Yuji terlihat tercenung beberapa saat, setelah itu ia menjentikkan jarinya. "Ah, aku sudah tahu. Karena kupikir semua hal baik itu selalu diawali dari arah kanan, jadi kita ambil lorong sebelah kanan saja," putus Yuji yang entah ia petik dari buku apa statement itu.
"Lorong yang berada di kananmu atau kananku, Yu?" Siji kebingungan. Mereka dalam posisi berhadapan. Jadi, jika ikut saran Yuji, berarti lorong kanan Yuji berdiri itu sebelah kiri Siji.
Yuji mengacak-acak rambutnya, kesal. Ia menarik lengan Yuji untuk berdiri di sampingnya, sama-sama menghadap dinding baja yang berada di depan mereka.
Dengan begini, tidak akan ada debat lagi menentukan lorong sebelah kanan atau kiri.
"Oke, beres, 'kan? Ayo jalan lagi!" tukas Yuji.
"Enak saja! Aku juga mempunyai pilihanku sendiri, Yuyu!" Siji berbalik dan menuju ke lorong yang lain. "Mana mungkin aku menyerahkan nyawaku kepada pilihan pembohong sepertimu, huh?" gerutunya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com