingga siang hari, tanah yang basah karena hujan begitu lengket dan kotor saat di injak.

Ning Xuela berjalan di atas aspal dengan payung merah muda yang lucu menutupi kepalanya dari tetesan sisa hujan.

"Nona Xuela, Ayo kita pulang. Hari semakin sore, Tuan Ning dan kakek Ning akan mencari kita."

Xuela mengerucutkan bibirnya dan berguman tidak jelas tanda penolakan.

"Nona Xuela..."

"Rachelle, kamu bisa kembali aku bisa pulang sendiri."

Rachelle yang di tugaskan menemani Ning Xuela kemanapun pergi tidak dapat membujuk gadis itu untuk kembali ke rumah tepat waktu.

"Rachelle, aku ingin berada di luar lebih lama. Jika kamu tidak bisa menemaniku kembali saja, aku akan pulang setelah aku puas."

Rachelle menundukkan kepalanya dia tidak bisa lagi menolak keinginan nona Ning.

Ning Xuela tersenyum polos, Rachell tidak bisa menolak keinginannya jadi mau tidak mau dia mengikuti kemanapun Ning Xuela pergi.

"Ayo pergi." Ning Xuela memegang tangan Rachell menariknya menjauh dari taman, tangannya melambai lambai menghentikan taksi.

Jantung Rachell rasanya di hari dari dada ke tenggorokan, sesekali dia menoleh ke belakang ekspresinya menunjukan kekhawatiran.

"Jangan takut. Kakak ku tidak akan marah."

Rachell menghela nafas pelan, semakin nona dewasa keinginannya semakin sulit di hentikan.

Supir taksi melihat kedua nona dengan kekaguman, pasalnya Ning Xuela dan Rachell adalah gadis cantik.

"Jangan menatap kami seperti itu!" Teriak Rachell.

Supir taksi mengalihkan tatapannya.

Rachell memijat ruang di antara alisnya memikirkan kemarahan Tuan Muda yang harus dia hadapi setelah pulang nanti.

Jalanan masih agak licin dengan air yang masih tersisa, Ning Xuela menyipitkan matanya saat melihat mobil yang tiba tiba meluncur di jalan tanpa terkendali lalu menabrak sebuah beton menghancurkan bagian depan hingga jungkir balik.

"Hentikan mobilnya." Teriak Ning Xuela.

Supir Taksi menepi lalu Ning Xuela keluar dan melihat dua orang yang terjepit di dalam mobil.

"Ini kecelakaan." gumam Ning Xuela.

Ning Xuela Ingin maju dan menolong tetapi tiba tiba tangannya di pegang oleh Rachell.

"Nona jangan maju berbahaya."

"Tidak. Aku harus menyelamatkannya, lepaskan." Ning Xuela mendorong Rachell hingga jatuh.

Ning Xuela melihat kebocoran bensin dan bau menyengat merusak udara. Orang di dalam mobil masih sedikit sadar dan menatap Xuela penuh permohonan.

Xuela dengan cepat mencari batu dan menghancurkan kaca mobil, dengan cepat Xuela membuka pintu.

Berusaha sekuat tenaga Ning Xuela membantunya keluar, wajah pria itu bernoda darah tetapi ketampanannya tetap membuat Ning Xuela tercengang.

Sungguh tampan sekali. Tapi ini bukan waktunya bagi Ning Xuela mengagumi keindahan sang Maha Kuasa.

"Ayo peluk aku... pegang aku." intruksi Xuela.

Pria itu membuka matanya saat suara manis Ning Xuela menuntunnya, dengan lemah pria itu berusaha keluar dari mobil dengan bantuan Ning Xuela, berjalan agak jauh lalu menyandarkan pria itu di barang pohon.

"Rachell. Apa kau tidak ingin membantuku,"

Rachell buru buru membantu satu orang lagi yang duduk di kursi kemudi, Rachell kesulitan mengeluarkan pria itu lalu Xuela datang dan membantunya.

tidak lama setelah itu Xuela dan Rachell berhasil membawa korban lain.

Duarrr!!!!

Ledakan terjadi setelah Rachell dan Xuela berhasil menjauh tetapi nasib buruk lainnya menimpa Xuela, lempengan dari ledakan tanpa sengaja terbang ke arah Xuela dan menabrak kepalanya.

"Akhhh...."

"Nona Xuela!!!!!"

Ning Xuela memegang kepalanya yang berputar karena pukulan besi.

Brukkkk....

Xuela pingsan.

"Nona Xuela."

supir taksi yang syok segera memanggil ambulan dan melaporkan kecelakaan.

----------------

Dalam sekejap kota Imperial mendapatkan berita besar. Pewaris Gu, yaitu Gu Sicheng beserta Asistennya mengalami kecelakaan dan mobilnya meledak, untungnya seorang gadis maju menyelamatkan mereka. Saksinya adalah supir taksi.

Supir Taksi menjadi selebriti dalam sekejap, kehadirannya di kerubuni wartawan ingin mendapatkan berita terhangat atas kejadian itu.

Sayangnya supir taksi tidak di perbolehkan membuka suara karena di ancam oleh dua keluarga terkemuka yaitu Gu dan Ning.

Ning Zehan selaku kaka Ning Xuela buru buru datang ke rumah sakit dan mengurus adiknya yang nakal tetapi memiliki hati malaikat yang terluka karena menyelamatkan orang lain.

Rachell tertunduk karena malu dan juga merasa bersalah, tidak bisa menjaga nona Xuela meskipun itu tugasnya yang paling penting.

"Zehan, bagaimana dengan Xuela?" Nyonya Ning ketakutan mendengar kabar putrinya terluka begitupun dengan Tuan Ning yang cepat kembali dengan Jet pribadi setelah mendengar putri tersayang terluka.

"Dokter sedang memeriksanya Mom, Jangan takut." Ning Zehan memeluk ibunya.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tuan Ning bertanya.

Rachell maju. "Maafkan saya Tuan, saya tidak becus menjaga Nona, seharusnya saya tidak membiarkan Nona pergi."

Tuan Ning menghela nafas pelan. "Tidak ini bukan salahmu, Ning Xuela memiliki banyak keinginan di luar sana, seharusnya kita tidak boleh terlalu menekan Xuela."

Rachell tidak berani membela diri karena itu jelas salahnya.

Ning Zehan melirik Rachell lalu berlalu tanpa sepatah kata. Rachell merasakan jantungnya menegang, meskipun sudah terbiasa di perlakukan dingin oleh Ning Zehan, tetapi kali ini terasa berbeda. Jelas Ning Zehan menyalahkannya.

----------------

Di lantai VVIP lainya keluarga Gu tidak jauh berbeda dengan keluarga Ning, apalagi sekarang Gu Sicheng dan Asistennya sedang di operasi.

Asisten Gu Sicheng dalam keadaan yang lebih menyedihkan dari bossnya karena kakinya terjepit Dokter meng diagnosa kakinya akan lumpuh untuk sementara waktu.

"Kecelakaan ini pasti telah di rencanakan oleh seseorang, dia sudah berani menyerang langsung cucuku Mereka benar benar mencari mati." Kakek Gu yang dalam keadaan marah dan sedih tidak bisa mengontrol emosinya.

"Ayah, tolong jangan terlalu marah." Wen Jiana mencoba menenangkan ayah mertuanya. Dia juga marah pada pelakunya tetapi kesehatan ayah mertuanya lebih penting, sudah cukup putranya yang berbaring jangan sampe korbannya bertambah.

"Bibi Rong, tolong bawa ayah untuk beristirahat."

"Baik nyonya."

Meskipun enggan kakek Gu tetap di bawa pergi.

----------------

Keesokan harinya.

Gu Sicheng mengalami mimpi dimana dia berada di jurang dan putus asa tanpa pertolongan, tangannya sudah lemas dan tidak bertenaga dia menyerah ingin melepaskan pegangan terakhirnya tetapi tiba tiba tangan putih yang adil dan cantik memegang tangannya.

(Bagaimana kamu bisa menyerah begitu saja ketika orang lain berharap kamu hidup) Ujar gadis itu.

Gu Sicheng di tarik dan jatuh di pelukan gadis itu. Gu Sicheng melihat wajah cantik yang menyelamatkannya dari kecelakaan.

(Kau.)

Xuela tersenyum.

(Hai...)

Tiba tiba Gu Sicheng membuka matanya dengan nafas yang keras.

Kake Gu dan Wen Jiana bahagia melihat Gu Sicheng sadar, mereka segera memanggil Dokter, tidak lama setelah itu Dokter tiba dan segera memeriksa Gu Sicheng.

"Ini benar benar luar biasa, Tuan muda kembali dari maut sungguh keajaiban."

Kakek Gu bersyukur.

"Setelah Tuan Muda Gu sadar, tidak ada lagi yang harus di khawatirkan hanya butuh istirahat dan pemulihan."

Gu Sicheng mekihat ibu dan kakeknya. "Gadis itu..."

Karena kekeringan di tenggorokannya membuat suara Gu Sicheng agak fals.

"Sicheng jangan terlalu banyak berfikir, istirahat yang cukup oke."

"Gadis itu...."

Nyonya Gu menghela nafas. "Gadis itu masih belum sadar, mungkin sore ini. Untungnya tidak ada luka dalam yang serius, hanya beberapa jahitan di kepala."

Gu Sicheng samar samar mengingat gadis itu terkena lempengan mobil yang meledak.

"Setelah Sicheng sembuh, kita akan datang secara langsung dan berterima kasih pada keluarga Ning. Berkat cucunya Gu Sicheng masih hidup saat ini."

Gu Sicheng mengerutkan keningnya. Ternyata gadis itu dari keluarga Ning, tetapi dia tidak pernah melihatnya di berbagai acara bisnis, hanya Ning Zehan, Tuan Ning dan Nyonya Ning.