CHAPTER TUJUH PULUH SEMBILAN

Wajah Larisa terlihat sumringah begitu melihat mobil Reza baru saja berhenti di halaman rumahnya, sejak tadi dia memang mengintip keluar melalui jendela kamarnya. Gadis itu bergegas keluar dari kamar lalu menuruni tangga dengan sedikit berlari

"Nina, biar aku yang buka pintunya!" teriak Larisa begitu melihat Nina yang berjalan hendak membukakan pintu untuk Reza yang baru saja menekan bel dari luar.

"Oh, iya, Non. Emang siapa yang dateng, kok Non Icha buru-buru banget?" tanya pembantu muda itu karena jiwa keponya mulai bangkit begitu melihat Larisa yang berseri-seri dan tampak begitu semangat untuk membukakan pintu.

"Pacar aku yang dateng."

"Oh, Den Reza yang dateng."

Larisa mengernyitkan dahi saat melihat pembantu barunya itu tiba-tiba merona. Gadis itu pun mendengus, mulai memahami alasan sang pembantu baru sampai wajahnya merona seperti itu pasti karena terjadi sesuatu saat Reza membuatkannya pasta tempo hari.