Sampai di sekolah, Naufal bertanya ke satpam terdekat untuk tempat parkir. "Maaf pak, tempat parkir dimana ya?" Sang saptam pun menunjukkan tempat parkir di dekat sekolah tersebut.
Setelah terparkir, Naufal kembali ke depan sekolah tersebut. Tertulis besar "SMK JAYA SRIWIJAYA". Naufal pun memasuki sekolah tersebut, dikarenakan belum terbiasa Naufal pun berkalan-jalan di dalam sekolah mencari ruang guru.
Dikarenakan masih pagi hari, tidak banyak orang di sekitar sekolah, namun ada seorang guru laki-laki yang menyadari keberadaan Naufal. Sambil tersenyum, guru tersebut pun mengucapkan "Naufal ya? Tolong ikut saya."
Daripada bingung, Naufal mengikuti guru tersebut menuju ke ruang guru untuk mengkonfirmasi namanya di sekolah. Dia terdaftar di kelas X DKV 2 (Kelas 10 DKV 2).
(Naufal memiliki hobi untuk menggambar sesuatu, jadinya orang tuanya pun memilih kelas DKV untuk Naufal.)
Guru tadi pun memperkenalkan namanya ke Naufal. "Nama saya pak Gary Sudirman, wali kelas kamu."
Pak Gary lebih muda dari perkiraan Naufal. Pak Gary pun melanjutkan perkataannya. "Saya masih berumur 24 tahun, dan saya masih baru di sekolah ini. Salam kenal."
Naufal berjabat tangan dengan pak Gary, dan menjawab dengan senyum polos. "Salam kenal juga pak, saya Naufal Putra sebisa mungkin membantu kelas kita untuk menjadi lebih baik." Menyeringai.
Setelah mengobrol panjang, saatnya Naufal memperkenalkan dirinya di kelas. Pak Gary pun menunjukan jalan menuju kelasnya yang berada di lantai 2 dekat tangga.
Memasuki kelas bersama pak Gary, kesan pertama Naufal tidak terkejut melihat murid-murid pak Gary sedang mencoret-coret tembok menggunakan spidol.
"Ok semuanya! Kita memiliki murid pindahan baru, mohon perhatikan." Setelah pak Gary mengucapkan tersebut, semua muridnya pun duduk dengan tenang. "Silahkan perkenalkan dirimu." Pak Gary pun duduk di kursinya."
Naufal hampir tidak meliki rasa malu, membuat dirinya mudah untuk mengenalkan dirinya. "Nama ku Naufal Putra. Saya dari desa Kelangan, salam kenal..."
Naufal sadar jika mereka sedang membicarakan tentang dirinya, tidak terlalu peduli Naufal hanya diam saja menunggu arahan selanjutnya dari pak Gary.
"Baiklah Naufal, kamu bisa duduk di paling kiri belakang sebelah Reza." Ucap pak Gary sambil berdiri dari kursinya.
Setelah Naufal menatap ke Reza, kesan pertama dari Naufal adalah biasa saja dikarenakan dari wajah Reza tidak terlihat jika dia nakal. Naufal pun berjalan menuju bangku belakang sambil dilihatin hampir semua murid di kelasnya.
Setelah duduk beberapa menit kemudian Reza melihat Naufal sambil tersenyum lebar. "Yo... Lu Naufal dari SMA Elite yang harganya puluhan juta kan?" Naufal menjawab sambil tersenyum licik. "Ya begitulah... Gw gk bayar gara-gara gw pintar."
Reza hanya tertawa kecil, melihat jika Naufal memiliki potensi yang luar biasa. "Kita bisa gunain lu, ntar gw jelasin apa yang lu harus lakuin. Karena itu penting banget."
Reza melanjutkan perkataannya sambil memperlihatkan gambar logo dari suatu gang di kertasnya. "Logo dari gang kelas kita, Dreadlords adalah nama gang kita. Lu harus bantu kita kerena kalo kita kalah, kita semua bakal di bully oleh gang-gang lain. Jadi gw mohon bantuan lo."
Naufal tersenyum lebar dan semangat akhirnya dia mendapatkan kesenangan apa yang dia maukan. "Ok, gw bantu lo. Tapi harus ada syarat nya, buat gw jadi leader nya."
Reza menjawab dengan ragu-ragu. "Ya, gw gk bisa buat lu leader karena gw bukan leader nya. Mungkin kalo lu kerjanya bagus mungkin kita semua bakal setuju buat lu jadi leader..."