webnovel

TTS

[tts ]

"Seorang pemadam kebakaran memakai air untuk memadamkan api. Selain itu juga pemadam kebakaran itu memakai...."

"Apa-apaan tuh ga masuk akal."

"Gue ga ngajak lo main kak."

"Oke, Prilly lanjut." ucap Amanda.

"Enam huruf berawal dari huruf  C ." ucap Prilly tersenyum penuh misteri.

Ariyanto dan Amanda menatap Prilly malas, keduanya sudah tau jika mereka pasti tidak akan bisa menjawab dengan benar.

Sementara tiga anak muda lainnya menatap Prilly dengan kening berkerut bingung. Saat ini mereka sedang berada di rumah Ariyanto, berkumpul di ruang tengah dan bermain SSM (suka suka mereka) 😂.

Ini adalah hari minggu, sejak pagi Prilly dan Amanda telah berada dirumah Ariyato. Sebenarnya tadi mereka berdua datang Kerumah Ariyanto untuk mengerjakan tugas kerja kelompok mereka dan berakhir dengan main Poker , Domino, ToD dan berbagai jenis permainan lainnya yang menantang.

Dan siang harinya Ali datang bersama dua temannya Gilang serta Reno. Mereka ikut bergabung bermain, muka Gilang dan Ali sudah penuh dengan coretan spidol, sementara Reno tidak banyak mendapatkan coretan karena ia bisa di bilang jenius dalam hal hal yang berbau somplak.

"Kasih satu huruf lagi dong Prilly, lo mah suka banget nyoret muka kita." ucap Reno.

Amanda, Ariyanto, Gilang dan Ali Mengangguk menyetujui ucapan Reno.

Prilly mendengus lalu mengangguk malas. "Huruf terakhir A."

"Cinderella." ucap Ariyanto asal.

"Bego lo Ar, itu lebih dari enam."

"Cempak." ucap Gilang.

"Apa itu cempak?" tanya Amanda.

"Anak kecil nggak boleh tau." ucap Ali.

"Jadi kalian tau apa nggak jawabannya?"

Ali menggelengkan kepalanya pasrah jika memang wajahnya akan tercoret lagi.

"Jadi pada nyerah nih?" tanya Prilly lagi.

"Awal C akhir A itu gampang banget Astaga!" seru Prilly sambil tersenyum evil.

"Tunggu!" Reno berseru saat Prilly akan memberitahu jawabannya.

"Seorang pemakan kebakaran memakai air untuk memadamkan api. Selain itu juga memakai Celana."

Prilly menatap Reno sebal.

"Yess gue benar." seru Reno girang. Tangannya meraih spidol dan mulai mengambar di wajah Prilly.

"Akhirnya wajah lo ga mulus lagi." ucap Reno terkikik geli melihat hasil karyanya di wajah Prilly.

"Kok bisa celana sih jawabannya, ga masuk akal banget." gumam Ali.

"Apa jadinya pemadam kebakaran tanpa memakai celana." ucap Prilly dengan bibir mencebik kesal.

"Oke sekarang waktunya gue ngasih kalian tts."

Ali dan Gilang memutar bola matanya malas, harusnya mereka berdua tadi tidak perlu ikut bergabung dalam permainan gila adik kelasnya itu. Mereka bukan Reno yang sama gila nya dengan mereka.

"Tenang gue ngasih TTS nya gak susah susah amat kok, ini beneran gampang banget."

"Ist cepetaan apaan."

"Hmm." Reno mendeham lalu menatap kedua teman dan dan ketiga adik kelasnya itu dengan tampang serius.

"Sok serius." decak Prilly.

"Sebuah monumen Monas berdiri di..."

"Sembilan huruf dan huruf belakangnya adalah A." lanjut Reno.

"INDONESIA." seru mereka serempak karena merasa yakin dengan jawaban mereka.

Tapi tidak dengan Prilly, ia masih mencoba memikirkan jawabannya.

"Sebuah monumen monas berdiri di... Apa ya. Ada benarnya juga sih Indonesia kan sembilan huruf dan huruf belakangnya juga A... Tapi Reno ini kan gila."

"Kasih satu huruf lagi dong." pinta Prilly.

"Gak gak gak." ucap Reno seraya mengibaskan tangannya ke udara.

"Ahh curang lo, tadi aja gue ngasih!" kesal Prilly.

Ali, Gilang, Ariyanto dan Amanda menatap Prilly dan Reno bingung. Menurut mereka jawaban mereka sudah benar. Bukankah monas memang ada di indonesia?

"Ck gue nyerah aja deh."

Reno berseru senang lalu mengambil spidol dan mencoret wajah Prilly setelah itu ia beralih kearah Ali dan ingin mencoret wajah Ali juga namun cepat cepat Ali menahannya.

"Eh eh apaan gue kan udah jawab." ucap Ali.

"Tapi jawaban lo dan lo semua itu salah."

"Lah bukanya jawaban kami benar ya kalau monas itu ada di indonesia."

"Siapa yang tanya Monas ada di mana."

"Loh tapi kan----

"Gue kan bilangnya 'sebuah monumen monas berdiri di..... Apa ada pertanyaannya gak kan."

"Di..."

"Di TEMPATNYA lah hahaha masa monas di depan rumah lo."

Kiss You.

™™™™™

Prilly memperhatikan gelang di tangannya dengan tersenyum senang. Prilly tidak tau kenapa hatinya sering berdebar-debar tidak karuan jika bertemu dengan Ali. Prilly sudah berusaha sebisa mungkin untuk menjauhi Ali, namun sepertinya malah Ali yang selalu datang padanya.

Sejak beberapa bulan yang lalu, atau lebih tepatnya sejak Ali mengucapkan selamat ulang tahun dan memberinya hadiah boneka doraemon dan juga kotak music padanya, Prilly merasa bahwa Ali berusaha untuk mendekatinya.

Senyuman Prilly mengembang sambil menatap gitar di pangkuannya.

Sebenarnya Prilly tidak bisa bermain gitar, tapi itu adalah gitar pemberian Ali dua hari yang lalu.

"Jreng jreng jreng."

Prilly memetik gitar itu dengan asal karena tidak tau cara memainkan gitar dengan benar.

"Arrghh gue bisa gila beneran kalo gini. Astaga Prilly kenapa lo mikirin Ali terus sih." ucap Prilly kesal pada dirinya sendiri.

Prilly memejamkan matanya, sekilas bayangan gadis kecil itu muncul kembali seperti kaset rusak di kepalanya.

"Hei."

Prilly membuka matanya saat merasa kan seseorang menepuk bahunya.

"Hai." balas Prilly kiki saat melihat Ali lah yang menepuk bahunya.

"Ngapain disini sendirian? Tadi Manda sama Arie nyariin lo di rumah." ucap Ali.

"Belajat main gitar." ucap Prilly sambil mengangkat gitar di pangkuannya.

Ali tersenyum melihat gitar yang tak lain adalah pemberiannya.

"Kenapa lo senyum senyum gitu?"

"Ah nggak kok, lo cantik banget hari ini."

Prilly menundukan wajahnya karena merasa malu, padahal sudah banyak pemuda yang mengatakan dirinya cantik.

"Udah dari lahir kali, lo baru nyadar." ucap Prilly pada akhirnya seraya menatap Ali.

Ali kembali tersenyum. "Iya gue tau kok, lo emang udah cantik dari lahir."

"Omong-omong lo ngapain kesini?"

"Suka suka gue dong ini kan tempat umum." balas Ali datar. Gue nyari lo.

"Isshh." Prilly mendengus sebal lalu bangkit dari bangku taman yang ia duduki.

"Apa?" Prilly mendelik saat Ali memegang pergelangan tangannya.

"Mau gue ajarin main gitar" tawar Ali.

"Gak. Gue udah bisa."

"Masa? Coba gue pengen denger lo main gitar."

Ali menarik tangan Prilly kembali duduk di bangku taman.

Prilly menggaruk belakang kepala nya bingung. Mati gue! Gue kan nggak bisa main gitar.

"Gue lagi males main."

"Ngeles, sini gue ajarin."

"Eh eh lo mau apa?" tanya Prilly bingung saat tiba tiba Ali berdiri dan kembali duduk di pinggiran bangku.

Ali mulai menyetel gitar di pangkuan Prilly. Prilly menatap kearah wajah Ali tanpa berkedip, jantungnya kembali berdetak dua kali lipat dengan wajah merona merah.

"Perhatiin gitarnya jangan muka gue, gue tau gue itu ganteng." ucap Ali pede.

Prilly memutar bola matanya malas.

"Ahh gue tau lo mau modus ya." ucap Prilly bangkit dari kursi.

Ali mendengus. "Yaudah kalo nggak mau gue ajarin."

"Dih ambekan kek cewek."

"Bodo!"