Ledakan demi ledakan terjadi didepan istana kota, para prajurit kekaisaran Tang tidak ada yang berani mendekat, sebab hanya kematian yang akan mereka terima jika berani mendekat.
Setelah puas bermain main dengan jendral Wei, Lin Chen melepaskan tapak serangan jurus sayatan langit pada jendral Wei.
Slash
Jendral Wei yang yang melihat serangan Lin Chen pun mencoba untuk memblokir, tapi itu hanya sia sia saja, sebab serangan sayatan langit Lin Chen menembus pertahanannya dan merobek dadanya.
"Aaaaaaarrg,"
Jerit kesakitan jendral Wei disaat dadanya tersayat, darah segar pun keluar dari dada jendral Wei.
Tidak ingin membuang waktu, Lin Chen kembali melepaskan sebuah serangan dan mengakhiri hidup jendral Wei.
Para prajurit tersisa yang melihat jendral mereka tewas pun melarikan diri masing masing, tapi Lin Chen tidak membiarkan mereka melarikan diri, Lin Chen mengejar mereka dan membunuh mereka semua.
Dalam waktu 1 jam, semua prajurit kekaisaran Tang habis dibantai Lin Chen, para penduduk kota yang melihat kekejaman Lin Chen pada prajurit prajurit itu menjadi bergidik, tapi mereka juga sangat senang, karena dengan terbunuhnya semua prajurit prajurit itu, kota mereka terbebas dan tidak ditindas lagi.
"Terima kasih tuan muda," satu persatu para penduduk kota berterima kasih pada Lin Chen.
Lin Chen hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada mereka, kemudian dia berkata.
"Dimana tuan kota?" tanya Lin Chen.
"Tuan kota sudah tewas tuan muda," jawab salah satu penduduk.
"Jika begitu, pilihlah salah satu yang baik menurut kalian! lalu angkat dia menjadi tuan kota yang baru," ucap Lin Chen, lalu dia memberikan satu buah cincin penyimpanan pada penduduk kota itu.
"Bersihkan puing puing ini dan bangun kembali kota! aku akan melanjutkan perjalanan ku," ucap lanjut Lin Chen.
"Baik tuan muda, terima kasih," balas penduduk kota.
Lalu Lin Chen pergi ke gerbang, tapi dia lupa arah ibukota sebelah mana, Lin Chen pun berhenti dan bertanya pada penduduk kota tentang arah ibukota.
Penduduk yang ditanya pun menjawab jika ibukota berada di sebelah selatan, dan perjalanan kesana membutuhkan waktu 4 minggu jika berkuda, tapi hanya 1 minggu jika terbang.
Lin Chen pun berterima kasih dan memberikan 10 koin emas pada penduduk kota itu, lalu dia pergi ke gerbang selatan kota, sesampainya disana, Lin Chen langsung keluar dari kota.
300 meter kemudian, Lin Chen melayang di udara dan melesat dengan kecepatan sedang ke arah selatan.
5 hari kemudian, Lin Chen kembali menemukan sebuah kota, tampak kota itu lebih baik dari kota sebelumnya, tapi dia tahu jika kota itu juga dikuasai oleh prajurit kekaisaran Tang, Lin Chen berencana singgah dan membersihkan mereka.
Setelah mendarat, Lin Chen berjalan mendekat gerbang kota, tidak butuh waktu lama bagi Lin Chen untuk ikut mengantri, beberapa saat kemudian, giliran Lin Chen diperiksa.
Selesai diperiksa dan membayar pajak masuk kota, Lin Chen melenggang masuk kedalam, tanpa buang buang waktu, Lin Chen langsung pergi ke istana kota, Lin Chen sudah hafal jika setiap istana kota berada di pusat kota, jadi dia tidak perlu bertanya lagi pada penduduk kota.
Kota yang disinggahi itu tidak ada bedanya dengan kota pertama, para penduduk kota juga mengalami busung lapar, selain pajak yang lebih tinggi 3 kali lipat dari sebelumnya, para penduduk kota juga gagal panen, hal itulah yang mengakibatkan kelaparan melanda mereka.
30 menit kemudian.
Lin Chen sampai didepan istana kota, tanpa pikir panjang, Lin Chen melambaikan tangannya kearah penjaga gerbang, selanjutnya gelombang angin ekstrim melesat kearah para penjaga gerbang itu dan menyayat tubuh mereka lalu tewas.
Boom..
Lin Chen meninju gerbang istana dan menghancurkannya.
Whush Whush
Prajurit yang berada didalam istana langsung berhamburan keluar.
"Siapa kamu?" tanya seorang pria paruh baya dengan sorot mata yang tajam.
"Kamu tidak perlu tahu siapa aku! karena kalian semua akan mati hari ini juga," balas Lin Chen.
"Pedang Seribu Bayangan,"
Seru Lin Chen, lalu dia membuat gerakan tangan, dari ruang hampa, muncul ribuan bilah bilah pedang, Lin Chen menyuntikkan Qi nya kedalam ribuan bilah bilah pedang bayangan.
Whush Whush Whush
Ribuan pedang melesat kearah ribuan prajurit kekaisaran Han dengan kecepatan tinggi.
Slash Slash Slash
Detik berikutnya, tubuh terpotong potong berjatuhan ketanah, dalam sekali serang, Lin Chen menghabisi prajurit kekaisaran Han, lalu dia masuk kedalam istana, tapi baru beberapa langkah, kembali prajurit dari barak militer menghadangnya.
Boom Boom Boom
Lin Chen kembali melepaskan serangan pedang seribu bayangan, selain melepaskan serangan pedang seribu bayangan, Lin Chen juga melepaskan tapak suci, sehingga tidak butuh waktu lama untuk menghabisi ribuan prajurit Kekaisaran Han.
Selesai menghabisi prajurit, Lin Chen masuk kedalam istana, tapi baru beberapa langkah, tiga pria paruh keluar dari aula pertemuan, ketiga pria paruh baya itu adalah jendral bawahan yang ditugaskan dikota itu.
"Bajingan kamu anak muda, berani sekali kamu membunuh prajurit kekaisaran Han, hukuman mu adalah kematian," seorang pria paruh baya menatap tajam Lin Chen.
Lin Chen tidak menghiraukan pria paruh baya, dia hanya menatap datar dan mengukur kekuatan ketiganya, setelah mengetahui tingkat kultivasi ketiganya, Lin Chen berkata.
"Hanya pejuang raja tapi menggertak ku? bahkan kaisar mu tidak aku takuti, apalagi hanya cecunguk seperti kalian," balas Lin Chen datar.
"Bajingan," seru pria paruh baya, lalu dia melepaskan serangan tapak.
Whush..
Tapak hitam melesat cepat kearah Lin Chen.
Lin Chen disisi sebrang hanya tersenyum, dengan santai dia melambaikan tangan.
Whush..
Sapuan angin ektrim melesat kearah pria paruh baya.
Boom..
Ledakan terjadi saat sapuan angin buatan Lin Chen melesat dan beradu dengan serangan tapak hitam milik pria paruh baya, lalu merubah pria paruh baya menjadi kabut darah.
"Semut tapi berlagak gajah," cibir Lin Chen.
Kedua pria paruh baya lainnya tidak beranjak dari tempat, keduanya sangat terkejut dengan kejadian yang ada didepan mata, kini keduanya sadar, pemuda berambut hitam didepan mereka bukanlah sosok yang bisa disinggung.
"A-ampuni ka-kami tu-tuan muda," kedua pria paruh baya berlutut memohon untuk diampuni.
"Mengampuni kalian? setelah apa yang kalian lakukan disisi? tidak ada ampunan bagi kalian, begitu juga dengan kaisar kalian yang bodoh itu," balas Lin Chen menatap tajam.
Kedua pria paruh baya diam, meski tahu itu hanya percuma, tapi tidak ada salahnya keduanya mencoba memohon ampun, namun hasilnya tetap sama.
"Baiklah, meskipun mati, kami lebih baik mati dengan terhormat," balas salah satu.
"Bagus, seorang kultivator tidak akan memohon untuk dibiarkan hidup, siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai badai," balas Lin Chen seperti orang bijak.
Whush.. Whush..
Dua bilah pedang melesat kearah dua pria paruh baya setelah Lin Chen membuat gerakan tangan.
Slash Slash
Kedua pria paruh bayah terpotong saat serangan pedang seribu bayangan melesat kearah mereka.
Selesai membunuh kedua pria paruh baya, Lin Chen masuk kedalam istana, Lin Chen masuk kedalam bukan tanpa alasan, dia merasakan ada puluhan aura yang berasal dari suatu ruangan.
30 menit kemudian.
Lin Chen menemukan sebuah pintu ruang bawah tanah, Lin Chen lalu menghancurkan pintu dan masuk kedalam.
Beberapa saat kemudian.
Lin Chen melihat ada beberapa penjara bawah tanah, dan setiap penjara ada yang menempatinya, mereka adalah tuan kota dan keluarganya, selain tuan kota, ada juga pejabat tinggi dan keluarga mereka juga.
Lin Chen lalu menghancurkan setiap pintu penjara dan membebaskan mereka.
"Terima kasih tuan muda," ucap salah satu pria paruh baya lemah.
"Tidak masalah tuan, sekarang kota sudah aman, silahkan tuan tuan dan nyonya keluar!" balas Lin Chen ramah, tidak lupa dia juga menangkupkan tangannya dengan hormat.
"Sekali lagi terima kasih tuan muda," balas pria paruh baya, yang tidak lain adalah Yushan, sang tuan kota.
Lin Chen menganggukkan kepala, lalu membawa mereka keluar dari ruang bawah tanah.
"Sekali lagi terima kasih tuan muda, jasa jasa tuan muda tidak akan pernah aku lupakan," ucap Yushao dengan sangat tulus.
"Tuan kota tidak perlu sungkan? aku melakukan ini semua karena kekaisaran Qing adalah tanah kelahiran ku, tanah leluhur ku, aku tidak akan berdiam diri saat tanah kelahiran dan tanah leluhur ku dikuasai asing," balas Lin Chen serius.
Yushao tidak tahu harus berkata apa, tapi dia sangat bangga pada Lin Chen, masih sangat muda tapi memiliki jiwa ksatria, selain itu, Lin Chen memiliki kekuatan yang besar.
"Baiklah tuan kota, tuan tuan semua, masih banyak kota yang harus dibersihkan dari orang asing, aku pamit," ucap lanjut Lin Chen, lalu dia mengeluarkan satu kantong yang berisikan 100 ribu koin emas dan memberikan pada Yushao.
"Gunakan uang ini untuk membangun kembali kota! maaf karena hanya ingin yang bisa aku berikan," ucap lanjut Lin Chen.
"Maaf tuan muda! dengan membebaskan kota padang saja aku sudah sangat berterima kasih, masalah membangun kota, aku masih ada simpanan sedikit, tuan muda tidak perlu melakukan itu!" tolak Yushao tidak enak.
"Aku akan sangat tersinggung jika tuan kota menolaknya," balas Lin Chen yang tetap ingin memberikan satu kantong koin.
Tuan kota yang khawatir menyinggung Lin Chen, mau tidak mau dia harus mengambil bantuan Lin Chen.
"Terima kasih tuan muda," tuan kota terpaksa mengambil koin emas.
"Baiklah tuan kota, aku pamit," balas Lin Chen tersenyum dan keluar istana.
Setelah keluar dari kota, Lin Chen pergi ke kota lainnya, tujuan Lin Chen saat ini adalah membebaskan setiap kota yang ada di kekaisaran Qing.