Sebenarnya He Qiao Yan adalah seseorang yang hemat bicara sifat dinginnya sudah tersebar ke penjuru negeri ini He Qiao Yan memiliki murid Jing Yi tidak perlu menjelaskan banyak hal karena Jing Yi sendiri banyak bertanya dan aktif namun He Qiao Yan sekarang cukup bingung ketika diharapkan pada Qin Yi Yue yang sebenarnya humble dia bisa banyak bicara dan juga bisa diam namun ketika bersama dengan He Qiao Yan, Qin Yi Yue sama sekali tidak pernah bertanya dia hanya akan mengikuti kemanapun He Qiao Yan pergi dan perintah yang dikatakan oleh He Qiao Yan.
"Kamu tetap tidak akan bertanya kemana kita akan pergi meski kita sudah berjalan hampir setengah hari?" tanya He Qiao Yan pada Qin Yi Yue yang terus mengikuti langkah He Qiao Yan tanpa banyak mengeluh.
Qin Yi Yue melihat punggung He Qiao Yan yang ada di depannya, Qin Yi Yue di beri kesempatan untuk bertanya maka dia akan bertanya.
"Shizun tidak lelah? Karena aku Shizun harus jalan kaki yang seharusnya bisa menghemat tenaga dengan mengunakan qinghong?"
"Aku tidak merasa lelah aku memilih tenaga spiritual, berjalan bukanlah hal yang besar untuk ku, seharusnya kamu bertanya pada dirimu sendiri, apakah kamu lelah?"
"Ya," jawab Qin Yi Yue dengan napas pendeknya karena jalannya sedikit menanjak.
Qin Yi Yue perlu usaha di setiap langkahnya sedangkan He Qiao Yan melangkah dengan ringan seringan kapas bahan Qin Yi Yue tidak mendengar langkah kakinya.
"Maka beristirahatlah."
Qin Yi Yue langsung berhenti dan merebahkan dirinya di atas tumpukan daun kering dia memejamkan matanya dan tidak bergerak sama sekali, He Qiao Yan menoleh melihat Qin Yi Yue yang nampak kelelahan namun tidak mengeluh sedikitpun. Tapi tetap saja Qin Yi Yue tidak bisa menyembunyikan kelelahan di wajahnya ada begitu banyak keringat di wajahnya dan juga napasnya pendek, jika tidak melihat pernafasan Qin Yi Yue mungkin orang akan mengira jika Qin Yi Yue telah tiada karena dia sama sekali tidak bergerak untuk waktu yang lama.
Qin Yi Yue masih bisa bersikap anggun mengimbangi keagungan He Qiao Yan tetapi ketika kelelahan melanda dia tidak peduli dengan itu Qin Yi Yue langsung menjadi dirinya sendiri dengan ceroboh merebahkan tubuhnya di tanah sedangkan He Qiao Yan dengan hati-hati duduk di atas batu menunggu Qin Yi Yue sedang beristirahat untuk mengembalikan staminanya.
He dengan lembut mengulurkan tangannya ke atas dan dengan kecepatan kilat ada buah plum di tangannya yang berwarna kemerahan yang menggugah selera.
"Qin Yi Yue ... panggil He Qiao Yan dengan tegas.
Qin Yi Yue langsung membuka matanya dan melihat ke arah He Qiao Yan dia belum sempat bereaksi sudah ada benda yang terbang ke arahnya.
"Sensor yang baik," ucap He Qiao Yan ketika melihat Qin Yi Yue berhasil menangkap buah plum yang di lemparkan oleh He Qiao Yan.
Qin Yi Yue bangkit duduk bersila di atas tumpukan daun keringz menggosok buah plum di tangannya pada pakaian sebelum membuat gigitan besar di sana.
He Qiao Yan hanya memperhatikan Qin Yi Yue yang nampak lahap memakan buah plum itu.
"Sejauh mana dulu kamu bercultivasi sebelum inti spiritual mu rusak?"
"Kemampuan saya masih rendah, yang saya pikirkan hanyalah untuk bertahan hidup itu saja."
"Keluarga mu?"
"Sudah lama tiada," jawab Qin Yi Yue lirih.
He Qiao Yan tidak bertanya lagi dia mengalihkan pandangannya ke kawanan kijang yang sedang mencari makan.
"Sebaiknya kita pergi sekarang kita akan sampai ke perkampungan sebelum malam," ucap He Qiao Yan sambil beranjak.
Qin Yi Yue tidak keberatan dia langsung bangkit dengan mengunyah gigitan terakhir dari buah plum di tangannya.
Mereka berjalan lagi beberapa jam dan sampailah mereka ke perkampungan besar sebelum malam datang, He Qiao Yan tidak langsung mencari kamar untuk mereka berdua melainkan terlebih dulu mengisi perut mereka.
"Benar yang di katakan oleh Jing Yi," ucap He Qiao Yan di tengah-tengah makan mereka.
"Apa yang di katakan Tuan muda?"
"Sup teratai ini masih kalah dengan buatan mu,* jawab He Qiao Yan.
Qin Yi Yue diam dia butuh waktu lama untuk mencerna dan mengingat kapan Jing Yi pernah mengatakan hal seperti itu.
"Jing Yi mengatakannya saat pertama kali kamu masak sup teratai dengan ayam untuk kami," Seperti He Qiao Yan mengerti apa yang sedang di pikirkan oleh Qin Yi Yue, He Qiao Yan menunjukkan kapan itu terjadi.
Baru setelah itu Qin Yi Yue mengerti dan ingat kapan itu, tidak ada pembicaraan lagi mereka kemudian terus makan di tempat yang penuh ini.
Pelayan datang untuk menambahkan teh hangat untuk He Qiao Yan dan Qin Yi Yue, He Qiao Yan memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya.
"Maaf Paman boleh saya bertanya?" ucap He Qiao Yan.
"Tentu saja Tuan, silahkan," jawab laki-laki itu dengan senyum cerahnya.
"Apakah ada yang terjadi baru-baru ini kenapa begitu banyak orang dan nampaknya mereka bukan warga sekitar?" tanya He Qiao Yan setelah mengamati seksama orang-orang sekelilingnya. Tempat makan ini penuh dan jalanan juga begitu ramai dengan orang-orang yang sedang berjalan-jalan.
He Qiao Yan hanya perlu bertanya kepada pelayan kedai makanan karena biasanya berita akan cepat menyebar di sini dan informasi selalu terbaru karena kedai makan adalah tempat orang untuk bicara bertukar informasi.
"Tuan belum tahu ternyata, orang-orang yang ada di sini hanya singgah karena mereka akan pergi ke kota yang ada di sebrang danau, di sana akan ada acara lelang yang hanya di lakukan 3 tahun sekali, banyak cultivator dari penjuru negeri yang datang, tidak mengherankan jika desa yang semakin dekat dengan kota itu akan mendapati pelonjakan kunjungan dari orang-orang pengembara."
"Terimakasih atas informasinya."
"Sama-sama Tuan," jawab pelayan itu sebelum pergi.
"Sepertinya kita harus segera mencari penginapan mungkin jika malam tiba kita akan kesulitan mencari penginapan," ujar He Qiao Yan sambil menyesap teh yang masih mengepul itu.
Setelah membayar makanan mereka He Qiao Yan dan Qin Yi Yue mencari penginapan di sekitar sana, seperti yang di duga oleh He Qiao Yan mereka kesulitan mendapatkan penginapan, desa itu besar namun tetap saja penginapan di sini terbatas, semua kamar sudah terisi bahkan untuk dua hari ke depan.
"Kita hanya butuh satu malam kenapa sulit sekali mencari penginapan," ujar He Qiao Yan lirih.
"Shizun, bagaimana dengan penginapan yang lebih sederhana mungkin para cultivator itu tidak sedikit yang menginginkannya," jawab Qin Yi Yue.
He Qiao Yan menuruti masukan dari Qin Yi Yue dia mendatangi penginapan yang lebih sederhana tapi hasilnya tidak jauh berbeda.
"Tuan cukup beruntung, kamar kami tinggal satu," ucap wanita itu.
"Satu?" ucap Qin Yi Yue.
"Bukan masalah meskipun hanya satu kamar, kamar itu luas dan cocok untuk pasangan cultivator seperti Tuan dan Nyonya."Qin Yi Yue menutup matanya dengan tangannya sendiri, bagaimana bibi ini menyebut mereka sebagai pasangan.
Qin Yi Yue melihat He Qiao Yan yang masih nampak tenang, jika di perhatikan jarak usia Qin Yi Yue dan He Qiao Yan tidak terlalu jauh pantas saja jika wanita itu menyebut mereka pasangan cultivator.