webnovel

Kiss Me Again, Stranger

Fantasy
Ongoing · 15.8K Views
  • 6 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Disaat wanita seusianya memikirkan tentang pekerjaan dan romansa yang indah, Cleine Agnella Foster lebih menginginkan untuk mati secepatnya, agar semua masalah hidupnya selesai. Akan tetapi pada suatu malam yang diterangi cahaya bulan purnama, ia bertemu dengan Areez, pria misterius dengan paras yang terlalu sempurna seperti malaikat. Akankah Cleine tetap keras kepala untuk memilih mati sebagai tujuannya atau malah terhipnotis dengan tatapan Arees yang menggoda?

Tags
6 tags
Chapter 1KMAS 1 Keputusan

Kadang rasa keingintahuan yang besar bisa menyebabkan bencana.

Aku bersembunyi di balik pilar agar tubuh mungilku tidak terlihat. Kantin kampusku masih sepi, karena ini masih terlalu pagi. Aku mendengarkan semuanya sejak awal. Mereka berempat sedang asyik membahas diriku. Mungkin sudah lebih dari lima menit aku menguping pembicaraan mereka. Semakin aku dengarkan rasanya semakin menyayat batinku. Mereka keterlaluan, dan Romeo sungguh bajingan. Mereka itu sekumpulan pecundang dengan wajah malaikat. Aku bersumpah kalau mereka tidak akan pernah mendapatkan dengan mudah wanita-wanita yang mereka sayangi. Aku berdoa semoga kesengsaraan menyelimuti hidup mereka. Aku cukup tahu, aku cukup sadar, kali ini aku salah. Romeo bukanlah lelaki yang layak untuk dicintai sepenuh hati.

"Kau sialan, Thom. Apa kataku, aku selalu terlahir menjadi pemenang. Taruhan ini membuatku melupakan cinta pertamaku." Romeo menepuk pundak Thomas yang duduk di sebelahnya, tawanya begitu kontras dengan keadaan hatiku yang sakit luar biasa.

"Malangnya Kalla, gadis baik-baik yang harus segera kau campakkan. Kapan kau akan memutuskannya? Besok?" Vincent sok dramatis padahal sedari tadi ia yang paling keras tertawa. Aku bersumpah kau akan sulit mendapatkan pendamping hidup.

"Sudah-sudah, aku sedang berpikir. Sebenarnya aku tidak tega melihat dia menangis. Kalla sepertinya sangat mencintaiku." Romeo berkata dengan penuh pertimbangan, meskipun aku sangat yakin kalua itu semua hanya pura-pura.

"Kenapa tidak kau pertahankan saja? Tidak ada ruginya juga. Dia cantik dan pintar. Kalla juga baik." Gabriel mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja seperti berpikir. Dia memang selalu tampak tenang daripada ketiga temannya yang sedari tadi membahas perihal taruhannya.

"Tapi aku akan kalah dari kalian kalau aku tidak memutuskannya besok." Romeo menyunggingkan senyum iblisnya kemudian meminum espresso yang terlihat masih mengepulkan uapnya ke udara.

Aku menekan dada dengan sebelah tanganku, rasanya ini sangat menyakitkan. Jadi selama ini aku hanya dijadikan barang taruhan oleh Romeo, Vincent, Gabriel, dan Thomas. Aku kenal mereka, sekelompok lelaki tak berotak yang kuliah di tempat yang sama denganku. Kupikir Romeo sungguh-sungguh dengan cintanya, ternyata dia tidak lebih dari sampah tak berguna. Selama tiga bulan lebih aku tertipu oleh cinta palsu Romeo. Besok adalah hari ke seratus, dan besok Romeo akan mencampakkanku. Apakah ini adil bagiku? Tidakkah dia tahu kalau diriku begitu mencintainya? Air mataku menetes.

Tragis sekali nasibku. Setelah bisa mendapatkanku pada akhirnya aku hanya dicampakkan seperti kotoran yang tidak ada harganya. Apa mereka tidak berpikir kalau aku sama seperti mereka yang masih punya perasaan.

Pantaskah aku berbangga diri, karena ternyata hargaku cukup mahal? Mereka mempertaruhkan mobil, villa, dan entah apalagi yang aku sendiri tidak ingat padahal jelas-jelas aku mendengarnya. Rasa benciku sudah menumpuk dan menjadi satu dengan penyesalan. Ada dendam yang diam-diam muncul dari dalam hatiku atas ketidakadilan ini.

Di sini aku yang bodoh karena begitu mempercayai Romeo. Aku memantapkan hatiku, kalau lelaki tidak hanya Romeo seorang. Walaupun aku mencintai manusia tidak tahu adat itu dengan sepenuh hatiku, aku yakin aka nada pria yang akan mencintaiku dengan tulus. Hatiku sudah tidak dapat aku prediksi lagi seperti apa bentuknya setelah kebohongan yang Romeo ciptakan. Aku hancur meskipun aku memiliki ego kalau aku bisa mengatasi masalah ini.

Aku mengatur napas, menghirup udara sebanyak-banyaknya dan berharap semua yang kudengar itu salah, tapi kenyataan berkata kalau kupingku masih sangat normal untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Kadang cinta tidak harus terbalaskan, aku menyebutnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kenyataan ini membuat hatiku pedih. Ada gadis lain yang sangat dicintai oleh Romeo, dan itu bukan diriku. Aku lupa bagaimana mereka membahasnya, intinya aku tidak cukup untuk membuat hati Romeo menjadi satu-satunya milikku.

Aku mengatur napasku yang naik-turun sejak beberapa menit yang lalu. Tawa mereka sudah tidak aku dengarkan lagi. Aku mengusap air mataku yang lancang sudah jatuh tanpa seizinku. Aku mengambil gelas kosong yang bisa aku jangkau lalu mengisinya dengan air keran yang kebetulan tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku melihat bayangan wajahku yang mengerikan. Aku tidak cukup cantik bagi Romeo, perlahan rasa ini membuatku merasa rendah diri. Aku berpikir berkali-kali tentang kejadian pagi ini, aku seperti terdampar di tempat asing yang menyakiti jiwaku dan aku sendirian.

Aku melangkah mantap ke hadapan mereka, jangan kira mereka menang atas sakit hatiku yang kualami sekarang, karena kebiadaban mereka diriku terluka begitu dalam.

"Benarkah kau akan memutuskanku, ROMEO EVANS?" Aku mengangkat dagu penuh keangkuhan. Tawa mereka berempat seolah lenyap ditelan bumi. Aku memberikan senyum termanisku kepada lelaki yang sangat aku kasihi, sekaligus aku benci di dunia ini.

"Ka … Kalla?" Romeo gugup sendiri. Apa sekarang dia takut kalau aku barusan mendengar ocehan busuknya bersama gerombolannya? Apa dia belum siap menghadapi kemarahanku yang sudah hampir memecahkan kepalaku?

"Apakah taruhan kalian tidak berlaku lagi kalau detik ini aku MEMUTUSKAN teman kalian ini?" Aku tertawa sumbang menatap Romeo penuh intimidasi, "apa kau akan kalah Romeo?"

Aku melemparkan isi gelas ke muka Romeo yang duduk di depanku. Cipratannya tidak hanya mengenai wajah Romeo saja. Apa peduliku? Mereka saja tidak peduli dengan perasaanku.

"KITA PUTUS. Aku malas menunggu kau putuskan besok. Oh ya, aku sudah tidak sabar menjadi mantanmu." Aku menjatuhkan gelas kosong ke meja mereka. Meskipun gelas itu tidak pecah, aku tahu kalau suaranya membuat mereka tidak berkedip. Aku tidak ambil pusing dengan makanan yang berantakan karena gelas itu. Hatiku lebih berantakan daripada keadaan meja mereka sekarang. Lagi-lagi aku berpikir, apa ini cukup adil untukku?

Aku tidak tahu mendapat keberanian dari mana. Apa peduliku? Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan.

Aku melangkah seanggun mungkin ketika meninggalkan mereka yang masih terperangah dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Romeo sudah menjadi masa lalu untukku. Aku tidak tahu masa depanku akan seperti apa, intinya aku bahagia, karena Tuhan lebih cepat membuka telingaku. Paling tidak Romeo sudah gagal dengan rencananya.

Aku baru menyadari kalau aku sudah menjalin hubungan yang indah bersama Romeo selama 99 hari. Angka ganjil itu memberikan efek mistis dalam jiwaku. Aku patah hati lagi, ternyata laki-laki hanya bisa menyakiti tanpa mau mengerti.

Normal kalau diriku lagi-lagi meneteskan air mata tanpa suara. Aku tidak menghapusnya, karena luka ini akan terus menganga untuk waktu yang tidak bisa aku tentukan. Aku tidak ingin sakit hati lagi. Cukup kali ini saja aku tersakiti.

Tuhan, tolong aku…

You May Also Like

Pangeran Yang Dikutuk

"Ayo pergi," kata sang pangeran. "Pergi kemana?" Emmelyn bertanya, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Mars. "Ayo kita membuat bayi." SINOPSIS: Pangeran putra mahkota Kerajaan Draec dikutuk pada hari kelahirannya, bahwa ia tidak akan pernah bahagia. Lebih parahnya lagi, semua wanita yang menyentuhnya akan mati. Hal ini menjadi masalah sangat besar bagi keluarga raja karena pangeran tidak bisa mendapatkan istri untuk melahirkan keturunan penerus dinasti keluarganya, apalagi sang pangeran adalah anak tunggal. Hingga pada suatu ketika... seorang putri negara jajahan yang menyamar sebagai budak hendak membunuhnya, ternyata tidak mati setelah mereka bersentuhan. Emmelyn menyimpan dendam kepada pangeran putra mahkota yang telah membunuh keluarganya dalam perang dan menjajah negerinya. Ia bertekad hendak membunuh sang musuh. Apa daya, percobaan pembunuhannya gagal dan ia ditangkap. Namun, sang pangeran yang menyadari Emmelyn adalah satu-satunya harapan bagi keluarganya untuk memperoleh keturunan, membuat perjanjian dengan gadis itu. Ia baru akan dibebaskan dan negerinya tidak akan dijajah lagi, jika gadis itu berhasil memberinya tiga keturunan. Emmelyn setuju, tetapi, setiap hari di saat ia bersama pangeran, gadis itu selalu berusaha membunuhnya. Apakah Emmelyn akan berhasil membalaskan dendam keluarganya? Ataukah ia akan terjebak semakin dalam dengan sang musuh? *** "Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," tukas laki-laki itu dengan nada setengah memerintah. "Eh...tunggu dulu," Emmelyn yang sudah tersadar dari kekagetannya buru-buru mengusap bibirnya dengan kasar seolah berusaha menghilangkan bekas bibir sang iblis dari bibirnya. "Aku tidak mau menjadi istrimu! Aku tidak mau menikah denganmu, hey pembunuh!!" Lelaki itu mengerutkan keningnya danmenatap Emmelyn dengan pandangan mencemooh. "Siapa bilang aku ingin menjadikanmu istri?"

Missrealitybites · Fantasy
5.0
508 Chs

Reborn sebagai Permaisuri yang Dapat Membaca Pikiran

Terjatuh pada sentuhannya yang hangat meski biasanya dia dingin, dia mencintainya hanya untuk kecewa dan dikhianati pada akhirnya. Ketika cinta berubah menjadi kegelapan, ia berubah menjadi racun dan mengonsumsi jiwa. Arabella yang naif mengalami evolusi. *** “Terima kasih telah menjadi istriku,” adalah kata-kata terakhir suaminya yang dingin sebelum dia meninggal, disertai dengan senyum yang belum pernah muncul di bibirnya sebelumnya. Tidak di hari pernikahan mereka. Dan bahkan tidak saat kelahiran anak mereka satu-satunya. Kaisar Ferdinand, seseorang yang sangat dicintai Arabella, membunuh anak mereka. Dia menjadi seorang penjahat dan bersumpah untuk membalas dendam demi anaknya tercinta. Selama satu dekade, dia menggunakan segala cara untuk membuat Ferdinand menderita. Hingga akhirnya... dia pun hancur! Dengan dendamnya terlunasi, kehidupan Arabella segera berakhir dengan suaminya yang sudah meninggal di pelukannya. Tapi takdir belum selesai bermain dengannya. Tiba-tiba saja, dia kembali dua puluh tahun yang lalu tepat setelah pernikahan mereka. Apakah ini kutukan atau berkah? Itu tidak penting. Karena hanya ada satu hal yang perlu dia lakukan. “Aku akan menghancurkanmu juga di kehidupan ini!” Ini adalah janji penuh kebencian yang dia buat pada diri sendiri saat menyadari dia telah terlahir kembali. Namun, dalam kehidupan keduanya, Arabella secara tidak terduga mendapatkan karunia untuk mengungkap kebenaran. Siapa yang salah dan siapa yang benar? Hanya waktu yang akan menjawab.

Athena_Varinder · Fantasy
Not enough ratings
344 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT