Song Ran benar-benar bodoh dan sepertinya hal ini hanya menguntungkan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Di satu sisi, ia tidak menerima cinta dari para pria yang mengejarnya. Namun, di sisi lain, ia juga tidak menerima penjelasan Gu Jingxing. Song Ran membangun tembok pertahanan yang tinggi di sekelilingnya. Ia hanya bergerak di ruang sempit itu dan mengurung dirinya sendiri.
Wen Huihui melihat situasi ini dan diam-diam tertawa dari tempat yang tidak bisa Song Ran sendiri lihat. Song Ran, oh, Song Ran. Bagaimana mungkin ada orang sebodoh dirimu di dunia ini? pikir Wen Huihui.
Rembulan bersinar dengan sangat indah. Song Ran berbaring miring, menatap pria yang berbaring di lantai, dan perasaannya menjadi tidak karuan. Perubahan Gu Jingxing yang berbeda dari biasanya membuat Song Ran memikirkan banyak hal dan sentuhan terakhir pria itu membuatnya menjadi luluh.
Asrama pribadi Gu Jingxing dalam kondisi baik. Terdapat aula luar dan kamar tidur, tapi, lantainya masih berlapis semen. Gu Jingxing langsung berbaring tidur tanpa mengenakan alas apapun, tapi hal ini pasti tidak baik untuk tubuh. Bodoh… Bodoh. Gu Jingxing benar-benar bodoh. Apa yang berharga dari Song Ran sehingga kau begitu baik pada Song Ran? pikir Wen Huihui.
"Xiaoran…" panggil Gu Jingxing. Suasana sangat hening sehingga suara pria itu seakan mengetuk kedalaman benaknya.
"Hm…" Song Ran merespons dengan ringan.
"Xiaoran…"
"Hah?"
"Xiaoran…"
Suara Gu Jingxing agak ambigu dan ia sepertinya berbicara. Namun, Song Ran baru tahu bahwa Gu Jingxing sedang mengigau. Dalam hati, Song Ran berpikir, Gu Jingxing mengigau memanggil namaku? Kelihatannya kau benar-benar mencintaiku? Kebaikan apa yang aku perbuat?
"Xiaoran...." Gu Jingxing terus memanggil nama Song Ran lagi dan lagi dengan napas yang tidak teratur.
Song Ran baru menyadari bahwa Gu Jingxing tampak agak tidak normal sehingga ia cepat-cepat mengulurkan tangannya. Begitu ia menyentuh kepala Gu Jingxing, ia berteriak kaget. Kepala Gu Jingxing begitu panas dan sepertinya pria itu demam tinggi.
Song Ran tidak mungkin bisa terus berbaring. Ia segera bangkit dan menyalakan lampu kamar, kemudian berjongkok di sisi Gu Jingxing sambil mengulurkan tangan dan mendorongnya dengan lembut, "Jingxing... Jingxing…"
Gu Jingxing membuka matanya dengan enggan dan ada api yang membakar di tenggorokannya. Malam ini ia diberi minum anggur yang berisikan obat. Belum lagi, ia disiram beberapa ember air es dan sempat tidur di lantai semen sejenak. Tubuh yang terbuat dari baja pun tidak akan tahan dengan perlakuan seperti itu.
"Jingxing, kau tidur di atas ranjang," ujar Song Ran.
Gu Jingxing bersikeras, "Tidak apa-apa. Aku takut panas. Aku tidak masalah tidur di lantai. Kau tidur saja."
Song Ran sontak marah dan suaranya menjadi satu oktaf lebih tinggi, "Aku sedang bicara. Apakah kau tidak mendengarnya?"
Gu Jingxing paling takut kalau Song Ran marah. Ia melihat Song Ran memelototinya sambil berkacak pinggang dan tampak marah. Ia jadi sedikit bingung dan berpikir, Ada apa dengan gadis kecil itu? Ia pun bertanya, "Aku... Jika aku tidur di tempat tidur, kau tidur di mana?"
"Tidur apa tidur? Apakah kau punya obat di sini?" tanya Song Ran sambil membantu Gu Jingxing untuk berbaring di tempat tidur. Suara lembutnya kini lebih melunak, tapi bukan berarti ia sudah tidak marah.
"Obat?"
Song Ran menggelengkan kepalanya. Pria dewasa lajang ini benar-benar tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Sungguh... Ia membuat Song Ran merasa kasihan. "Kau demam. Apakah kau sendiri tidak tahu?" tanya Song Ran.
Gu Jingxing masih muda dan kuat. Ia terus berolahraga sepanjang tahun dan hampir tidak pernah sakit. Bahkan, ia hampir tidak pernah pilek dan demam atau sakit kecil lainnya. Tentu saja ia tidak tahu bahwa ia sedang sakit dan tentu saja tidak akan tersedia obat demam di dalam asramanya.
"Tidak ada obat," jawab Gu Jingxing sambil menatap Song Ran dengan polos. Song Ran menggelengkan kepalanya dan menghela napas.
"Apakah ada asrama di sebelah?" tanya Song Ran lagi.
Gu Jingxing menyentuh bagian belakang kepalanya dan menjawab, "Semua bangunan ini adalah asrama pribadi pria dewasa. Aku rasa mereka juga tidak akan punya obat seperti ini."
"Bagaimana dengan bangunan di sebelah?"
"Bangunan itu diisi oleh orang yang sudah menikah."