webnovel

Lost In Lust ~The Qoza Curse

info : cerita ini ditawarin kontrak jadi bakal update setelah kontraknya selesai. tks Peringatan : cerita ini tidak diperuntukkan bagi yang berusia 17 tahun kebawah karena mengandung unsur seksual dan konten yang tidak biasa. - - - - - - - - - - - Ditinggal sahabat yang selalu mendukung dan menjaga Dinda membuat Dinda sakit. Sakit yang ditanggungnya lenyap saat kegelapan malam menelan Dinda dan membawanya pada dimensi lain. Mahluk yang menunggu Dinda disana menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Dinda bayangkan sepanjang hidupnya. " MONSTER"

SakamiStory · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Pilihanmu

Rey memeluk dinda dari belakang setelah mereka selasai memuaskan rasa lapar di perut mereka dan bersantai didepan televisi sambil memakan apel yang sudah dinda kupas dan potong sebelumnya. Dinda duduk diantara kaki rey sambil menyandarkan punggungnya kedada rey dengan santai. Tindakan yang sangat intim namun bagi mereka rey dan juga dinda merupakan hal yang biasa serta sudah menjadi kebiasaan. Dinda dan rey sudah terbiasa bergelung bersama tanpa adanya nafsu dan keinginan jelek dalam pikiran mereka.

Dinda menyuapi dirinya dan rey secara bergantian karena kedua tangan rey telah bersarang diperut dinda dan tidak punya keinginan untuk bergerak sama sekali. Sesekali mereka akan tertawa ataupun berdebat memperdebatkan alur cerita ataupun karakter tokoh dari film yang mereka tonton.

Baik dinda maupun rey sama sekali tidak menyinggung tentang keputusan yang akan diambil dinda tentang hubungan mereka. Berpura tidak mengetahui maupun ingin tahu seolah dengan diam semuanya tidak akan berubah. Mereka berdua ingin menunda selama mungkin perpisahan yang mungkin sudah menanti mereka.

Rey semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh dinda saat memikirkan hal itu. Rey sama sekali tidak ingin membodohi dirinya sendiri dengan membuat kesimpulan palsu didalam pikirannya sesuai harapannya. Rey sangat mengenal dinda bahkan terlalu mengenalnya untuk mengetahui kalau dinda sudah memilih untuk berpisah darinya. Dan kenyataan itulah yang sangat menyakitinya bahkan sebelum mereka benar-benar berpisah.

Dindanya yang dulu seperti gelas kaca yang sudah hancur. Dindanya yang tidak memiliki semangat untuk hidup sama sekali dimatanya, kini sudah tidak membutuhkannya lagi. Rey bertemu dengan dinda saat dinda mencoba membunuh dirinya dengan cara melompat dari jembatan. Rey yang kebetulan berolahraga pagi melintasi jembatan itu dan berhasil menolong dinda sebelum dinda melompat. Saat itu rey sangat ingin memarahi dinda namun saat melihat wajah dinda rasa marah didalam diri rey seketika hilang. Wajah dinda sama sekali tidak memiliki emosi apapun yang rey temui dibola mata itu adalah kekosongan.

Rey yang berprofesi sebagai konsultan mental sangat mengerti bahwa untuk memasuki diri dinda butuh kesabaran yang sangat banyak dan juga kehati-hatian. Dinda bukan hanya sekedar rapuh namun dinda sudah hancur pada saat itu. Rey merawat dan menjaga Dinda dengan sangat. Waktu demi waktu pun berlalu dan cara rey yang meski lambat akhirnya berhasil membawa dinda keluar dari ruang kekosongan dalam hatinya. Sedikit demi sedikit rey mengumpulkan pecahan diri dinda dan menyatukannnya kembali.

Rasa bergantung yang dimiliki dinda pada rey lah yang membuat rey jatuh hati pada awalnya. Ketergantungan dinda padanya sangat menyenangkan diri Rey hingga membuat seluruh perhatian yang dimiliki rey dalam dirinya tercurah seluruhnya pada dinda. Hingga pada akhirnya Rey juga mencurahkan seluruh hatinya pada dinda.

dua tahun, dua tahun mereka bersama dan kini semua harus berakhir. Rey lalu teringat pesan dosen dan seniornya dahulu, mereka memperingatkan satu hal pada rey. Jangan pernah jatuh hati pada pasienmu, itu adalah pesan mereka pada Rey. Rey mengiyakan pesan mereka karena dulu karena Rey berpikir untuk jatuh hati pada pasien adalah suatu hal yang konyol. Dan sekarang Rey menjadi kekonyolan itu sendiri, pikirnya masam.

Rey bertanya pada mereka mengapa mereka melarang rey untuk jatuh hati pada pasiennya. Mereka mengatakan bahwa banyak kemungkinan pasien akan bergantung pada kita sebagai penyelamatnya namun ketergantungan itu sama seperti ketergantungan seorang anak pada orang tuanya. Mereka tidak akan menganggap kita sebagai seseorang yang akan dicintai dengan cinta terhadap lawan jenis. Bagi mereka kita adalah penolong, penyelamat, dan tidak jarang menjadi penindas, penyiksa, bahkan monster untuk beberapa kasus.

Rey juga telah membaca laporan dimana seorang konsultan mental diperdaya oleh pasiennya karena hatinya jatuh pada pasiennya dan akhirnya mati ditangan orang yang dicintainya. Dan sekarang dengan berbagai banyaknya laporan dan peringatan yang diterima Rey, Rey malah jatuh pada lubang yang sama.

Rey sadar kalau dinda sama sekali tidak mencintainya seperti rey mencintai dinda. Dinda mencintainya seperti seorang anak mencintai orang tuanya dan seperti seorang adik pada kakaknya. Rekannya akan memvonis rey bersalah karena jatuh hati pada pasiennya. Apakah cintanya adalah kesalahan? Rey tidak ingin cintanya menjadi kesalahan. Rey mencintai dinda dengan tulus.

Merasakan cinta yang meluap dari hatinya tanpa sadar rey mengecup pundak dinda. Seketika tubuh dinda kaku dan jelas menunjukkan ketidaknyamanannya karena perlakuan rey yang tiba-tiba. Rey pun ikut merasa tidak nyaman karena reaksi dinda yang sangat jelas. Setelah terdiam sesaat dinda membuka belitan tangan rey diperutnya dan menyingkir dari rey. Dinda memilih duduk sejauh mungkin dari rey diujung sofa.

" rey" panggil dinda.

" din, aku pulang ya" balas rey tergesa, seketika panik. Rey tidak ingin mendengar kata apapun dari dinda.

" rey" panggil dinda lagi.

" ya, besok aku ada janji dengan pasien pagi sekali. Jadi aku harus segera beristirahat" kata rey. Dinda dengan tergesa mengejar rey yang sudah tergesa-gesa untuk pergi. Dinda meraih tangan rey untuk menghentikan rey.

" rey, aku sudah memutuskan untuk.."

" cukup din!. Aku tidak ingin tahu" kata rey memotong ucapan dinda. Rey takut semua akan segera berakhir.

" tapi rey..."

" sudah din. Aku pulang" kata rey lesu sambil melepas tangan dinda yang menggenggam tangannya. Sementara dinda yang takut tidak akan memiliki keberanian seperti sekarang memilih memberitahukan keputusannya dengan lantang.

" aku memilih untuk kita berpisah rey" langkah rey langsung terhenti mendengar ucapan dinda. Kedua tangannya jatuh dengan lemah lalu rey mengepalkan tangannya kuat. Napas rey langsung memburu dikarenakan amarah yang langsung mengambil alih dirinya. Rey ingin mengendalikan amarahnya tapi tidak mampu.

" tentu saja begitu" kata rey sinis lalu membalikkan badannya. " aku tidak ingin menyakitimu rey, kamu tidak mengerti, aku tidak bisa, aku tidak mampu, aku tidak pantas, bla, bla, bla.." mendengarnya wajah dinda langsung pias.

" memangnya aku siapa untukmu ya kan? Hanya seorang dokter bodoh yang kebetulan menyelamatkanmu dan dengan tololnya mencintaimu. Ah, pasti aku seperti orang bodoh yang konyol dimatamu!"

" rey" bentak dinda. " aku tidak pernah menganggapmu begitu!"

" oh, tidak pernah. Tentu saja tidak pernah karena bagimu aku hanya alat penolong yang akan kau buang saat kau tidak butuh lagi. Begitu bukan?" tekan rey.

" aku tidak begitu rey, kamu tidak mengerti..."

" ya, tentu saja aku tidak mengerti" potong rey. " selalu tidak mengerti. Orang yang kau buang ini tidak mengerti sama sekali, lalu bisakah kau membuatku mengerti!" pada akhir perkataanya rey menggertakkan giginya. Rey ingin sekali melampiaskan amarahnya agar pikirannya tidak menjadi buta dan malah menyakiti dinda. Amarah rey berbanding terbalik dengan dinda yang justru bersedih dengan tuduhan rey.

" Rey..."

jangan lupa vote dan komen nya ya??

Jika kamu menikmati novel aku, tolong tunjukkan dukungan di Webnovel dan selalu tetap 2 bab kedepan di sana:

https://dynamic.webnovel.com/fanficapp/15439965506525605

Unduh aplikasi dari app store atau cari www.webnovel.com di browser web kamu untuk mengaksesnya agar mudah dibaca!

SakamiStorycreators' thoughts