"Jangan...!" teriak Kang Wahid ke arahku yang hendak mendekati Amrun.
"Ya Allah...." pekikku karena jatuh terdorong kang Wahid.
"Amrun bantu Akang! Kamu baca surat Al-A'raf ayat 117 sampai 119," perintah kang Wahid dengan lantang yang langsung dilakukan oleh si sulung.
Badannya begitu gemetar, Aku tidak tega melihatnya. Aku ingin meluknya, tapi suamiku mendekapku, membisikkan agar aku ikut berdoa. Orang-orang yang melihat pun ikut berdoa, meskipun aku yakin sebagian dari mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Ulang besay, Amih ulangnya besay. Takut Amih," teriak Jesika, putri Yolanda yang masih berusia dua tahun.
Yolanda segera mendekap Jesika dan pergi menjauh dari sana. Yolanda anak dari Uwa Kosim, adik nenekku yang masih sehat di usia sepuhnya.
"Ular," desisku. Bang Juki menatap ke arahku. Aku tidak melihat ular yang dimaksud Jesika tadi. Dimana ular itu, ya Allah lindungilah Amrun dari sihir dan ilmu santet yang ingin melukainya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com