9 chapter 9 | Happy Anniversary Yang Ke Tiga Menit

Nuke menatap Mela, lalu Mela balas menatapnya. Nuke beralih menatap Kenzo, Kenzo juga menatapnya, begitu pula saat Nuke melakukannya pada Galang. Hari yang membosankan, mereka hanya duduk di kelas tanpa berbuat apa-apa, untuk sekedar berguaraupun, mereka sama sekali tidak berniat.

Ini gara-gara ulangan listening dadakan Pak Haris, semua anak dibuat pusing olehnya, ulangan menyebalkan itu berhasil membuat sebagian besar anak di kelas kehilangan mood belajarnya. Jangankan ulangan listening, ulangan tertulis b.inggris pun sudah sangat susah, bahkan seorang Pamella Lara Cristian, yang nilai tes bahasa inggrisnya selalu 80 ke atas, hanya bisa menjawab 3 pertanyaan dari 15 soal. Nyatanya anak pintar juga perlu belajar untuk mendapat nilai yang bagus.

Sedangkan si bule lokal Kenzo, dia memang sangat menyebalkan, pelitnya minta ampun! Seolah nilainya akan dibawa mati, bahkan Galang CS sehidup sematinya saja tidak diberikan contekan sama sekali, Dan bukanya marah atau ngambek dan sebagainya, Galang malah bersikap biasa saja. Baginya, pintar ataupun bodoh dirinya, dia akan tetap jadi orang kaya kelak "Anak sultaaaan" ucapnya suatu ketika.

"Kita bakal diem kayak gini sampai jam istirahat selesai, nih?" Galang membuka pembicaraan.

Semenjak insiden joged dua hari yang lalu, tiba-tiba saja Galang dan Kenzo menjadi dekat dengan Nuke, dan otomatis juga dekat dengan Mela. Walaupun pada awalnya Mela sangat terpaksa, namun akhirnya dia menerima, dan jadilah 4 serangkai versi kelas 11 ips 2.

"Yang udah lewat, biarin aja napa, toh dipikirin terus juga nggak bakal bisa diulang," lanjut Galang.

"Tapi ini semua tuh salah Pak Haris!" Jika diantara mereka hanya Galang yang merasa biasa saja, maka dengan Mela berbeda. Untuk pertama kalinya, dia mendapat nilai jeblok pada pelajaran kesukaanya, tentu saja dia tidak terima.

"Seneng banget ngerjain muridnya ya!" Mela masih menunjukan kekesalanya.

"Nggak boleh gitu Mel, Kita berfikir positif aja, mungkin aja, Pak Haris punya trauma saat jadi murid sma dulu, Pernah dibully gara-gara boker di celana mungkin," ucap Nuke, memberi hipotesis sekenanya.

"Mungkin, dan dia nggak bisa bales bullyan temen-temenya, makanya sekarang dia melampiaskannya sama kita, dengan ulangan terkutuk kayak tadi," tambah Galang.

"Sangat masuk akal!" Kenzo membenarkan hipotesis ngasal Nuke dan Galang. Mereka bertiga tertawa sementara Mela hanya menggelengkan kepalanya pasrah. Teman-temanya memang sudah gila.

💌

35 derajat celcius suhu udara siang ini. Empat anak manusia itu sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Nuke asik dengan kuku-kuku tanganya. Mela tertawa, terbawa novel comedi patah hati milik Raditia Dika. Kenzo bersenandung kecil sambil membayangkan wajah Ayu ting-ting penyanyi dangdut kesukaanya, sementara Galang melamun meratapi dosanya selama tujuh belas tahun hidup.

Nuke bangkit dari bangkunya, disusul tanya dari Mela "Lo mau kemana Ke?"

"WC, temenin gua yuk."

Mela tersenyum malas lalu menjawab "Mager," ucapnya disusul kekehan.

"Yuk gue temenin," tawar Kenzo yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Nuke.

"Ogah, mending gue sendirian!"

"Yaudah," Kenzo megangkat bahunya sebelum Nuke berlari keluar kelas.

"Sial," Nuke mengumpat, melihat betapa ramainya kondisi di luar kelas. Satu-satunya akses menuju WC perempuan hanya melewati koridor kelas sebelas ipa, sialnya ternyata banyak anak cowok ipa yang tengah asyik nongkrong di depan kelas.

Tak bisa menahan hajatnya, persetan dengan mereka semua, Nuke berjalan cepat menuju WC. Melihat kondisi WC yang ramai, seketika membuat emosi Nuke melonjak sampai ke ujung ubun-ubun. Emang dasar cewek, kalau udah di kamar mandi kayak anak TK diajak ke taman safari, betah! Nggak mau balik.

"Woy keluar lo!"

Nuke menggedor keras salah satu pintu WC. sedari tadi orang di dalamnya yang Nuke duga lebih dari satu orang itu tak kunjung keluar, dan menyebalkanya, sudah Nuke teriaki keluar dari luarpun, mereka seolah tidak mendengar, mereka makin heboh, ketawa ketiwi sambil meyebut-nyebut nama seorang cowok. Dasar cewek ganjen.

Nuke beralih ke pintu WC sebelah, baru digedornya sekali, cewek di dalamnya sudah berucap "Jangan brisik! Gue lagi telpunan sama cowok gue!"

Nuke geram di tempatnya, ingin kembali lagi ke kelas tapi dia sudah tahan. Rasanya sudah di ujung tanduk. Nuke menggeram kesal, tiggal pintu terakhir yang belum dia gedor.

"Keluar lo!!"

DOORR

Nuke menggedor keras pintu sampai pintu itu terbuka lebar. Dagu Nuke seketika jatuh, mendapati tidak ada seorangpun di dalamnya.

"Kenapa lo nggak bilang kalo nggak ada orang di dalem." cecarnya pada pintu WC sambil berjalan memasukinya.

Walaupun sudah merasa lega, Nuke masih belum bisa tersenyum. Dia menatap barisan WC di sampingnya, Masih terdengar suara tawa dari cewek-cewek di dalamnya. Nuke bergidik kesal, hatinya berserapah semoga saja cewek-cewek yang belum keluar dari WC itu terkunci dari luar sampai semalaman. Biar aja, biar mereka kapok.

Nuke merapikan kembali seragamnya, niatnya ingin langsung kembali ke kelas. Namun dia urungkan saat tenggorokanya terasa kering, ini pasti gara-gara dia berteriak-triak tadi.

Nuke berjalan santai menuju kantin, suasana kantin yang mulai sepi sebab waktu istirahat akan usai sebentar lagi, semakin membuat Nuke percaya diri melangkahkan kakinya.

"Ekhem."

Nuke menoleh saat seseorang berdeham keras tak jauh darinya. Butuh waktu lebih dari tiga detik untuk menyadari siapa orang yang tengah ditatapnya. Kenzie. Dia sudah pulang? Bukanya merasa senang, Nuke malah merasa jauh. Seolah Kenzie sudah meninggalkanya sangat lama, jujur saja, hari-hari Nuke sangat sulit tanpa melihat Kenzie.

Bel masuk kelas menyadarkan Nuke, dia mengembalikan dirinya seperti semula. Sementara Kenzie masih menatapnya. Bukan hanya membuat Nuke bulsing, namun efek tatapan Kenzie juga membuat Nuke lupa pada apa yang akan dia lakukan.

Tak mau terus dalam kondisi seperti ini, Nuke segera membeli es nya dan memutuskan untuk kembali ke kelas. Setengah mati menahan perasaanya yang capur aduk namun sepertinya percuma kali ini.

"Nuke!"

Kenzie memanggilnya, dia berlari medekati Nuke. Ketika sudah sampai, tiba-tiba sesuatu yag tak terduga terjadi. Kenzie memegag tangan Nuke yang tengah menggeggam splastik es teh yang baru saja dia beli, lalu memiumya dengan sedotan yang baru saja digunakan Nuke.

Nuke hanya bisa menahan nafasnya, matanya nyalang menatap Kenzie yang belum berhenti minun sambil memegang tanganya.

"Makasih," ucap Kenzie saat sudah selesai minun. Dia berjalan meninggalakan Nuke yang masih belum mencerna kejadian ini.

Terus diberikan harapan tanpa sebuah kepastian. Nuke tidak mau terus seperti ini.

"Kenzie!"

Kenzie membalikan badanya, lalu kembali berjalan mendekati Nuke "Ada apa?"

"Gue butuh penjelasan."

Kenzie mengerutkan dahinya "Buat?"

"Buat semua yang lo lakuin sama gue," jawab Nuke ragu.

Kezie tertawa kecil, perlu beberapa saat sebelum dia mejawab "Lo belum sadar juga? bahkan setelah gue bilang lo cewek gue?" dia menatap Nuke sangsi.

Nuke menunduk "Sory Zie. Gue bukan orang yang peka. gue minta sesuatu yang lebih jelas," ucapanya seolah menyiratkan keputus asaan, siapa yang tidak lelah diperlakukan seperti ini?

Kenzie memasukan tanganya ke dalam saku celananya lalu berkata "Gue suka sama lo!" keras tanpa penekanan, Kenzie menyatakan perasaanya pada Nuke "Masih kurang Jelas?" tanyanya memastikan.

Nuke mengangkat kepalanya. Terdiam cukup lama. Ini nyata, benar-benar nyata?

Kenzie ikut tersenyum "Lo mau jadi cewek gue?" dia mengulurkan taganya mengajak tangan Nuke untuk mau di genggam.

Nuke semakin dibuat tak menyangka "Gue harus jawab apa?"

"Lo harus jawab mau."

Nuke tersenyum manis, dia meraih tangan Kenzie dengan mata berbinar "Oke, gue mau."

Dan. Akhirnya setelah sekian lama menahan perasaanya, kini mereka merasa lega. Karena masing-masing dari mereka sudah saling memiliki.

Nuke menatap Kenzie, cowok pertama yang berhasil melepas masa jomblonya. Jujur Nuke sendiri masih tidak percaya kalau dia akan mendapatkan hati seorang Kaino Farik Al Kenzie. Cowok yang awalnya dia anggap tidak menarik.

Kenzie yang awalnya menggenggam tangan Nuke, kini beralih merangkul pundak cewek yang bersetatus sebagai pacarnya itu.

"Happy anyversery yang ke tiga menit."

Nuke terkekeh mendegar ucapan Kenzie "Dih alay banget tau nggak."

"Tapi lo suka kan?"

Nuke hanya tersenyum, Kenzie mengantarkan Nuke sampai di depan Kelas. Seketika semua anak di kelas bersorak riang saat Kenzie mengusap pucuk kepala Nuke sebelum kembali ke kelasnya. Nuke segera menyusul Mela duduk di bangkunya.

"Uwaoo, pulang dari WC langsung dapet cowok, kalo tau gitu mending gue ikut lo tadi," ucap Mela saat Nuke sudah duduk di bangkunya.

Nuke tak hentinya terus tersenyum "Gue seneng banget Mel," ucapnya kembali membayangkan wajah Kenzie.

Sementara dari belakang Ardi berdiri dari bangkunya lalu berkata pada Nuke "PJ loh Ke, awas aja kalau nggak. Kemarin gue liat berita di tv, orang jadian nggak kasih PJ sama temen-temenya, pagi-paginya putus sama pacarnya."

"HUSHH!!"

Ardi menutup mulutnya saat mendapat serangan dari semua anak di dalam kelas. Dasar mulut jahat!

avataravatar
Next chapter