webnovel

Episode 13

Butiran salju turun dari langit. Dingin , itulah yang kurasakan sekarang. Namun didalam hati , emosiku terbakar membara. Aku bersumpah akan kubunuh siapa pun yang telah melakukan ini. Mayat bergelimpangan di sepanjang jalan , ada yang ditumpuk ada yang dibiarkan tergeletak. Namun alamat diluar istana Bidadari masih tampak bersih dan indah. Istana Bidadari adalah tempat dimana selir-selir Kaisar tinggal, sekaligus tempat kediaman Kaisar ketika Kaisar sedang tidak ada kesibukan. Namun karena Kaisar Shi adalah seorang pemalas , hampir setiap hari ia mengurung dirinya di dalam sana. Istana Bidadari terletak tepat di Sisi belakang istana BeiYuan, lebih tepatnya di dekat halaman belakang. Istana Bidadari dikelilingi oleh dinding dan gerbang yang cukup tinggi. Saat kami tiba gerbang dibiarkan terbuka dan para pengawal duduk terdiam tidak melakukan apa – apa. Mereka mengacuhkan kami. Saat ku tanya apa yang telah terjadi dan siapa yang menyerang istana, dengan muka datar mereka berkata

" Dewa – Dewi Kahyangan..... baru saja turun menghukum kami semua. Dewa Murka karena kami telah bekerjasama dengan siluman ..... Jadi Mereka turun dari kahyangan untuk membunuh putri Li si siluman biru dan memghukum semua orang . Beruntung, Dewa mengampuni Kaisar asalkan Beliau mengakui keagungan dan kemuliaan Dewa Ular. "

Aku bertambah geram. Tak peduli Apakah mereka siluman ataupun Dewa , aku akan menuntut balas! Aku hampir mematahkan leher pengawal itu namun Yuji mencegahku. Menurutnya , pengawal pengawal ini telah dicuci otak, jadi tidak ada gunanya aku membunuh mereka. Kami lalu memasuki istana Bidadari. Istana nampak sepi. Bahkan tak terlihat seorang dayang ataupun kasim di lorong istana. Kami memeriksa setiap kamar satu persatu dan tidak ada siapa-siapa. Itu juga ketika kami naik ke lantai dua dan ke lantai tiga. Tidak ada siapapun Disini. Barulah ketika kamu tidur di lantai empat, kami bertemu kaisar Shi yang sedang makan sore bersama permaisuri dan selir-selirnya.

"hahahaha coba kalian lihat! Siapa lagi kalau bukan Kuanlin si pendekar palsu bersama istrinya putri Bintang "

Kaisar Shi dan sang permaisuri lalu mengeluarkan pistol dari balik pakaian mereka. Para selir hanya diam memandangi kami berempat yang saling bertatap tajam.

" Jika saja kau tidak muncul , mungkin adikku masih ada. " ia menarik pelatuk pistolnya dan menembakku tepat di dada. Peluru pistol itu tidak mampu menembus kulitku, namun rasanya seperti dipukul palu tepat di dada. Sang permaisuri juga menembakku tepat di dada. Namun pelurunya juga tidak mampu menembus kulitku.

" katakan bagaimana ia mati .... " sadar Ia tidak mampu berbuat apa-apa, Kaisar Shi lalu menaruh kembali pistolnya dan menceritakan apa yang terjadi.

Dewa kerbau dan Dewi kipas turun ke istana atas perintah Dewa Ular , Yamamato Orochi. Perintah mereka adalah membunuh Ellis dan pendekar Bumi , dengan kata lain , aku. Dewa Kerbau dan Dewi kipas menawarkan jika rakyat Han menyerahkan putri Li dan pendekar bumi hidup hidup , maka mereka akan mengampuni rakyat Han. Namun karena rakyat Han menganggap mereka adalah Iblis , rakyat Han tentu melakukan perlawanan. Di depan mata Ellis , mereka membantai semua orang hingga tidak ada yang tersisa. Ellis tidak tinggal diam , ia segera menerkam dan menghisap darah Dewi Kipas sehingga sang dewi pun mati seketika. Melihat sang istri tewas dengan mudahnya, Dewa Kerbau menyerang Ellis dengan pentungan raksasanya. Namun Ellis menghindar lalu mencakar-cakar sang dewa hingga tubunya tercabik-cabik menjadi beribu ribu keping. Kaisar Shi yang menyaksikan dari istana bidadari terpukau sekaligus ketakutan melihat aksi brutal adik tercintanya.

Ellis mengira ia sudah menang. Sampai turunlah sesosok Dewa dengan cahaya hijau yang menyilaukan mata. Kulitnya bersisik dan matanya hitam bagaikan mata ular. Buntutnya begitu keras dan panjang. Dialah , Kaisar Yamamato , atau sekarang dikenal dengan nama Dewa Ular. Konon, raga manusianya hancur lebur setelah pertarungan melawan pendekar bumi. Jadi kejadian itu bukanlah mimpi. Kekalahannya membuat raga manusianya hancur sehingga wujudnya berubah menjadi manusia berkulit ular.

Namun tidak hanya sampai disitu. Tak lama , muncul satu lagi manusia berambut putih bersinar. Sekujur tubuhnya memancarkan energi panas yang dahsyat. Ketika ia turun , angin berhembus kenjang menerbangkan mayat mayat yang bertebaran. Dialah pendekar tapak Dewa , yang telah mencapai tahap akhir dari ilmu tapak dewa. Sekarang , ia jauh lebih sakti daripada dewa keadilan sekalipun. Namun Ellis tak patah semangat. Mereka bertiga pun bertarung sengit. Ledakan ledakan terdengar menggelegar. Istana BeiYuan hancur akibat pertarungan dahsyat mereka. Secara mengejutkan Ellis dapat mengimbangi kesaktian mereka berdua. Namun ledakan terdengar dan tak lama helai helai rambut biru berterbangan tertiup angin. Raga Ellis lenyap seketika dan kedua Dewa itu menjadi pemenangnya.

Sadar ia bukan tandingan Dewa Ular ataupun pendekar tapak Dewa, Kaisar Shi pun menyerah. Dewa Ular mengampuni nyawa Kaisar beserta permaisuri dan selirnya dengan syarat , Kaisar Shi sujud dihadapan Dewa Ular dan mengakuinya sebagai Dewa. Kaisar Shi kemudian sujud demi menyelamatkan nyawa dan kerajaannya. Dewa Ular kemudian terbang kembali ke Istana Surga dengan kemenangan yang telak. Kaisar Shi lalu menunjukkan sisa sisa helai rambut Ellis . Jantungku seolah berhenti. Ellis benar benar sudah tiada. Hanya beberapa helai rambut biru inilah yang tersisa darinya. Aku terduduk lesu , dihadapan Kaisar Shi. Yuji masih berdiri disampingku. Ia ikut terdiam. Terus terang kami masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Emosiku makin tak terkendali. Marah? Bukan lagi. Rasanya ingin kupatahkan leher Si Dewa Ular ini. Tak lama kami merasakan energi panas disekitar kami. Dari belakangku tiba tiba muncul Xuan luong , si pendekar tapak Dewa.

" Kuanlin pecundang, kau boleh menyusulnya jika kau mau. Kau ingin tahu bagaimana ia mati? Dewa ular meremas dadanya sehingga ia mendesah desah memohon nyawanya diampuni. Lalu kami tembakkan sinar ke lubang kemaluannya sehingga ia hancur berkeping keping! Hahahhha!!"

" Keterlaluan!!! Tapak beribu kematian!!" Yuji yang murka mendengar perkataannya seketika meluncur dan menyerangnya dengan jurus paling mematikan. Beribu beribu pukulan mendarat , namun sedikitpun pendekar tapak dewa tidak terluka. Ia menampar Yuji dengan tangan kanannya. Yuji seketika terkapar tak berdaya. Aku hanya diam. Pendekar tapak Dewa lalu meninju dadaku dengan super keras, namun dengan santai kutangkap pukulannya dengan tangan kiriku.

Aku dapat merasakan energi panas dari tubuhnya. Manusia biasa mungkin sudah berubah menjadi abu. Namun energi dingin yang memancar dari tubuhku membuat energi panasnya memudar. Perlahan kesaktiannya menurun dan menurun , sehingga rambutnya yang putih berubah menjadi hitam kembali. Ia meninju dagu dan wajahku namun sedikitpun aku tidak merasakan apa apa. Tak lama api api hitam memancar dari sekujur tubuhku. Kukepalkan tanganku lalu kutinju dadanya dengan keras.

"BUK!!!" Tanganku bahkan sampai menembus dadanya . Api – api hitam segera melahap sekujur tubuhnya dan tak lama , tubuh sang Pendekar Tapak Dewa hangus menjadi debu. Jiwanya terhisap ke dalam diriku , membuat diriku beribu ribu kali lipat lebih kuat dari sebelumnya. Yuji yang melihatnya kemudian sadar, jika aku bukanlah manusia biasa lagi.

" Ia berbohong..... aku melihat ingatannya... Putri Li baik baik saja. Mereka mengurung putri Li di kuil bintang. Tubuhnya diselimuti mantra mantra sehingga kapur ajaib ini tidak dapat melacak jiwanya. "

Setidaknya kini aku tahu jika Ellis masi hidup. Namun sayangnya tidak sembarang manusia dapat menjelajah kuil bintang. Kuil bintang adalah reruntuhan kereta ajaib yang telah membawa Yuji turun ke planet ini. Rakyat Xian percaya jika kereta ajaib itu adalah kereta sui milik Dewa Api , jadi setelah mengadopsi Yuji menjadi putrinya, Ayahanda Yuji memerintahkan para pendeta untuk mengembalikan kereta ini kepada Api pertama , tanah suci yang diyakini adalah kediaman Dewa Api. Para pendeta menggunakan mantra mantra ajaib sehingga tubuh mereka terlindung dari ganasnya api pertama.

Menurut penglihatan Yuji, Dewa Ular mengurung Ellis di kuil bintang . Dewa Ular bermaksud ingin memanggang Ellis sampai mati disana. Kami tidak akan bisa kesana dengan kapur ajaib ini. Namun dengan arang dari kuil api . Yuji bisa saja memindahkanku ketempat Ellis berada. Namun Yuji masih ragu , apakah aku dapat bertahan lama disana? Sayangnya kami tidak punya waktu banyak. Aku harus segera kesana sebelum Ellis terpanggang hidup hidup.

Kami menuju kuil api yang terkubur di bawah Istana Beiyuan. Aku membujuk Yuji agar ia tetap di BeiYuan. Namun ia menolak. Ia tetap ingin ikut menyelamatkan Ellis. Ia taruh kedua tangannya diatas tungku yang berisi arang , lalu ia bacakan mantra mantra. Arang itu memanas dan api mulai menyala kembali. Asap hitam tebal mengepul menganggu pandanganku. Asap itu masuk kedalam mataku , membuat mataku seketika terpejam. Dan ketika kubuka kembali mataku, kami sudah berpindah ke Kuil bintang. Kuil bintang ternyata sangat kecil dan sempit . Kurang lebih seperti kabin pesawat terbang. Lantai dan dindingnya terbuat dari logam asing , dan terdapat ruang dengan kursi dan meja yang mirip seperti ruang kemudi pesawat . Aku semakin yakin kalau kuil bintang dahulunya adalah sebuah pesawat antar bintang.

Disudut kuil , aku melihat sebuah peti yang bersinar begitu terang. Peti itu adalah peti dimana Yuji ditemukan menangis. Peti itu cukup besar dan cukup untung menampung orang dewasa. Ketika aku melihat kedalamnya, ternyata Ellis sedang dikurung disana.

"Kevin...." tiba tiba Yuji berbisik saat aku hendak membuka peti itu. Ketika aku menoleh , ternyata Dewa Ular telah mencengkram leher Yuji dan siap mematahkannya.

" Silahkan pilih jagoan, Putri Mawar Biru ataukah putri Bintang. " Aku melangkah maju , dan Dewa Ular lalu mencekik leher Yuji lebih kuat.

" Aha! Jangan maju lagi... atau kupatahkan lehernya yang mulus ini...." Ucap sang Dewa Ular.

" Apa maumu Yamamato?" Dewa Ular lalu tertawa keji. Suka ataupun tidak suka , nyawa Yuji sekarang berada ditangannya. Aku makin murka , karena disaat seperti ini aku justru tidak bisa berbuat apa apa.

" aku hanya ingin bermain , pilih gadis ini , gadis berambut biru itu atau ..... gadis yang menunggumu di bumi? " gadis yang menungguku di Bumi? YUKI!! Saat aku menoleh ke luar jendela, ternyata Yuki telah diikat disebuah tiang yang ditancapkan tak jauh dari kuil bintang. Aku terdiam , aku bingung , tak tau harus berbuat apa. Tiga gadis yang kucuntai sedang terancam nyawanya. Sedangkan aku disini tak tahu harus berbuat apa.

" lepaskan mereka dan selesaikan ini dengan jantan!!"

" Ow... sayang sekali wujud manusiaku sudah lenyap. Kau sendiri yang telah menghancurkannya. Jadi aku bukan Jantan ataupun betina. Namun aku harus berterima kasih karena kini aku tidak terbelanggu di dalam raga Yamamato lagi. Setelah ribuan tahun, akhirnya aku bebas! Hahahaha! "

Disaat ia tertawa terbahak – bahak, Yuji secepat kilat langsung memelintir lengan sang dewa dan melepaskan diri. Tak hanya itu , ia kepalkan tangannya lalu ia tinju sang dewa palsu itu dengan jurus mematikan.

" Tinju Dewa Keadilan!" " Buk! Buk!" Yuji sang Dewa Ular dengan kedua tangannya. Dewa palsu itu terpental keluar jendela. Kurasa ia lupa jikalau Yuji adalah pendekar naga hitam yang sebenarnya

.

" Yuji ! Segera bebaskan Ellis dan bawa ia pergi dari sini! " teriakku. Namun ketika Yuji berbalik badan dan berlari kearahku, Yamamato menembaknya dengan sinar pembunuh yang tembakkan dari jarinya. Darah terciprat dari tubuhnya. Pakaianku menjadi penuh dengan darah Yuji. Tatapan matanya seketika kosong. Ia menatapku dan berbisik...

" kev...vin..." lalu ia terjatuh dipelukanku. Darah terus menyembur keluar. Amarahku tidak tertahan lagi. Aku bangkit , mengerahkan seluruh tenaga dalamku . Namun disaat yang sama , Dewa Ular menembak kami dengan Bola energi yang maha dahsyat.

"Duar!" Kuil bintang meledak dengan dahsyatnya. Ledakannya sangat dahsyat sampai sampai seluruh kerajaan Xian mengalami gempa yang sangat kuat. Tak mungkin ada manusia yang selamat dari ledakan itu , kecuali Dewa Ular.

Aku terbangun tiga minggu setelah kejadian itu, di kuil kediaman tabib Liang. Sayang sekali , nyawa Yuki tidak tertolong. Tapi entah bagaimana , aku , Yuji dan Ellis masih hidup. Aku tidak ingat persis apa yang terjadi namun yang kuingat Bola Energi itu mendarat tepat di jendela kuil. Saat tabib Liang menemukan kami , mayat Yuki sudah hangus , namun kami bertiga masih hidup. Yuji seharusnya mati kehabisan darah , dan tubuh kami seharusnya sudah hancur. Apa yang membuat kami bertahan , bahkan tabib Liang sendiri tidak tahu pasti.

Tabib Liang berhasil membuat tubuh Yuki utuh kembali. Jadi aku dapat menguburnya dengan layak. Ia mati perawan. Padahal aku telah berjanji akan kembali untuknya. Lagi-lagi Aku hanya bisa menangis . Aku malu pada diriku sendiri. Yuji dan Ellis bisa saja bernasib sama. Aku ingin membalas tapi aku bisa apa. Bahkan dengan seluruh kesaktianku ini aku masih belum mampu mengalahkan Dewa Ular.

Sisi baiknya , Dewa ular mengira kami semua sudah mati. Mimpinya untuk membangun kekaisaran Jepang kini menjadi nyata. Raja Shan bertekuk lutut beberapa hari setelah kejadian itu. Semua orang percaya bahwa pendekar naga hitam telah tiada. Mereka yang enggan hidup di bawah perintah Dewa ular kemudian bermigrasi ke daratan Barat. Selama 3 minggu terakhir , Dewa ular lebih memilih menginvasi planet-planet di sekitar tata surya nya daripada memperluas kerajaannya sampai ke tanah Barat. Wujud dewanya membuat ia dapat menginvasi sebuah planet seorang diri. Kekaisaran Jepang terbentang seluas 200 tahun cahaya. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Aku bisa saja menghindar dan bersembunyi di bumi. Namun meski bumi dan tata surya ini terpisah jutaan tahun cahaya , bukan tidak mungkin suatu saat ia akan memijakkan kaki di bumi. Atau jangan-jangan secara tak langsung ia telah menguasai bumi.

Aku diam termenung diantara Yuji dan Ellis yang masih tak sadarkan diri. Mereka masih memulihkan diri sehingga butuh waktu beberapa hari lagi untuk kembali prima seperti semula. Tapi setidaknya mereka baik baik saja. Beruntung metode pengobatan tabib liang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan rumah sakit di bumi. Tabib liang memiliki beberapa tabung yang dapat menyembuhkan manusia dengan sendirinya. Mereka menyebutnya peti penyembuh. Kini yang aku khawatirkan hanyalah , apa yang akan aku lakukan setelah mereka siuman.

Aku ingat sekali bagaimana wajah Yamamato ketika ia mencekik Yuji. Ia seperti menikmatinya. Ia menikmati setiap detiknya. Ia benar benar telah merendahkanku. Aku bersumpah , akan kubalas beribu ribu kali. Tapi bagaimana caranya? Perasaanku campur aduk. Di satu sisi aku murka dan marah besar. Namun di satu sisi, kuakui aku takut. Ketika kutatap jasad Yuki yang sudah tak bernyawa , kuyakinkan diriku jika aku akan membunuh Dewa palsu itu dan akan kusiksa setiap keturunannya. Aku sadar jika orang baik baik tidak akan bertahan di dunia ini jadi sudah saatnya aku manfaatkan kekuatan yang kudapat dari Yuki.

Aku keluar untuk melatih kemampuan baruku. Kupejamkan mataku , kosongkan pikiran lalu kupasang kuda kuda. Energi panas yang kuhisap dari Pendekar tapak dewa bercampur dengan energi yang kudapat dari Yuki, menghasilkan kekuatan baru yang luar biasa.. Seluruh tumbuhan disekitarku seketika mati. Hewan hewan seketika membusuk. Tubuh mereka hangus. Tanah menjadi kering dan sangat panas. Energi panas di dalam diriku semakin memuncak. Kusatukan kedua telapak tanganku kemudian kutembakkan energi panas di dalam diriku itu ke udara. Energi panas itu membentuk bola api hitam yang panas , lalu bola api itu meledak di udara. Ledakannya berpuluh puluh kali lebih dahsyat dari ledakan rudal balistik. Jika meledak di darat mungkin cukup untuk meledakkan sebuah desa kecil. Aku hanya menembakkan sebagian kecil kekuatanku. Andai apa yang terjadi jika kukerahkan sebagian besar kekuatanku. Energi panas ini membuatku mampu menghasilkan api hitam panas dan mengendalikannya. Menjadikanku seorang pengendali api pertama di sepanjang sejarah manusia. Dan secara mengejutkan, tubuhku juga mampu memancarkan energi dingin yang lebih dingin dari es antartika namun sayangnya aku masih tak mampu mengendalikannya.

Aku masih harus menguji kekuatan baruku. Dengan energi panas ini , aku meluncur ke udara layaknya iron man , kemudian terbang menjelajah kerajaan Xian. Aku melesat secepat cahaya kilat dan beberapa menit kemudian aku tiba di sebuah benteng milik pasukan timur. Benteng itu sangat besar dan bisa jadi ada. puluhan ribu pasukan disana. Kutembakkan bola api yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Secara mengejutkan , bola itu kemudian meledak menghasilkan ledakan yang mungkin ratusan kali lipat dari bom Hiroshima. Beruntung aku cepat melarikan diri. Benteng yang besar itu seketika lenyap Hutan di sekitarnya juga ikut sirna. Hanya abulah yang tersisa. Belum puas melampiaskan amarahku , aku kembali terbang , mencari kubu pertahanan pasukan timur. Kuhancurkan satu atau dua benteng lainnya , dan semuanya hancur menjadi abu tanpa perlawanan. Ledakan dahsyat itu menyebabkan gempa yang dahsyat yang akhirnya justru ikut menghancurkan pemukiman rakyat Xian. Aku sadar kekuatanku begitu berbahaya dan dapat membunuh jutaan orang tak berdosa. Namun amarah murka didalam diriku masih terbakar membara. Akan kubunuh Dewa Ular sekarang juga. Namun sebelum aku pergi mendatanginya , justru ialah yang mendatangiku lebih dahulu.

" Tak kusangka kau masih hidup. Aku bahkan dapat merasakan kekuatanmu dari kapal indukmu. Luar biasa. Sekarang matilah kembali!" Dewa ular menembakkan sinar pembunuh dari ujung jarinya , namun beruntung aku dapat menghindarinya. Kukepalkan tanganku , kemudian aku meluncur memukulnya dengan seluruh amarah murka yang terbakar di dalam diriku.

" BUK! BUK! BUK! " seranganku begitu cepat dan kuat sehingga ia tak sempat menangkisnya. Saang Dewa pun melanting. Darah hujau terciprat , tubuhnya remuk dan hancur. Seolah tak ingin memberinya ampun, kukerahkan seluruh amarah , emosi serta energi panas di dalam diriku , lalu kutembakkan dalam bentuk bola api hitam nan panas. Bola itu lalu meledak berkali kali lipat lebih dahsyat dari sebelumnya. Api panasnya menciptakan awan jamur yang besar dan ladang api beracun yang terbentang sejauh belasan kilometer. Tak mungkin ada yang selamat dari ledakan itu. Demi mencegah kehancuran yang lebih dahsyat, kukerahkan sedikit energi dingin di dalam diriku dan ladang api itu pun padam dan berubah es yang sangat dingin. Raga sang dewa ular bahkan tak tersisa lagi. Semua sudah berakhir.

Namun ketika aku memalingkan tubuhku, abu sisa dari jasadnya kemudian menyatu kembali. Tubuhnya terbentuk kembali namun kali ini jauh lebih besar dan lebih menakutkan dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia berwujud manusia berkulit ular dengan buntut yang besar dan panjang , kali ini ia berubah menjadi ular raksasa yang menakutkan. Ia hampir melilitku, beruntung aku segera melompat dan menghindar. Kutinju dan kutendang kepalanya namun ia tidak bergeming. Dewa ular justru nyaris melahapku. Ia sebat tubuhku dengan buntut raksasanya sehingga aku pun terpelanting berpuluh puluh langkang. Saat aku berusaha berdiri, ular itu memekik

" matilah kau bersama planet ini!" Rahangnya terbuka lebar. Bola energi yang sangat besar muncul dari balik rahangnya. Sinar dan panasnya membuat es tempat kami berpijak mencari menjadi danau. Dari dalam danau itu , Sang dewa Ular lalu menembakkan bola energinya. Aku ingin menendang bola itu ke angkasa luar namun di dalam air , aku sulit mengendalikan tubuhku. Kukira bola itu adalah benda terakhir yang akan kulihat , namun seketika waktu pun berhenti. Bola itu pun ikut terhenti. Bola energi itu perlahan membeku hingga menjadi gunung es yang sangat besar. Apa yang baru saja terjadi? Ketika aku menoleh ke sebelah kiriku, aku melihat sosok Yuki yang aku kira telah mati.

Waktu lalu kembali berjalan seperti semula. Gunung es itu masih melaju kencang bak terpedo tapi aku dapat meninjunya dengan santai hingga menjadi dua. Selanjutnya , Yuki berusaha membekukan sang Dewa Ular, sayang usahanya gagal. Dewa ular hampir menerkam dan mengunyahnya hidup – hidup. Tapi dengan sigap kuterbab tubuh Yuki , lalu melompat keluar dari danau.

Aku berhasil membawa Yuki menjauh dari danau. Ia kehabisan tenaga dan tak mampu berdiri lagi. Ia berusaha keras untuk mengatakan sesuatu , namun kata katanya tertahan. Tubuhnya masih lemah. Selagi merangkulnya , dari kejauhan kulihat dewa Ular berhasil keluar dari danau. Kubaringkan Yuki di atas tanah , lalu kukerahkan segala yang tersisa di dalam diriku. Kutembak sang dewa ular untuk yang kalinya. Ledakan dahsyat kembali terjadi , namun dari awan dan asap tebal itu, sang dewa ular masih berdiri gagah. Ia kembali kepada wujud dewanya. Ia bertepuk tangan , terpukau dengan kekuatanku yang luar biasa.

" Jutaan tahun aku hidup di jagad raya , belum ada satu pun makhluk yang mampu bertarung selama ini. Kukira dengan wujud dewa ini , aku mampu menaklukkanmu dengan mudah. Cukup! Mari kita selesaikan ini sekarang juga! Aku , sang dewa Ular , atau kah kau , sang manusia hina dari bumi!"

Seakan tak mau kalah, sang dewa ular meluncur dan memukulku dengan pukulan tangan kanan yang keras. Pukulan itu mendarat tepat di wajahku , membuatku terpental jauh meninggalkan Yuki yang masih terbaring kaku. Belum puas, ia kembali menghajarku dengan beribu ribu pukulan di seluruh tubuhku. Aku kembali terpental dan terjatuh. Melihatku terbaring di tanah , sang Dewa ular mengira bahwa ia sudah menang. Aku kembali bangkit. Beribu-ribu pukulannya seakan tak berarti bagiku. Ketika sang Dewa ingin menyerangku kembali untuk kesekian kalinya , aku melompat Palu melayangkan serangan yang akan mengakhiri hidupnya selamanya

" Pukulan Beribu kematian!!!" kuhantam tubuh sang dewa dengan beribu ribu pukulan yang mematikan. Sang Dewa Ular yang gagah perkasa tak terkalahkan bahkan tak mampu menangkis satu pukulan pun. Saat pukulan terakhir mendarat di dadanya, saat itu juga nyawanya berada di tanganku. Ia sudah tidak berdaya lagi. Namun aku masih belum puas. Kusemburi tubuhnya dengan api hitam membara yang begitu panas dan mematikan. Sang Dewa Ular menjerit kesakitan bak bayi perempuan. Api itu melahap tubuhnya dengan cepat , sehingga yang tersisa darinya hanya abunya saja.

Jiwanya kemudian terbang dan nyaris masuk ke dalam tubuhku. Beruntung , Yuki segera memerangkap jiwanya menjadi sebuah batu hijau. Jika tidak , maka bisa saja aku akan bernasib sama seperti Yamamato. Jiwa Dewa Ular bisa saja menguasai tubuhku dan aku akan menjadi Dewa Ular yang selanjutnya. Namun jiwanya telah diperangkap ke dalam sebuah batu hijau. Yuki lalu menghancurkan batu hijau itu sehingga jiwanya lenyap selamanya , seakan tidak pernah dilahirkan. Sekarang , semuanya benar benar sudah berakhir. Namun yang tersisa di sekitar kami hanyalah abu belaka. Semuanya hancur karena api hitamku. Api yang seharusnya tidak ada di dunia ini. Tadinya aku ingin menghancurkan Istana Surga dengan api hitamku, tapi Yuki segera menghentikanku. Jika kulakukan itu , maka apa bedanya aku dan Dewa Ular. Kurasa aku sudah terlalu dikuasai emosi dan dendam kesumat. Mungkin karena kekuatan hitamku ini. Karena Dewa Ular telah tiada , maka kuputuskan untuk mengembalikan kekuatan hitam yang diberikan Yuki kepadaku. Cahaya – cahaya hitam kemudian keluar dari tubuhku. Kesadaranku pudar , dan tak lama aku jatuh lalu tertidur di dekapan Yuki