"Kamu itu sudah mau nikah juga kok masih manja kayak anak kecil aja to Ra Ra," ujar Ayah yang melihat tingkah Aura.
"Iiih Ayah, Aura meskipun sudah menikah kan tetap di panggil Adek, jadi ya berarti tetap Aura yang kecil dong Yah, yakan Buk," jawab Aura sambil memeluk nya.
"Iya ... Kamu tetap menjadi anak Ibu yang paling kecil," jawab Ibu nya.
Keluarga Aura sangat terlihat rukun dan adem ayem.
Aura tertidur di depan tv bersama ibu nya dan Aura sampai lupa untuk cuci muka.
"Aura bangun, pindah ke kamar sana, dingin ini loh disini," ujar Ibu Aura yang terbangun tengah malam karena kedinginan.
"Uumb ... Iya," jawab Aura sambil tidur.
"Ayo cepat bangun, Ibu tinggal ya," ucap Ibu.
Karena Aura anak nya sangat penakut jadi ia bangun dan pindah ke kamarnya.
***
"Dek Aura," panggil Faisal.
Aura yang sedang bersantai di taman terkejut mendengar suara Faisal, ia pun langsung menoleh.
"Mas Faisal, kok disini?" tanya Aura dengan wajah bahagia.
"Mas kangen Dek, karena kita sudah sah jadi kapan pun mas kangen sama Adek gakpapa kan, gak berdosa kan kita bertemu Dek," ujar Faisal.
Aura sangat bahagia, ia langsung memeluk Faisal.
"Sama Mas, Aura juga kangen banget sama mas Faisal," jawab Aura.
"Dek ... Mas cuma mau pesan, tolong di jaga diri Adek ya, jika Adek mencintai Mas maka cintailah hanya karena Allah, agar kita dapat keberkahan dari hubungan kita Dek, dan pesan yang paling utama dari Mas, jika Kamu mencintai siapapun di dunia ini maka jangan sampai cinta itu melebihi cinta terhadap Allah dan rasulnya ya Dek, karena jika Kamu mencinta Allah dan Rasul niscaya Kamu tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati," ujar Faisal dengan halus.
"Iya Mas, makasih ya sudah ngingat Aura, Aura janji akan mencinta siapa pun termasuk Mas Faisal dengan wajar, Rasa cinta Aura ke mas Faisal tidak sebesar cinta kepada Allah dan rasulnya," jawab Aura.
"Alhamdulillah, kalau gitu mas pamit dulu ya Dek, Assalamualaikum," ujar Faisal.
"Mas, mau kemana mas, tolong jangan tinggalin Aku, Aku masih kangen," ucap Aura sambil menahan tangan Faisal.
"Enggak Dek, Mas nggak bisa lama-lama lagi disini, Mas harus pulang," jawab nya, kemudian ia langsung pergi dan tiba-tiba hilang.
"Mas ... Mas Faisal, tunggu mas," teriak Aura dengan sangat kencang.
***
"Aura ... bangun, bangun Nak," panggil ibu Aura yang mendengar suara Aura memanggil-manggil Faisal dengan sangat kencang.
Aura pun terbangun, wajah nya penuh dengan keringat, nafas nya ngos-ngosan.
"Ya Allah ... ternyata cuma mimpi, astaghfirullah," ujar nya sambil menutup muka nya.
"Mimpi apa to kok Sampek ngos-ngosan gitu, panggil-panggil nama Faisal lagi," tegur Ibu Aura.
"Emb ... enggak kok Bu, Aura cuma mimpi itu ... ah gak penting, uumb ... sudah siang ya Bu, Aura mandi dulu ya," jawab Aura, ia takut di ledekin sama kakak dan Ibu nya jika cerita tentang mimpi nya.
Aura langsung bangun dan mengambil handuk untuk mandi karena ia harus mulai kerja pagi ini.
"Iya udah sana cepetan mandi, ugh bau nya kagak enak banget," ledek Ibu sambil menutup hidung nya.
"Iih Ibu, Aura loh walaupun gak mandi juga tetap wangi," jawab nya sambil keluar.
"Heemb ... dasar si bungsu, dari kecil sampai sekarang hobinya bangun kesiangan, untung masih haid" gumam Ibu Aura sambil menggeleng kan kepalanya.
Selesai mandi Aura lanjutkan bersiap-siap, seperti biasah ia menyisir rambutnya kemudian mengenakan hijab pasmina dengan warna kesukaan nya.
Aura yang selalu terlihat ceria di setiap pagi nya, ia selalu mengawali pagi nya dengan senyuman, dan tak lupa pula di iringi dengan nyanyian-nyanyian.
"Aku jatuh cinta lagi, cinta yang dulu bersemi kembali, Aku jatuh cinta lagi ... ih Aura, Kamu kan memang jatuh cinta cuma sama Faisal, tidak ada lagi selain dia, aneh sekali nyanyi lagu tadi, huumb, sudah cantik," Aura sambil bercermin.
"Huumb Kamu memang cantik Aura, baru tahu ya Kamu, huh .. kemana saja sih kok baru tahu, ha ha ha, Ih ... kok Aku kayak orang gila gini ya," ucap Aura yang berbicara sendiri di depan cermin.
"Hai Ibu, Bapak, Kak," sapa Aura dengan wajah sumringah.
"Humb ... bahagia banget kelihatan nya Dek," sahut Kakak Aura.
"Iya dong, pagi-pagi itu harus di sambut dengan ceria, jangan marah-marah, atau galau, gak baik tauk," jawab Aura.
"Wow ... nasi goreng, umb ... aroma nya sedap banget kayak nya, ugh membuat perut Aku tambah lapar deh," ujarnya.
"Huumb ... itu tuh kalau hawa-hawa pengantin baru," ledek Ibu Aura
"Sudah, sudah ... sekarang makan dulu nanti kalau selesai makan baru lanjut lagi ngomong ya, gak baik makan sambil ngomong terus," tegur Ayah Aura yang dari tadi hanya menjadi pendengar ocehan mereka bertiga.
"He he ... iya Yah, maafin Aura ya," jawab Aura sambil meneruskan makan nya.
Setelah selesai makan Aura langsung berpamitan untuk pergi kuliah.
"Ibu .. Bapak ... Aura pamit dulu ya," ujar Aura sambil mencium tangan kedua orang tua nya.
Pas Aura mau keluar tiba-tiba ada yang datang dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam ... Eh ada Kak Fahri, ada apa Mas?" tanya Aura.
"Itu, saya mau antar bunga pesanan Ibu, yang kemarin di tukar karena kurang suka itu," jawab Fahri sambil terus memandangi wajah cantik Aura.
"Ooh iya iya, sebentar ya Aku panggil Ibu, masih sarapan dia," jawab Aura, kali ini wajah Aura seperti ada yang berbeda sehingga Fahri tidak berpaling menatap nya.
"Hei ... jangan Pandang-pandang calon istri orang Kak, Aura sudah milik Mas Faisal Sekarang jadi Kak Fahri gak boleh lihatin Aku kayak gitu ih," cetus Aura sambil memukul beberapa lembar kertas yang ada di tangan nya.
"Eh iya maaf, he he ... Kamu cantik banget sih membuat mataku tak ingin berpaling deh rasa nya," jawab Fahri sambil ketawa.
Namun Aura sama sekali nggak baper, ia malah tambah memukul Fahri lebih keras.
"Mata itu di gunakan untuk melihat hal-hal yang baik jangan untuk maksiat terus," cetus Aura.
"Haduh neng, jangan galak-galak atuh, kan saya cuma bercanda, hehe ... maaf ya Aura, nggak ada maksud kurang ajar kok," Fahri menyadari kalau Aura mulai risih dengan sikap nya.
Aura melototi Fahri dan ngomel-ngomel terus.
"Kak Fahri ... jodoh itu cerminan diri sendiri, jadi kalau Kakak pengen dapat jodoh yang terbaik maka perbaiki dulu sikap Kakak yang jelalatan melihat cewek cantik kayak Aku,"cetus Aura dengan ekspresi judes.
Karena mulai merasa kesal dan risih Aura langsung pergi dengan mengendarai Motornya.
Sebelum pergi pun ia masih sempet-sempet nya pasang muka sinis kepada Fahri.