webnovel

Lollipop Girl

Namaku Sasya Ayudia Putri Pratama, biasa dipanggil Caca. Bukan, bukan karna itu nama kesayangan, tapi aku lebih suka dipanggil dengan nama Caca, sederhana dan ringan. Oh iya, tahun ini aku kelas 10 di SMA Karya Bakti, sekolah paling diminati di Jakarta. Ayahku bernama Eriko Edi Pratama, seorang pengusaha sukses dalam bidang pertambangan. Ayahku seorang yang teramat penyayang, tapi disisi lain beliau juga bisa menjadi seorang ayah yang teramat tegas. Sedang ibuku sendiri bernama Saraswati Anggraini Pratama, seorang ibu rumah tangga. Pasti dalam benak kalian dengan nama yang teramat indah ibuku adalah cerminan seorang wanita yang lemah lembut, jangan harap! Aku biasa memanggil ibuku bunda. Ok, bunda adalah orang yang teramat bahkan sangat enerjik, suka ngomel, dan yang paling penting suka ngajak ribut. But, dilain sisi aku tau bunda orang yang teramat menyayangi keluarganya. Kayaknya ada yang lupa deh, oh iya aku punya seorang kakak laki-laki yang hanya beda usia 1 tahun denganku. Namanya Danis Sebastian Putra Pratama, kakak yang teramat menyebalkan dan paling usil. Wajar sih, karna aku saudara satu-satunya. Namun, aku tau bahwa dia kakak yang selalu menyayangiku, sama halnya dengan aku. Bang Danis juga sekolah di SMA yang sama denganku. Dia seorang Wakil Ketua Osis yang pastinya akan ikut menjadi panitia MOS. Aku memang dari keluarga berada, tapi ayah dan bunda selalu mengajarkan untuk hidup sederhana dan membaur dengan tetangga sekitar, dengan begitu kita akan hidup dengan tentram. Dan satu hal lagi... Aku suka lollipop, sangat suka!! ***** Nama gue Bara Bagaskara Darmawan, gue sekolah di SMA Karya Bakti. Papa gue Andri Hendra Darmawan, seorang pengusaha. Mama gue Anggita Herwina Darmawan, seorang desainer. Gue punya saudara yang nggak perlu gue kenalin, nggak penting. Dan satu lagi, gue suka semua hal. Kecuali seenggok manusia bernama CACA. ***** “Selagi kamu masih bisa ngrasain manisnya lollipop kenapa harus takut sakit gigi?” ~Caca “Kenapa harus ngrasain sakit dulu kalo cuma mau ngrasain manisnya hidup?” ~Bara

Tani_Asih · Teen
Not enough ratings
11 Chs

Part 8

Setelah mereka menghabiskan waktunya di kantin, Caca dan Rere berjalan kembali ke kelas untuk menerima kegiatan selanjutnya. Mereka melewati koridor yang masih ramai oleh anak baru maupaun murid SMA Karya Bakti yang memang masih asik nogkrong didepan kelas. Entah sedang menggosipkan apa. Sedangkan Orland sendiri pamit ke kamar mandi.

"Re! Rere tau nggak-"

"Enggak tau," jawab Rere cepat sebelum Caca menyelesaikan perkataannya.

"Ih Caca kan belum selesai ngomongnya," balas Caca semberut dengan sesekali menjilat lollipop ditangannya.

"Yaudah apa? Lagian lo sih, udah tau mau cerita malah pake tanya segala. Ya jelas gue nggak tau lah," jawab Rere tak mau kalah, niatnya sih mau jailin Caca.

"Ishh, jadi tadi tuh ada kakak panitia yang nyamperin Caca. Itu tuh yang pake jas item tadi lo, pas kita upacara. Masak rambut Caca disuruh ganti warna sih Re, katanya rambut Caca kayak pake semir. Padahal mah nggak, Caca kan jadi bingung kalo kaya gini," curhat Caca.

"Ngapain bingung sih? Yaudah tinggal kesalon kan gampang, gitu aja ribet sih Ca. masih untung lo Cuma disuruh buat ganti warna rambut, belum lagi di suruh gundul tuh," jawab Rere sekenanya.

"Ihh..Rere kok gitu. Masak Rere nggak tau sih, kan nggak boleh rambut disemir hitam Rere. Kata temen Caca itu haram, apalagi nanti kalo disemir kan pasti rambutnya dikeramasin segala, kan Caca lagi dapet. Nggak boleh dong," balas Caca yang mengingat kembali perkataan temannya sewaktu SMP.

"Lah emang iya? Kok gue baru tau, ngawur tuh pasti temen lo. Orang nyemir rambut mah nggak di larang Ca, ngapain diwarna item malah nggak boleh sih?" tanya Rere bingung.

"Nggak tau, kata temen Caca gitu. Makanya Caca nggak brani warnain rambut, jadi gimana dong Re? Caca bingung tau," tanya Caca memelas.

"Kalo dari gue ya jelas gue saranin lo semir itu rambut lo, selain itu gue nggak tau lagi," jawab Rere final.

"Yah…" pasrah Caca.

Mereka sampai di dalam kelas dan langsung kembali ke tempat duduk yang kebetulan ada didepan. Untuk pengaturan tempat duduk sendiri yaitu later U, sehingga semua anak dapat dijangkau.

Baru beberapa menit mereka duduk terdengar pengumuman dari sound yang terdapat ditiap kelas. Pengumuman tersebut berisi nama-nama anak baru yang ditunjuk untuk segera berkumpul di ruang paduan suara. Salah satunya yaitu Caca.

"Eh Re itu tadi beneran nama Caca nggak sih yang dipanggil?" tanya Caca pada Rere yang sedang bermain hp.

"Kayaknya sih iya, coba deh lo kesana," jawab Rere tanpa mengalihkan pandangannya, emang susah kalo orang udah pegang hp buat main ig, apalagi tik-tok.

Caca pun bergegas menuju ruang paduan suara yang ia ketahui letaknya dari anak-anak yang juga keluar dari kelas.

Sampai diruangan, sudah terdapat banyak anak baru yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, didampingi oleh satu orang guru yang bernama Pak Wahid. Intinya mereka dikumpulkan untuk mewakili menjadi paduan suara di acara penutupan MOS. Hampir 1 jam lebih dihabiskan oleh Pak wahid untuk memberikan pengarahan terkait latihan serta lagu-lagu yang akan dibawakan. Namun latihan pertama baru akan dimulai besok.

*****

Selepas acara kumpul Caca kembali kedalam kelas yang masih diisi oleh panitia, tapi tak lama kegiatan diakhiri karna memang sudah waktunya jam pulang. Setelah panitia meninggalkan kelas, dengan hebohnya Rere menceritakan kejadian saat Caca tak berada didalam kelas.

"Gila Ca! Coba aja lo tadi nggak ngumpul, nangis lo pasti. Masak tiba-tiba ada sidak lagi, mana tatib nya pada galak. Sumpah ngeri banget anjir, untung ginjal gue masih sehat," ucap Rere menggebu-gebu.

"Masak sih? Emang tadi diapain aja? Trus hubungannya sama ginjal apa?" tanya Caca penasaran.

"Yah lo mah diajak bercanda juga tetep aja nggak paham Ca, dahlah nggak usah bahas yang itu. Intinya tadi sekelas pada kena marah sama tuh tatib, udah kayak malaikat pencabut nyawa aja tuh pada." Jawab Rere "Lo liat nih Ca, Cuma gara-gara poni gue didepan gini aja masak gue kena marah, katanya nggak rapi lah, nggak enak dipandang lah. Mana gue nggak punya jepit lagi, akhirnya gini deh," lanjut Rere sambil menunjukkan poninya yang dijepit menggunakan tutup bolpoin.

Caca sebenarnya sudah akan bertanya mengenai itu, rasanya aneh saja melihat Rere menggunakan jepit rambut dari tutup bolpoin, hahaha.

"Nggak papa Re, kamu jadi lucu kalo gitu. Hahaha," jawab Caca sekenanya. Sebenarnya ia masih penasaran dengan cerita Rere.

"Ye dasar lo, awas aja lo besok sampek nangis. Udah gue nggak mau spoiler panjang-panjang, biar lo tau sendiri," ucap Rere

"Yah kok gitu sih, trus tadi ada pengumuman apa aja? Caca mau liat dong, mau Caca salin," kata Caca sambil mengeluarkan buku dan tempat pensil.

"Nih, lo liat aja sendiri," ucap Rere sambil menyerahkan bukunya pada Caca.

*****

Sesampainya dirumah, Caca bergegas menemui bundanya yang kebetulan sedang dibelakang rumah menyiram bunganya.

"Assalamualaikum, bunda Caca pulang!" teriak Caca baru sampai depan pintu.

"Duh Ca, kebiasaan banget kalo pulang suka teriak-teriak," omel sang bunda.

"Hehe. Bun abang belum pulang?" tanya Caca yang melihat rumah sepi, sedang ayahnya pasti belum pulang dari kantor.

"Belum, emang kenapa? Tumben nanya," tanya sang bunda heran. Sebab ia tau bahwa kedua anaknya sama dengan tom and jerry yang tidak bisa akur.

"Gpp. Nanya aja. Oh iya bun besok Caca disuruh bawa bekal bun, nih," ucap Caca sambil memberikan buku catatannya.

"Yaudah besok bunda siapin,"

"Oh iya bun, caranya biar rambut item tanpa disemir itu gimana?" tanya Caca pada bundanya yang kembali sibuk dengan tanamannya. Sang bunda ya mendengar Caca bertanya sempat berpikir sebentar, sebelum pandangannya beralih pada tanaman lidah buaya yang kebetulan sedang dipegannya.

"Pake ini nih Ca, bisa bikin rambut item. Nih bunda ambilin," jawab sang bunda dengan mengangsurkan satu potong lidah buaya.

"Ini diapain bun?" tanya Caca bingung.

"Ya kamu belah aja itu jadi dua, trus kamu olesin ke rambut kamu," jelas sang bunda.

"Oh oke, kalo gitu Caca ke kamar dulu ya bun," pamit Caca yang hanya dibalas gumaman.

*****

"Ini nanti beneran item nggak ya?" tanya Caca bermonolog didepan kaca setelah mengoleskan lidah buaya dirambutnya.

"Apa Caca tanya nenek aja ya? Kan biasanya orang tua suka tau kalo yang gini-gini,"

Caca pun bergegas mengambil handphone-nya dan menghubungi sang nenek yang tak membutuhkan waktu lama untuk diangkat.

"Hallo Ca, ada apa? Tumben telpon nenek," tanya nenek Caca.

"Hallo nek, hehe. Caca mau tanya nih nek, biar rambut item itu dipakein apa ya? Tadi bunda bilang pake lidah buaya,"

"Woh itu mah gampang, kalo mau rambut item ya diolesin aja sama minyak,"

"Oh jadi pake minyak ya nek, yaudah Caca tutup ya nek. Mau langsung Caca praktekin," jawab Caca antusias.

"Eh Ca tapi-,"

"Bye nenek!" jawab Caca sebelum ucapan neneknya selesai. Emang dasar cucu durhaka!

*****