webnovel

Sodokan Kak Zeus

Demi Tuhan, aku tidak tahu bahwa kalau laki-laki itu adalah anak orang kaya. Aku sangat tidak berpengalaman dengan tetek bengeknya orang kaya. Entah kenapa feeling ku mengatakan ke depannya hubungan kami ini pasti bakal bertemu banyak rintangan.

"Kamu jangan mikir yang aneh-aneh," laki laki itu tiba-tiba menyeletuk tanpa menoleh ke belakang. "Kamu santai aja. Aku masih sama dengan Zeus yang kamu kenal di kampus kok."

Aku jadi teringat apa tujuanku kemari sebelumnya. Aku kemudian berjalan mengitari mini bar yang ada di dapur milik laki laki tersebut, kemudian aku langsung saja memeluknya dari belakang. Aku sudah tidak peduli jika detak jantungku yang kini sudah berdetak kencang secepat laju kereta api, akan terasa di punggung tegap laki laki itu. Aku benar-benar sudah tidak peduli lagi.

Laki laki itu kemudian berbalik. Tawa kecil laki laki itu menghiasi wajah tampannya. Ingin rasanya aku simpan senyuman itu untuk diriku seorang diri. Laki-laki itu memiliki tatapan yang sangat aku sukai, dan jujur terkadang aku suka cemburu tidak jelas perihal orang-orang di sekitar yang selalu dengan mudah bersahabat dengannya. "Mau kiss lagi?"

"Kakak jangan di omongin, dong! Jadi malu!"

Laki-laki itu tersenyum dan langsung menundukkan kepalanya, mendaratkan kecupan manis di bibirku lagi. "Kalau layani kamu, kapan aku bisa selesai masaknya?"

"Ara belum laper," kilahku cepat. Pagutan bibir itu... Aku mendambakannya lagi...

Laki laki itu akhirnya menyerah dengan rayuanku. Laki-laki itu kini terus menciumiku lagi dan lagi, hingga oksigen di paru-paruku tersedot semua olehnya. Nafasku tersengal-sengal. Pagutan laki-laki itu semakin liar. Laki-laki itu terus mencium dan menjilat leherku. Rasanya panas, namun menggairahkan. Sangat berbeda rasanya saat bersama Bang Nico. Mungkin karena Kak Zeus adalah orang yang aku sukai.

"Hahhh.... ahhh.., Kak, nanti di lihat orang, hahhh... Aaaahhh..."

"Di rumah ini tidak ada yang berani membuka mulutnya, apa lagi membicarakan apa yang mereka lihat." Laki-laki itu kemudian lanjut mengangkat tubuhku hingga aku terduduk di atas meja mini barnya. Laki laki itu kemudian melepaskan celemek nya terlebih dahulu, barulah kemudian membuka kancing kemeja yang ia kenakan satu per satu. Astagaaahhhhh! Tubuhnya ternyata seperti Zayn Malik atau tubuh six pack cowok keren lainnya. Bener-bener beruntung banget aku rasanya!

Laki laki itu kemudian lanjut membuka kancing seragam putih polosku yang di gunakan untuk kegiatan luar ruangan di kampus tadi dengan sabar. Mengecup bahuku yang telanjang ketika laki laki itu menarik lepas kemejaku. Seperti yang sudah-sudah, laki laki itu tidak pernah terburu buru. Kak Zeus tampak menikmati setiap detik momen yang dia lalui, dan laki laki itu juga ikut membuatku jadi ikutan larut dalam permainannya.

"Kamu kecil, tapi tubuh kamu tembem dan bagus, ya?" puji laki laki itu. Kemudian laki laki itu mulai meremas buah dadaku pelan pelan. Membuka bra-ku ketika dirasa aku sudah siap. Kemudian mulai bermain bergantian dengan kedua buah dadaku.

Permainan laki-laki itu sangat hebat! Rasa panas menjalar dari setiap jengkal sentuhannya di kulitku. Sesekali laki-laki itu melirik ke arahku, seperti mengecek apakah aku menikmatinya atau malah ketakutan. Laki laki itu seakan tahu kalau aku sangat tabu dalam hal ini.

Sepuluh menit telah berlalu, bagian bawahku sudah sangat basah. Tapi laki laki itu masih belum juga menyentuhnya. Dia seakan sibuk memberi bagian atasku rasa nyaman. "Kak... Hahhhh... Haaahhhkk.. Ba-bagian bawah Ara.... Hhnggghhhhh.... Basah..."

Laki laki itu akhirnya mendongakkan kepalanya, berhenti mengulum tonjolan pada buah dadaku. Laki laki itu kemudian kembali mengecup bibirku dan memagutnya jauh lebih panas dari pagutan sebelumnya tadi. Lidah laki laki itu bergerak dalam mulutku, minta 'disambut'. Sementara tangan laki laki itu ikut merayap memberikan sentuhan belaian lembut pada paha sampai pangkal daerah intim kewanitaanku.

Kepalaku menjadi pusing dan terasa panas penuh gairah. Aku sangat menyukai apapun yang laki laki itu lakukan. Ciumannya dahsyat! Sentuhannya membuatku ketagihan. Daerah area intim kewanitaanku terasa membuka lebar, ingin mendapatkan gilirannya dengan segera.

Akhirnya laki laki itu melepaskan celana dalamku. Laki laki itu menggesekkan daerah area intim kewanitaanku dengan jaringan secara lembut.

"Aaahhhhhhhh... Aaaahhh.... Kakkk... Aakhhhh!"

Laki-laki itu menatapku. Aku membiarkan saja laki laki itu melihat ekspresi wajahku yang lagi 'kepengen' itu.

"Ah! Aahh, hah-hahh, ahh! Ahhkk!" Laki laki itu memasukkan dua jari dan menggesekkannya dengan lebih cepat. "Aakhhhh! Hah, Kakhh! Aaah, ah, ah, aaahhhh, Ara nggak kuatthh, hnngghhh, ah, aah, aahhhkkkk!"

"Aku bakal main lembut buat kamu," laki laki itu mengecup keningku. Laki laki itu kemudian melepas jarinya dari lubang kewanitaanku. Cairan merah segar bercampur lendir menetes dari tangannya. "Astaga... Baru segini aja, sudah 'robek'?" Laki laki itu tersenyum kecil.

Aku tidak begitu mengerti. Dipikiran ku sekarang hanya ingin area intim kewanitaanku mendapatkan jatahnya juga. Aku ingin merasakan penyatuan dengan milik laki laki itu.

Kak Zeus kemudian melepaskan celananya. Mengeluarkan kejantanannya yang sudah berdiri menjulang, seakan tahu bahwa 'rumahnya' sudah ada tersedia di atas meja mini bar. Menunggu.

Aku sempat refleks menutup mata saat laki laki itu telah mengeluarkan kejantanannya. Tapi detik kemudian laki laki itu meraih tanganku, memaksa agar aku juga memperhatikan setiap titik indah di tubuhnya. Laki laki itu kemudian menggesekkan kepala kejantanannya ke dalam area lubang tembem intim kewanitaanku pelan-pelan. Membiarkan aku mempersilahkan diri dan menikmati semua perlakuannya.

Perih! Sakit! Namun rasa nikmat yang di timbulkan, mengalahkan segalanya. Akhirnya, aku dan Kak Zeus menyatu. Aku sudah tidak bisa berpikiran hal yang lain lagi. Kini, aku hanya bisa menikmati setiap sodokan yang laki-laki itu berikan padaku.

Mengikuti irama setiap sodokan laki-laki itu yang turun naik memompa area intim lubang tembem kewanitaanku. Buah dadaku juga ikut mengikutiku iramanya, aku terus mendekap pada tubuh laki-laki itu seperti koala. Sodokannya makin dalam dan sangat nikmat...

***

Aku terbangun agak terlambat hari ini. Badanku rasanya lelah setelah 'bermain' dengan Kak Zeus kemarin. Aku menyukai semua yang laki-laki itu lakukan padaku kemarin. Caranya bermain sungguh membuatku serasa melayang tinggi.

"Nak?" Mama muncul dari balik pintu kamarku. "Tumben bangun kesiangan? Sana, mandi!"

"Iya, Mam." Aku menepuk kedua belah pipiku, mencoba menyingkirkan semua bayangan wajah laki laki itu di kepalaku. Aku harus fokus dengan mata kuliah hari ini.

Begitu selesai bersiap diri, aku langsung gegas turun ke lantai bawah untuk sarapan. Tapi hal lain maka membuatku menjadi sangat kaget pagi hari ini, aku sekarang mendapati laki laki itu tengah duduk bersama Mama di meja makan.

"Pagi, Ara!" sapa laki laki itu begitu menyadari kehadiranku di meja makan.

"Pagi, Kak!" balasku mencoba terlihat girang. "Kak Zeus sejak kapan ada di sini?"

"Sekitar sepuluh menit yang lalu. Aku mau ikut sarapan. Sekalian jemput kamu."

"Saking miskinnya, sampai nggak bisa sarapan di rumah?" Bang Nico langsung berkomentar pedas yang baru muncul di belakangku.

"Nico!" Mama memperingati.