peristiwa ini di mulai kurang lebih 7 hari yang lalu, awalnya semua tampak biasa-biasa saja dengan kehidupan normal ku sebagai Eden Georgia Ludwig, anak sulung dari keluarga Ludwig, memiliki rambut pirang panjang dengan mata berwarna biru.
Menurut orang lain aku memiliki sifat yg ceria. berbanding terbalik dengan adik ku Adel Georgia Ludwig, dia memiliki sifat pendiam, anggun dan lembut, ia juga memiliki mata biru yang indah dengan rambut berwarna coklat panjang.
Keluarga ku, maksud ku keluarga Ludwig merupakan salah satu keluarga terpandang di kota thalsa yang memiliki pabrik penangkapan ikan terbesar disana.
Sebenarnya pabrik kami lah yang memasok kebutuhan ikan sampai ke penjuru benua. Bersama ibu, ayah ku meneruskan bisnis leluhur nya, hingga menjadi besar seperti sekarang.
* * *
Kota thalsa terletak paling ujung benua ini, sangat dekat dengan laut lepas wilayah segitiga Bermuda, karena itulah ikan yang dihasilkan tidak pernah habis.
Hari ini tepat 1 Minggu sebelum festival laut diadakan, Orang-orang mulai sibuk mempersiapkan hasil bumi yang akan di kirim menuju laut lepas.
Ada aturan khusus dimana hasil bumi ini tidak boleh berasal dari laut dan harus berasal dari perkebunan, dan orang-orang juga tidak boleh menyalakan kembang api melainkan hanya lampion.
Pernah suatu ketika seseorang menyalakan kembang api dan hal itu menyebabkan tsunami yg sangat dahsyat hingga menyebabkan banyak korban meninggal.
Menurut legenda, yg membuat dewa marah ada kaitan erat dengan tindakan manusia jaman dulu yang gemar menangkap ikan dengan bom sehingga merusak ekosistem laut, jadi menyalakan kembang api sangat dilarang karena menimbulkan suara-suara seperti ledakan.
Untuk festival kali ini Eden ikut berpartisipasi sebagai penghias hasil bumi.
Anak seusia Eden harus ikut membantu orang dewasa agar festival terus berlanjut dan dewa tidak marah.
Tahun ini merupakan festival yg menyedot banyak perhatian, tahun-tahun sebelumnya selalu diwarnai dengan hujan dan badai sehingga semua orang tidak dapat melihat keindahan laut thalsa saat purnama.
Pewarta sudah mengabarkan bahwa cuaca akan cerah hingga bulan depan, tentunya hal ini disambut bahagia oleh banyak orang.
Siang ini sepulang sekolah Eden mulai membantu menghias, ia dan remaja lain mulai menyusun satu persatu agar membentuk gunungan, sesekali mereka bergurau agar suasana jadi lebih menyenangkan.
"Senja di laut thalsa adalah yg paling indah" ucap Eden, dan semua orang pun setuju dengan pendapat Eden tersebut.
sedikit merasa lelah, tubuh Eden mengarakannya menuju sebuah gazebo ditepi pantai, sambil duduk ia menikmati keindahan laut Thalsa di sore hari.
makin lama matahari terbenam pelan-pelan, langit senja yang berwana jingga mulai berubah menjadi wana merah muda.
pelan-pelan sebuah benda asing muncul dari arah matahari terbenam,
'seperti kapal, tetapi bukan'
gumam Eden pelan.
semakin lama semakin mendekat seolah sedang berjalan menepi, sambil mengusap-usap mata Eden sedikit terheran dengan sesuatu yang asing ini.
"seperti orang berjalan diatas laut!!!!! itu mustahil"
siapakah sosok misterius yang muncul di depan Eden? semua akan terkuak di episode selanjutnya