1 Akhir Dari Basingr

Ia bisa merasakan tubuhnya yang semakin melemah.

Luka robekan dan tusukan di sepanjang perutnya tidak terlalu parah tapi darah terus mengalir dari luka itu hingga membuatnya pening karena kekurangan darah.

Sambil mencengkeram pedang di tangannya, Ia berhenti lalu bersandar di salah satu pohon hutan suci Alepis, tidak ada gunanya beristirahat seperti ini. Waktunya di dunia tidak banyak lagi.

Belati yang digunakan untuk menusuknya sudah dilapisi oleh darah Nymph yang sangat beracun.

Semilir angin dan suara gemerisik pepohonan di hutan suci Alepis membuatnya merasa lebih tenang walaupun amarahnya masih terasa jelas.

Basingr tidak pernah mengira orang itu akan mengkhianatinya.

Ludoph adalah tangan kanan sekaligus murid yang sudah Ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Ludoph juga dikenal sebagai seseorang yang bijaksana dan dihormati oleh bangsa Volkas.

Bijaksana dan dihormati adalah dua hal yang Basingr tidak miliki.

Dengan kening berkerut Ia menatap tangannya yang mulai melemah, kulitnya berwarna coklat gelap sama dengan bangsa Volkas yang lain. Volkas adalah bangsa yang dipimpin oleh Basingr selama dua ratus tahun terakhir.

Mereka dikenal sebagai bangsa petarung yang rupawan dengan kulit coklat gelap, rambut hitam, dan mata besar berwarna hijau emerald yang menyala dalam kegelapan.

Sekilas fisik mereka mirip manusia, tapi rata-rata bangsa Volkas memiliki tubuh setinggi dua setengah meter atau lebih.

Dan Ia memiliki kekuatan terkenal yang hanya bisa diturunkan lewat darah, karena itu hanya keturunan langsung Kaisar Volkas lah yang bisa memilikinya. Ia bisa menyerap intisari jiwa dan kekuatan musuh yang sudah dikalahkan.

Dua ratus tahun lamanya Basingr berusaha mengasah dan mengumpulkan kekuatannya melalui ratusan perang berdarah, tapi semua itu terbuang sia-sia karena Ia lengah.

Pengkhianatan Ludoph terasa lebih menyakitkan dari luka tusukan di perutnya.

Menyedihkan dan menyakitkan, dua macam perasaan yang jarang dirasakannya selama dua abad terakhir.

Nafasnya mulai tersendat-sendat. Tidak ada waktu lagi, pikirnya sebelum jatuh terduduk di sebelah pohon besar yang teduh.

Basingr menggertakkan rahangnya dengan marah lalu mencopot cincin batu emerald di salah satu jarinya, hanya Kaisar Volkas lah yang bisa memilikinya.

Selama Ludoph dan pengikutnya tidak bisa menemukan cincin ini, maka tidak ada yang bisa mengisi kursi Kaisar Volkas. Karena sihir kuno yang menyelubungi singgasana itu hanya mengenali Kaisar yang memiliki cincin ini di jarinya.

Pemberontakan yang dipimpin Ludoph sebenarnya bukan hal yang mengejutkan.

Basingr adalah Kaisar yang kejam dan ditakuti oleh bangsanya sendiri, tidak ada ampun bagi yang sudah bersalah padanya dan tidak pernah ada yang berani melawan perintahnya. Hobi berperangnya juga membebani orang-orangnya sendiri.

Banyak yang mati sia-sia hanya untuk memenuhi ambisi Basingr dalam menambah kekuatannya.

Dan ternyata seluruh kekuatan yang sudah Ia koleksi selama ini masih belum cukup untuk melindunginya dari pengkhianatan.

"Persetan dengan Ludoph." umpatnya dengan penuh kebencian sebelum melempar cincin itu sejauhnya hingga jatuh ke jurang yang berada sepuluh meter di seberangnya.

"Kuharap kalian tidak akan pernah menemukannya." gumamnya dengan senyuman sadis. Ia kembali berdiri dan berjalan menjauh dari jurang untuk menghilangkan jejak cincin itu. Ia harus mati di tempat yang jauh dari lokasi cincin itu berada.

Basingr berjalan tertatih sementara telinganya yang sensitif bisa mendengar deru beberapa tapak kaki kuda dari kejauhan. Ludoph dan pengikutnya pasti sudah mulai mencium jejaknya.

Dengan susah payah Ia menaiki bukit yang lebih tinggi. Darah masih menetes dari lukanya, malah lebih deras dari sebelumnya.

Basingr akhirnya menyerah di tengah bukit, Ia kembali duduk di bawah pohon rimbun hutan Alepis lalu mendongak ke puncak bukit yang rasanya terlalu jauh. Tidak sengaja kedua matanya menangkap cahaya hijau yang berpendar dari puncak bukit.

Aneh sekali, pikirnya dengan setengah sadar.

Tangannya yang menahan lukanya perlahan jatuh ke tanah, lalu diiringi oleh angin yang bersepoi-sepoi menyejukkan Basingr memejamkan kedua mata emeraldnya.

Lima menit kemudian Sang Kaisar Volkas yang agung dan terkenal paling kejam dalam sejarah, menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir kalinya.

Jasadnya ditemukan satu jam kemudian oleh salah satu pengikut Ludoph. Mereka memutilasi lalu membakar Sang Kaisar hingga tidak bersisa.

Tentu saja tidak ada yang berhasil menemukan cincin emerald Basingr, entah karena rasa dendamnya atau karena pertolongan hutan suci Alepis yang menyembunyikannya.

Pada akhirnya Kaisar yang keji dimakamkan dengan cara yang keji pula. Selama tujuh hari tujuh malam rakyat Volkas berpesta untuk merayakan kematian Kaisar mereka.

Tapi hingga waktu yang sangat lama tidak ada yang berhasil menduduki singgasana Istana Volkorya. Tempat itu tetap kosong, karena siapapun yang berusaha mendudukinya tanpa cincin emerald akan mati karena sihir yang menyelubunginya.

Ludoph berhasil naik takhta walaupun tidak secara resmi karena Ia tidak bisa menempati Istana Volkorya, tapi setidaknya Ia mendapatkan pedang Tesarus milik Basingr yang legendanya sudah tersiar kemana-mana.

Pedang yang sudah pernah dilumuri ratusan ribu darah korbannya itu sekaligus menjadi bukti bahwa Ludoph berhasil mengalahkan Sang Kaisar.

Anehnya, orang-orang yang menemukan jasad Sang Kaisar tidak bisa melihat cahaya hijau yang berpendar dari atas bukit. Tidak ada yang bisa melihatnya selain Basingr.

Ia tidak tahu, cahaya hijau neon menyala yang dilihatnya tadi adalah pintu paralel yang baru saja muncul. Pintu tersebut adalah penghubung dunia paralel sekaligus pintu yang akan menjembatani kehancuran bangsa manusia di masa depan.

Kisah Sang Kaisar Volkas yang bengis berakhir di hutan suci Alepis.

avataravatar
Next chapter