webnovel

Pertemuan setelah 5 tahun berpisah

Kemudian yang menjawab Ayahnya Aura "Terimakasih Bapak dan sekeluarga yang memiliki niat baik ini dan semoga niat baik kalian ini bisa mendapat ridho dari Allah sampai akhir hayat nanti, namun saya harus menanyakan dulu kepada putri saya apakah dia sudah bersedia atau belum,"

"Aura, apakah Kamu bersedia di persunting oleh Faisal?" tanya Ayahnya.

Aura menundukkan pandangan nya, ia merasa sangat gerogi, ia menjawab pertanyaan Ayahnya dengan mengangguk kan kepalanya.

"Nak Aura, bagaimana apakah Kamu mau di Lamar oleh putra Kami," tanya Ibu Faisal yang duduk di samping Aura.

Aura dengan memberanikan diri ia mengangkat pandangan nya dan menjawab sekali lagi.

"Dengan mengucap bismillah, insya Allah Aura mau Bu," ujar Aura dengan pancaran senyum di wajahnya.

Faisal mendengar jawaban Aura merasa sangat bahagia, ia langsung menghela nafas panjang sambil mengucapkan syukur.

"Alhamdulillah, Terimakasih dek Aura telah memberi saya ruang dalam hati mu," ucap Faisal lirih.

Semua mengucapkan Alhamdulillah, kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemasangan cincin yang di wakilkan oleh ibu Faisal.

"Baik untuk acara selanjutnya yaitu penyematan cincin pertunangan yang akan di wakili oleh orang tua masing-masing dari mereka berdua," ujar pembawa acara yang di bawakan oleh Kakak ipar Aura.

"Nak, bawa sini cincin nya," ujar Ibu Faisal.

Kemudian ia memberikan nya kepada ibu nya untuk di sematkan di jari Aura.

"Alhamdulillah, as banget di jari Kamu, ini tandanya kalian berdua memang berjodoh Nak," ujar Ibu Faisal yang terlihat sangat bahagia.

"Amiiiiiiin ya Allah, mohon bantu doa nya Bu, mudah-mudahan langgeng sampai surga nya Allah," jawab Aura dengan sangat lembut sehingga membuat ibu Faisal sangat mengaguminya.

"Sekarang saat nya Ibu yang pasangkan ke jari mas Faisal ya," ujar Aura dengan nada yang sangat halus dan lembut

"Iya Nak," jawab nya, kemudian Ibu nya bergeser ke samping Faisal.

"Bismillah, mana tangan nya Nak Faisal, Ibu akan menjadi salah satu saksi awal permulaan hubungan ini ... Alhamdulillah," ujar Ibu Faisal setelah memasangkan cincin di jari manis Faisal.

"Alhamdulillah, cincin sudah terpasang di jari kedua insan yang saling mencintai ini, semoga mendapat ridho dari Allah sehingga di permudah dalam segala proses nya nanti sampai hari pernikahan mereka, lalu kita akan lanjutkan acara yang selanjutnya ya itu mencicipi hidangan yang sudah di siapkan oleh tuan rumah," ucap Kakak ipar Aura sebagai orang yang mengatur jalan nya acara.

'Alhamdulillah ... apakah ini mimpi? Aku sedang bermimpi kah ini di persunting oleh lelaki yang Aku nanti selama lima tahun, tidak! ini kenyataan, ini bukan mimpi, terimakasih ya Allah engkau telah mendengarkan doa ku, semua harapan dan penantian ku telah engkau kabulkan, tidak ada kebahagiaan yang melebihi ini semua, mas Faisal, semoga kelak Aku bisa menjadi sosok istri yang kamu idamkan, menjadi istri Sholihah, menjadi ibu dari anak-anak mu, ini mimpi ku selama ini, namun yang insya Allah mimpi itu akan menjadi kenyataan, amiiiiiiin' ujar Aura dalam hati.

'Dek Aura ... terimakasih ... terimakasih engkau telah sedia menerima lamaran ku, dan terimakasih engkau telah Sudi menungguku selama 5 tahun ini, Aku sangat yakin bahwa engkau sosok wanita yang suci, engkau baik, engkau adalah bidadari surgaku, Aku sangat bersyukur karena masih bisa di persatukan dengan mu, meskipun 5 tahun yang lalu kita harus mengalami pahitnya perjalanan cinta kita, tapi kali ini dan seterusnya insya Allah kita akan menikmati manisnya dan indahnya cinta jika sudah mendapat ridho dari Allah, semoga semua acara yang kita rencanakan bisa berjalan dengan lancar sampai selesai nanti Dek, dan Aku berharap Kamu lah yang menjadi istri dan calon ibu dari anak-anakku nanti, amiiiiiiin' Ujar Faisal dalam hati.

Kedua insan yang sedang merasakan kebahagiaan itu tidak henti-hentinya saling mengucapkan syukur atas anugerah yang di berikan oleh Allah kepada mereka.

kedua insan yang sedang di mabuk cinta, mereka saling bertatapan dan menyampaikan pesan lewat tatapan bahwa mereka saling merindukan, namun tiba-tiba pandangan mereka di bubarkan oleh Ibu Faisal yang memanggilnya untuk menikmati hidangan di depan mereka.

"Ayo Faisal dinikmati dulu ini makanan nya, kangen-kangenan nya nanti lagi," ujar Ibu nya menggoda Faisal.

Aura tersipu malu karena ketahuan sedang saling mencuri-curi pandang dengan Faisal.

"Bu, Faisal nggak makan ya, Faisal masih sangat kenyang," ujar nya sambil memegang perut.

"Lo Lo Lo ... karena saking seneng nya ya jadi gak lapar, Hi hi ... Ibu tahu kok Kamu sedang bahagia sekali tapi masak Sampek gak mau makan sih Nak, ayo makan dulu," ledek Ibu Faisal sehingga membuat Putri tersenyum sendiri melihat nya.

"He he ... iya Bu Faisal memang masih kenyang, tadi sebelum kesini Faisal kan sudah makan, Faisal pengen bicara sebentar saja sama Dek Aura, boleh kan Bu?" ujar pemuda tampan dambaan Aura itu.

"Oooh ... gitu to, alasan nya nggak lapar ternyata lagi pengen kangen-kangenan, ya sudah silahkan kalau memang mau bicara sama Nduk Aura, mumpung masih disini," ledek Ibu Faisal.

"Agh Ibu, Faisal kan jadi malu, ya sudah Faisal kedepan dulu ya Bu," ujar nya, kemudian ia memandang Aura yang sedang menyiapkan makanan dan Faisal memanggilnya dengan lirih.

"Dek Aura,"

Aura menoleh sembari tersenyum menjawab panggilan dari Faisal.

"Iya Mas Faisal, bagaimana?" jawabnya.

"Mas pengen ngobrol sebentar sama Adek di teras, bisa?" tanya Faisal.

Jantung Aura sangat dag Dig dug mendengar ajakan Faisal.

"Uumb ... iya Mas bisa, mari!" Aura mengajak Faisal kedepan lewat jalan belakang agar tidak melewati depan nya para tamu yang hadir.

Dengan rasa malu Aura berjalan pelan di depan Faisal, dan diikuti Faisal di belakang.

Kakak Aura yang sedang duduk di ruang keluarga bagian belakang melihat mereka berdua berjalan keluar, terlihat sangat sopan, spontan ia meledek Adek nya yang tiba-tiba berubah menjadi wanita yang kalem, lemah lembut itu.

"Ehem ... ehem ... ada yang tiba-tiba berubah menjadi bidadari ini kayak nya, ciee ... ciee, hati ku rasanya kayak mau copot," ledek nya.

Aura melototi Kakak nya.

"Maaf mas ya atas sikap Kakak Aku, memang Kakak suka banget ngeledekin Aku dari dulu," ujar Aura yang merasa malu dengan sikap Kakak nya.

"Iya Dek gakpapa," jawab Faisal sembari tersenyum.

Sesampainya di teras mereka duduk di kursi yang di sediakan, ada dua kursi di kanan dan kiri, di tengah jya tersedia meja.

"Oh iya, sebentar Mas, Aura ambilkan minum ya," ujar Aura, Tangan nya gemetar, jantung nya berdetak kencang, Aura menjadi salah tingkah sendiri.

"Enggak usah Dek, saya cuma mau bicara sebentar kok, nggak lama," ujar Faisal yang mencegah Aura mau pergi dengan alasan mengambil minum, padahal Faisal sangat faham kalau Aura sedang salah tingkah.