webnovel

Waktunya Bekerja Keras

Untuk dapat mengganti uang Pak Jiro, aku memutuskan untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Aku bahkan membuat poster hingga postingan untuk disebarkan ke seluruh kota pada hari Minggu yang cerah ini.

Namun, sepertinya hal itu tidak begitu berhasil karena pelanggan kedai mi Pak Jiro hampir sudah mencakup satu kota.

"Aku harus berbuat apa lagi?" Kataku.

Keesokan harinya, aku kembali bekerja. Pak Jiro mengetahui apa yang aku lakukan dan bertanya, "Kerja bagus! Kau pasti sudah bersusah payah di akhir pekanmu."

"Pak Jiro, aku akan mengganti uangmu." Kataku.

"Tidak perlu dipikirkan. Kalau memang sudah saatnya, uang itu akan kembali, kok. Yang penting sekarang kita bekerja keras dulu." Kata Pak Jiro memberi semangat.

"Baik, Pak." Kataku.

Hari itu cukup banyak pelanggan yang datang karena sudah tersebar luas?

Maksudnya bukan postingan ataupun poster, melainkan berita mengenai kejadian pada hari itu. Sepertinya banyak ibu-ibu di pusat belanja yang membicarakannya dan merasa iba.

"Sepertinya rencanamu berhasil." Kata Pak Jiro. Aku hanya tersenyum tipis. Aku mengetahui hal itu ketika sedang menyebarkan poster.

"Apa kau tahu kalau ada orang yang sengaja mencelakakan pelayan di kedai mi?"

"Ah, aku melihat videonya di sosmed."

"Kasihan banget, orang itu pernah terlihat di tokoku. Pantas saja petugas kasir ku tiba-tiba jadi lelet begitu."

"Ih, serem deh. Semoga orang itu tidak datang ke kota ini lagi deh setelah viral."

"Benar, bagaimana kalau kita bantu Pak Jiro?"

Begitulah kira-kira percakapannya, aku sendiri senang jika ada pelanggan yang datang, tapi lebih senang lagi jika mereka datang karena menginginkan mi buatan kami."

"Hajime, ada yang memesan mi, nih. Apakah kau bisa antar ke sana? Sepedanya ada di belakang." Kata Pak Jiro.

"Aku bisa." Setelah meletakkan semuanya dengan rapi di sepeda, aku pun mengaktifkan rute di aplikasi pemandu jalan.

Tapi, entah kenapa jalan yang ku lalui sangat asing dan berlika-liku. "Apa benar lewat sini?"

Akhirnya, aku pun bertanya kepada orang sekitar. "Oh, alamat ini memang berada di kota sebelah."

Eh, kota sebelah!? Apa aku sanggup? Pikirku. Padahal di aplikasi tidak terlihat begitu jauh.

Aku mengayuh sepedaku dengan sekuat tenaga dan bertemu dengan Pak Polisi.

"Anda ingin pergi ke mana?" Tanya Pak Polisi.

"Saya ingin pergi ke kota sebelah untuk mengantar mi ini." Kataku.

"Lho, bukannya sudah ada aplikasi pesan makanan, ya? Ternyata cara seperti ini masih ada. Semangat, hati-hati di jalan."

Oh iya, aku baru ingat cara seperti itu bisa diterapkan. "Baik, Pak." Kataku.

Aku harus cepat sampai agar tidak membuat repot Pak Jiro. Pikirku.

Setelah beberapa lama, akhirnya ku tiba di rumah yang dituju. "Ini untuk pesanan mi nya. Maaf menunggu lama." Kataku.

"Tidak apa-apa, justru kami memesan lebih awal agar bisa disantap setelah panen jamur."

"Maaf belum mendaftarkannya ke dalam aplikasi pesan makanan. Oh iya, apakah itu jamur yang bisa dimakan?" Kataku.

"Tentu saja. Kami akan menjualnya besok pagi."

"Kalau begitu, bisakah aku membelinya sekarang?" Tanyaku.

Akhirnya, aku baru tiba kembali di kedai ketika kedai mi hendak tutup. "Maaf menunggu lama." Kataku merasa merepotkan Pak Jiro.

"Tidak apa-apa. Aku juga baru ingat kalau itu di kota sebelah," Kata Pak Jiro. "Oh iya, apa yang kau bawa itu?"

"Oh, ini jamur. Aku rencananya ingin membuat menu baru dengan jamur ini." Kataku.

"Wah, ide bagus. Silahkan taruh di sana biar besok masih segar." Kata Pak Jiro.

Malamnya, aku langsung membuat resep, poster, dan postingan untuk menu baru tersebut. Aku juga langsung mendaftarkan toko ke dalam aplikasi pesan makanan. Aku menjadi sangat sibuk hari itu.

Keesokan harinya, menu baru mulai dijual. Banyak pelanggan yang datang karena penasaran dengan rasanya.

Tanpa aku sadari, penghasilan hari itu telah menutupi kerugian kedai dan tentunya menambah keuntungan bagi kedai mi ini.

Like it ? Add to library!

Tegar_Rifqiauliancreators' thoughts