webnovel

KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU

Penerus bisnis peralatan militer canggih ingin menjadi aktris?!  Velina, cucu konglomerat di Kota Jet. Wanita yang telah berkeliling dunia mempelajari bela diri hanya untuk meneruskan perusahaan kakeknya!  Namun suatu hari gadis ini menggemparkan keluarganya.  "Eyang, aku mau menjadi seorang aktris!"  Velina pun menjadi aktris dengan nama samaran 'Nana'.  Tak ada orang yang tahu jati dirinya sebagai orang kaya, namun... Siapakah lelaki yang ingin mensponsorinya ini?  Daniel, seorang lelaki ‘kanebo’ yang mengidap penyakit ‘bucin’ tingkat stadium akhir, teman masa kecil Velina yang kembali mengejar sang gadis yang telah lama menghilang... Dia ingin membuat Velina menjadi icon baru dari perusahaan raksasanya, Garibaldi Conglomerate, hanya agar dapat lebih dekat dengannya! Terdengar menyenangkan, ya? Tidak juga.  Velina terkenal sebagai seorang pewaris yang hanya bisa bersenang-senang dan tak bisa apa-apa! Rumor mengatakan gadis ini pemain hati para lelaki...karena dia dekat dengan banyak pria mapan nan ganteng!  Eh, Velina dituduh mencoba membunuh presiden?? Apa lagi ini??  ------ "Kalau aku yang mensponsorinya, itu namanya cinta!" - Daniel, Bucin Tingkat Akut.   Dapatkah Daniel mengambil hati Velina? Cobaan apa yang akan menerjang karir Velina sebagai aktris?  Mampukah ia bertahan?  Baca hanya di "judulnya apa"

maiddict · Urban
Not enough ratings
581 Chs

Velmar Club

Velina melangkah memasuki gedung Velmar Club berbarengan dengan dua orang wanita yang tengah asik mengobrol dengan sangat seru, mereka terlalu asik sendiri sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ketika salah seorang dari mereka menabrak Velina dengan keras. Velina yang saat itu sedang menikmati lamunannya, terdorong keras. Untung saja karena refleknya yang bagus, dia tidak sampai jatuh terjerembab.

Wanita yang menabraknya barusan ternyata adalah Meryl. Ia hendak meminta maaf, namun ketika ia menyadari jika yang ditabraknya adalah Velina, rasa kesalnya sedari waktu itu kembali memuncak.

"Oh! kau rupanya! sedang apa kau disini? apa kau tak tahu hanya orang-orang yang memiliki kartu keanggotaan saja yang boleh kesini?" Ujarnya sambil melihat sinis ke arah Velina yang mengenakan pakaian yang terlihat sangat biasa.

Velina mengerutkan keningnya. 'Serius nih, ayah memacari orang model begini?' Dia tahu, selama ini ayahnya hanya senang bermain-main dengan para model, dan dia juga tak terlalu ambil pusing dengan kesenangan ayahnya selama hal itu tidak menciptakan masalah di rumah.

Velina menghela nafas panjang. Dia benar-benar tak berminat untuk terjebak dalam sebuah drama kolosal yang panjangnya bisa ratusan bab. Karena kali ini, dia ingin mencoba untuk menjadi 'manusia biasa'. Karena hal itulah, dia tak mengindahkan wanita itu dan dengan santai berjalan menuju meja resepsionis seolah-olah tak pernah terjadi apapun.

"Hei! wanita tuli! apa kau tak mendengarku?" Meryl berteriak dengan suara cemprengnya.

"Sudahlah! Kita kesini untuk berolahraga! Kenapa kamu mengabiskan energimu meneriakinya begitu?" Seorang wanita bernama Candy mengamit lengannya. Ia juga merupakan seorang model kelas B dari Val Entertainment. Mereka baru saja selesai melakukan pemotretan di kantor dan segera menuju Velmar Club yang terletak tepat di seberang kantor mereka.

Lokasi Valmar Club yang sangat strategis itu membuat para artis berlomba-lomba untuk mendapatkan kartu keanggotaannya meski dengan cara apapun juga.

"Selamat sore!" Seorang staff dengan ramah menyapa Velina yang baru datang. Meskipun pakaian Velina terlihat biasa-biasa saja, namun para staff tak berani sekalipun memandang rendah para tamu disana. Mereka sudah di berikan pengarahan sebelumnya, selama para tamu tidak bertindak berlebihan ataupun membuat masalah, mereka harus melayani mereka dengan sopan.

"Selamat sore!" Velina menyapa dengan ramah. Dia segera mengeluarkan kartu yang diberikan oleh Daniel dari dalam dompetnya.

"Temanku memberikan kartu ini padaku, apakah ini masih berlaku?" Tanyanya. Sesungguhnya dia merasa penasaran dengan Velmar Club, terlebih, di kartu yang dimilikinya, tidak tercantum lama masa keanggotaan ataupun tanggal kadaluarsanya.

Staff yang bertugas di meja resepsionis membelalakkan matanya ketika ia melihat kartu yang dipegang oleh Velina. Ia merasa sangat bersyukur telah menyapa wanita itu dengan sopan dan tersenyum ramah.

"Ya, tentu saja, nona! Kartu ini berlaku seumur hidup untuk Anda!" Jawabnya, terlihat lebih sopan dari sebelumnya.

Velina agak takjub mendengar jawaban staff itu. Dia tersenyum simpul, 'wow! Daniel cukup percaya diri juga rupanya, memperkirakan bisnisnya ini akan bertahan cukup lama', ujarnya dalam hati.

"Maaf, apakah aku boleh memindai sidik jari Anda?"

Velina mengerutkan keningnya, dia tidak ingin memberikan identitas pribadinya pada orang asing. "Untuk apa?" Tanyanya curiga.

"Sidik jari Anda diperlukan untuk membuka kunci semua fasilitas yang tersedia untuk Anda! Hanya orang-orang tertentu yang memiliki rekam jejak sidik jari diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas VVIP kami" Staff wanita itu menerangkan dengan sabar. Ia lalu menjelaskan tingkatan-tingkatan 'kekuatan' kartu yang ada di Velmar Club.

Velina semakin membelalakan matanya ketika dia mengetahui yang sebenarnya dari staff wanita itu. Malam itu di pesta, Daniel sama sekali tidak menerangkan jenis kartu yang dimilikinya serta fasilitas yang akan dia dapatkan dari kartu itu. Hal ini membuatnya merasa semakin tersanjung. Daniel bersikap sangat merendah, dan hal itu menarik hatinya. Dia tidak suka laki-laki yang terlalu memamerkan harta yang mereka miliki.

"Bila anda perhatikan, kartu yang Anda miliki ini terbuat dari campuran platinum dan emas, begitu juga kartu emas dan perak, semuanya asli terbuat dari logam emas dan perak!" Staff itu melanjutkan.

Bibir Velina menganga lebar. Meskipun dia kaya raya, tak pernah sekalipun terbersit dalam kepalanya untuk membuat sebuah kartu yang terbuat dari perak murni, apalagi emas! Semakin dia dijelaskan oleh staff wanita, semakin pening kepalanya. Dia tak habis pikir. Daniel Garibaldi memang sangat tahu caranya menghabiskan uang!. Akhirnya, dia pun rela membiarkan staff wanita itu untuk mengambil sidik jarinya.

Setelah itu, ia memberi tanda kepada seseorang untuk mengantarkan Velina ke ruangan VVIP. Sepanjang perjalanan, Velina tak habis-habisnya berdecak kagum. Peralatan gym disini jauh lebih lengkap daripada Vel's Country Side Club miliknya! staff pria itu mengantarkan Velina menuju lantai 5 dengan menggunakan lift yang transparan. Ketika lift melewati lantai 4, Velina semakin melongo. Rasa-rasanya rahangnya hampir mau copot saja, dia sama sekali tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan perasaan takjubnya!.

'Oh, Lord! This must be heaven!' Ujarnya dalam hati.

Ya Tuhan! Ini pasti surga!

Apa yang dia lihat adalah sebuah kolam renang sedalam 3-5 meter, yang salah satu bagian dindingnya terbuat dari kaca yang sangat tebal. Kolam renang itu sendiri berada di lantai lima, namun orang-orang yang berada di lantai 4 dapat melihat ke dalam kolam renang itu melalui kaca tersebut.

Sebagai seseorang yang sangat mencintai olahraga menyelam bebas, Velina merasa seperti di surga. Dia merasa sangat tidak sabar untuk segera sampai di lantai 5. Tak lama kemudian, lift berdenting, dan setelahnya, pintu lift pun terbuka.

Begitu pintu lift terbuka, Velina segera berjalan cepat-cepat dengan penuh semangat. Tiba-tiba, dia berteriak dengan mata terbelalak lebar, "Whaaaaat?!!".

Wah wah wah!

Kira-kira, apa ya, yang dilihat oleh Velina di lantai 5?

╮(─▽─)╭

maiddictcreators' thoughts