webnovel

Light Soul : Saga Of The Heir

Seorang pemuda tanpa nama ditemukan pingsan dan terluka oleh sekelompok orang dari sebuah bilik rawat di Hutan Terlarang. Saat Alvia- seorang gadis priest yang ikut menyelamatkannya- berusaha menanyakan identitas sang pemuda rupanya dia telah kehilangan ingatannya. ‎Kemunculannya yang tiba-tiba dan misterius itu mengundang kecurigaan dari Raven. Namun, saat seekor kucing ajaib bernama Salem memandang ke mata pemuda itu dia melihat sesuatu yang selama ini kaum beast nantikan. Kemunculan sang pewaris kekuatan legendaris Light Soul.

FierceHoneyBadger · Fantasy
Not enough ratings
145 Chs

Arc 3 ~ Keegoisan

Bagiku, keluarga adalah segalanya. Lahir yatim piatu dan bertahan seorang diri di jalanan seumur hidupku, aku tidak pernah merasakan seperti apa itu kehangatan keluarga.

Melalui berbagai cara, untuk bertahan hidup, dan menemukan arti dari hidupku ini aku berusaha mencari "Kehangatan" itu sendiri. Termasuk dengan bertambah kuat. Kukira, dengan begitu orang-orang yang memandangku rendah akan perlahan mempedulikanku dan memberiku kehangatan itu.

Akan tetapi, aku salah. Mereka malah merasa takut dan benci kepadaku. Dominasiku tidak membuahkan apapun selain kekosongan dan kesepian dalam hatiku.

"Hei, siapa namamu, nak?" tanya pria itu kepadaku.

"Remy... Remy Isambard. Setidaknya, itulah nama belakang yang mereka berikan padaku di panti asuhan."

"Aku dengar kau terlibat banyak permasalahan disini. Aku bisa mengeluarkanku dari sini jika kau mau ikut denganku."

"Memangnya siapa kau? Kau bicara seolah mengenalku!"

Di balik topi cendawan yang menutupi separuh wajahnya, aku bisa melihat senyuman pria itu yang tulus. Senyuman yang tak pernah kuterima dari siapapun selama hidupku.

"Tentu aku sudah mengenalmu. Kita sudah berkenalan. Kau bisa memanggilku dengan nama depanku jika kau mau. Tapi, aku lebih suka jika kau memanggilku kapten."

"Cih!" Kupalingkan wajahku yang waktu itu babak belur selepas dihajar oleh prajurit kerajaan.

"Tenang lah, aku tidak berniat buruk kepadamu. Aku tidak ingin menjualmu sebagai budak atau apapun. Aku hanya ingin mengajakmu bergabung ke organisasiku saja."

"Organisasi apa? Jangan pikir aku sepolos itu hingga percaya padamu begitu saja!" sergahku.

"SOH, organisasi dimana kita semua adalah keluarga."

Meski awalnya aku ragu dan meragukannya, pada akhirnya mataku pun terbuka pada kebaikan hati kapten.

Dia memberikan segala hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Dirinya memberiku apa itu artinya "Kehangatan". Sebuah ikatan erat dalam keluarga yang membuatmu merasa nyaman dan bahagia. Sebuah hal yang selama ini kurindukan. Sebuah hal yang ingin kupertahankan dan kulindungi selama aku hidup. Sebuah hal yang tak ingin ada seorang pun merebutnya dariku.

Apabila ada yang berani merebut "Kehangatan" itu dariku, walau satu derajat saja maka aku tidak akan segan untuk membunuhnya.

***

Muncul tiba-tiba begitu saja, Remy langsung menyerang Matheo tepat di dada kirinya. Bilah es dari embun itu menusuk jantung Matheo hingga tembus ke punggung.

Ganas tatapan Remy, berkobar dalam maniknya amarah dan kebencian. Matheo yang tak menduganya hanya tertegun menahan sakit, darah keluar bersimbah membasahi seluruh pakaiannya.

"Tuan!"

Arnocosmica menyerang Remy dari belakang. Mengincar lehernya, Arnocosmica menebas dengan segenap kekuatan. Leher pemuda itu pun putus, namun bukan darah yang memancur dari batang pangkal lehernya.

Seluruh tubuh Remy pun berubah menjadi cair dan bergerak ke belakang Arnocosmica. Dirinya kembali ke bentuk manusianya dan segera menusukkan sebilah es pada Roh itu.

"Kau!" Menyalang Arnocosmica. Matanya menyala terang.

Sadar kalau terlampau bahaya apabila dia terus melanjutkam serangan, Remy langsung mundur mengambil jarak.

Arnocosmica tanpa pikir panjang lagi pun mendekati tuannya. Dia menyentuh pundak Matheo dan berujar keras.

"Combine!"

"Combine? Dia bisa melakukan teknik itu?" Raos tersentak.

Teknik penyatuan antara Roh dan penggunanya. Dengan begitu, maka kekuatan, kecepatan, daya tahan serta kemampuan kedua pihak akan menjadi satu. Teknik ini hanya bisa dilakukan oleh Roh dan penggunanya yang melakukan perjanjian tumbal tubuh.

"Open Sigil, Healing Magic: Rapid Regeneration!" Suara Arnocosmica yang berujar. Sebuah lingkaran sigil pun tercipta di dada kiri Matheo dan perlahan menyembuhkan lukanya.

"Percuma saja, dengan luka seperti itu, bahkan menggunakan mantra tingkat tinggi pun tidak akan ada gunanya!"

Remy melaju, Arnocosmica yang mengendalikan tubuh tuannya langsung bersiaga. Bilah keduanya telah siap untuk bertemu. Aura membunuh Remy terasa jelas dari sorot matanya. Akan tetapi, ketika hanya sejengkal mereka berdua saling beradu, Giovanni tiba-tiba datang di tengah-tengah keduanya.

Mata kiri pemuda itu–yang harusnya buta–memendarkan cahaya biru terang. Hikaru mengendalikan separuh tubuhnya saat ini.

"Giovanni? Apa yang kau pikirkan dengan berada di antara kami berdua?"

"Dengarkan aku, sebelum kau menyerangnya lebih baik kau memikirkan keputusanmu itu terlebih dulu. Jangan langsung memotong tanpa pikir panjang!"

"Ini sudah bukan urusanmu lagi, Giovanni. Dia tidak lagi berniat berunding dengan kalian, maka aku berhak membunuhnya sekarang!"

"Begitu rupanya?" Giovanni melirik Renan sejenak. Terpancar raut kecewa di wajahnya.

Kembali kepada Remy, Giovanni kembali berbicara. Dia mencoba berunding dengan Remy.

"Aku tahu kenapa kau begitu marah pada Matheo. Aku tahu apa yang dia lakukan pada teman-temanmu. Tetapi, pikirkanlah situasinya saat ini. Jika kau membunuhnya, maka kami tidak akan bisa membuka batu mantra itu."

"Kau pikir aku tidak tahu? Jangan pikir kami, SOH Belteraia, begitu ceroboh. Kami juga punya anggota yang mampu mengekstrak Mana dari tubuh orang lain."

Muncul sejumlah orang di belakang Remy. Mereka adalah para anggota SOH lainnya yang sama bencinya terhadap Matheo saat ini.

"Menyingkirlah, Giovanni! Jangan halangi aku!" teriak Remy.

"Tidak!" Giovanni bersikeras, "Kalau kau ingin melakukannya, maka lewatilah aku terlebih dahulu!"

Giovanni merapal mantra [ Orion Blade ]. Keberpihakannya pada Matheo pada momen ini nampak jelas. Kiranya, itu membuat Remy heran dan bingung pada pemuda itu.

"Sebenarnya siapa dirimu? Sekutu atau musuh kami?!" pekik Remy.

"Aku adalah anggota SOH, bukankah setiap anggota SOH adalah keluarga? Satu kesatuan yang membentuk ikatan erat?"

Remy tertegun. Berpikir sejenak, dia lantas menggeleng mengaburkan apa yang telah dipikirkannya.

"Jika kau adalah 'keluargaku' maka seharusnya kau mengerti perasaanku, Giovanni. Apa kau tahu bagaimana rasanya kehilangan?!"

Sorot mata Giovanni berubah sayu. Dia menurunkan tangan kanannya yang terbalut cahaya. Memudar pendaran sinar tersebut, lalu diiringi cahaya biru yang ada di mata kirinya.

"Aku... tentu. Tentu saja aku tahu artinya itu."

Merembet dari dasar ingatannya, memori akan penghuni Bilik Rawat Eire muncul kembali. Teringat Giovanni pada Alvia, Raven, Flash, dan anak-anak. Dalang kepergian mereka pun Giovanni ingat betul di kepalanya.

"Rasa sakit yang kau terima, rasa perih yang kau rasakan, kehilangan orang-orang yang kau sakiti pasti membuatmu sangat terpukul. Meskipun selama apapun waktu berlalu, luka yang tercipta karena kehilangan orang yang kau sayangi akan tetap ada dan kekal dalam hatimu. Aku tahu itu."

Kai, Lieke, Raos dan Renan memperhatikan di tepian. Mereka sebenarnya tahu akan kehadiran Remy dan skenario yang akan terjadi apabila kesepakatan tidak tercapai dalam perundingan ini. Mereka rahasiakan itu dari Giovanni. Sebab, mereka semua merasakan adanya hal janggal dalam pribadi pemuda itu.

"Dia merubah keputusannya," cakap Renan.

"Inkonsistensi dalam diri Giovanni itu. Tidak seperti dia yang biasanya. Bahkan, jikalau itu adalah akibat dari kehilangan memorinya. Hal itu terlalu sukar untuk dipercaya," timpal Lieke.

"Kau tahu, kepribadiannya yang aneh ini... "

"Aku tahu itu, Renan. Dan aku bersama Kai sudah tahu akan hal ini sejak lama."

Lieke menganggap pemuda itu telah berubah dari pemuda yang dikenalnya dulu. Selama ini, semua sikapnya pada Giovanni adalah usahanya dalam mengembalikan dirinya seperti dulu lagi. Akan tetapi, Lieke gagal. Perasaannya pada pemuda itu pun perlahan berubah.

"Lantas, apa yang kau ingin aku lakukan? Memaafkannya? Oh, jangan bercanda. Aku tidak sebaik itu pada orang yang telah membunuh keluargaku!" Remy menegaskan.

Giovanni tahu, sulit merubah pemikiran pemuda itu. Tapi dia tetap tak menghendaki Matheo dihakimi begitu saja.

"Kalau begitu kenapa kau tidak bertanya kepada Matheo mengapa dia melakukan semua terror ini yang berakibat pada kematian anggota kita?"

Giovanni membalikkan badan dan menatap Matheo.

"Bisakah kau katakan alasanmu melakukan teror itu sekali lagi, Matheo?"

Arnocosmica mengambil sikap protektif. Dirinya sama sekali tak membiarkan Matheo berbicara. Namun, selepas perdebatan kecil akhirnya Arnocosmica membiarkan tuannya itu membeberkan alasan perbuatannya pada Remy.

Dimulai dari akar permasalahan yang berawal dari kehidupan jalanan yang Matheo serta adiknya jalani. Lalu pembangunan pabrik yang sebagian besar dimiliki oleh Antonio Sobodzlai. Dari situ, permasalahan menjalar kepada ketidakpuasan kaum buruh pada gaji yang dibayarkan oleh pabrik-pabrik milik Antonio.

Selain tertekan karena ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan, masalah yang lebih personal juga menjadi alasan Matheo menyerang dan meledakkan pabrik-pabrik tersebut. Adiknya, Vivian, harus menderita sakit nafas kambuhan karena paparan polusi yang disebabkan limbah pabrik. Itu pula, yang membuatnya harus selalu mengawasi adiknya kapan pun dan dimanapun.

"Karena itulah... aku melakukan semua penyerangan itu. Kami juga mendapat penindasan dari kalangan atas– para orang kaya dan pejabat. Kami hanya menginginkan keadilan, itu saja."

"Tidak, yang kau inginkan hanyalah balas dendam. Aku bisa tahu itu. Kebencianmu itu... aku paham betul seperti apa. Kebencianmu itu sama seperti kebencianku kepadamu saat ini," balas Remy, "Yang membedakan hanyalah alasan kita melakukannya. Kau melakukannya demi orang lain dan dirimu sendiri, sedang aku demi diriku sendiri. Kita adalah makhluk yang egois. Kita hanya melakukan sesuatu demi diri kita atau kelompok kita sendiri."

Melangkah pelan, Remy melewati Giovanni dengan bilah es yang perlahan terbentuk di sepanjang lengannya; membuat sebuah desain bilah unik yang memiliki kemiripan dengan cakar elang.

"Giovanni, aku paham maksudmu. Kau tidak ingin semua hal diselesaikan dengan kekerasan, bukan?"

"Jika kau melakukan ini kau hanya akan membuat kebencian orang-orang seperti Matheo semakin besar. Dan kemungkinan, akan ada anggota kita yang menyamar sebagai penjaga di pabrik-pabrik itu atau instansi pemerintahahan akan menjadi korban selanjutnya."

"Itu adalah siklus, Giovanni. Kau tidak bisa mengubah dunia ini. Dunia yang kejam dan jahat ini. Entah seberapa kuat dirimu, entah berapa banyak Mana yang kau punya atau seberapa tinggi kekuasaanmu. Raja atau bukan. Kau tidak bisa mengubah dunia ini begitu saja."

"Aku tidak berusaha mengubah dunia, Remy. Aku hanya tidak ingin ada lebih banyak orang yang kehilangan sepertimu ataupun diriku," tutur Giovanni.

Terhenti langkah Remy. Dirinya beku sekejap saja. Matheo ditatapnya dengan lekat, miris pemandangan yang dilihatnya. Darah di tubuh pemuda itu semakin lama semakin banyak membanjiri. Sihir yang Arnocosmica rapalkan pun tampaknya tak begitu banyak membantu.

"Tch," decih Remy, "Lantas, apa yang bisa kulakukan jika tidak membunuhnya? Berlapang dada? Bersabar dan menerima kematian orang-orang yang kusayangi begitu saja?"

"Pikirkan itu juga pada adik dan teman-temannya jika kau membunuhnya."

Remy tersenyum sinis, "Jika mereka pada akhirnya tahu siapa pembunuh sahabat mereka, maka aku datanglah kepadaku. Aku akan mengajarkan mereka apa itu artinya kehilangan!"

Tanah yang dipijak Remy membeku. Hawa dingin menyeruak tiba-tiba. Sebuah pilar es pun mencuat ke arah Matheo. Arnocosmica bertindak dan menahan pilar es tersebut.

"Guargh!" Matheo memuntahkan darah.

"T–Tuan!"

Tak kuat lagi tubuh Matheo meskipun telah diperkuat dengan bergabung dengan Arnocosmica. Terlalu banyak darah keluar, luka di jantung terlampau parah untuk disembuhkan begitu saja.

"Water Magic, grade 2 ice stage: Frostbite Demon Spike."

Pilar es yang Matheo tahan pecah. Duri es yang bersuhu jauh lebih dingin mencuat dari dalamnya dan langsung menusuk kerongkongan pemuda itu. Es yang masuk lantas membekukan tubuhnya. Remy mengayunkan bilah esnya dan memecahkan tubuh Matheo.

"Manusia itu egois, kau tahu itu."