webnovel

KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU

Penerus bisnis peralatan militer canggih ingin menjadi aktris?!  Velina, cucu konglomerat di Kota Jet. Wanita yang telah berkeliling dunia mempelajari bela diri hanya untuk meneruskan perusahaan kakeknya!  Namun suatu hari gadis ini menggemparkan keluarganya.  "Eyang, aku mau menjadi seorang aktris!"  Velina pun menjadi aktris dengan nama samaran 'Nana'.  Tak ada orang yang tahu jati dirinya sebagai orang kaya, namun... Siapakah lelaki yang ingin mensponsorinya ini?  Daniel, seorang lelaki ‘kanebo’ yang mengidap penyakit ‘bucin’ tingkat stadium akhir, teman masa kecil Velina yang kembali mengejar sang gadis yang telah lama menghilang... Dia ingin membuat Velina menjadi icon baru dari perusahaan raksasanya, Garibaldi Conglomerate, hanya agar dapat lebih dekat dengannya! Terdengar menyenangkan, ya? Tidak juga.  Velina terkenal sebagai seorang pewaris yang hanya bisa bersenang-senang dan tak bisa apa-apa! Rumor mengatakan gadis ini pemain hati para lelaki...karena dia dekat dengan banyak pria mapan nan ganteng!  Eh, Velina dituduh mencoba membunuh presiden?? Apa lagi ini??  ------ "Kalau aku yang mensponsorinya, itu namanya cinta!" - Daniel, Bucin Tingkat Akut.   Dapatkah Daniel mengambil hati Velina? Cobaan apa yang akan menerjang karir Velina sebagai aktris?  Mampukah ia bertahan?  Baca hanya di "judulnya apa"

maiddict · Urban
Not enough ratings
581 Chs

The Devil and the Angel

Setelah selesai mengukur sebuah gaun, Fanny lalu pergi mengambil sesuatu dan segera kembali.

"Na, sini, cobain! Ini setelan Androginy yang aku buat untuk season terbaru." Fanny menggoyang-goyangkan satu setel pakaian yang ia bawa. 

Itu adalah satu setel jas dan celana kerja untuk wanita, berwarna hitam dengan sebuah kamisol berwarna putih yang berbahan satin. 

"Wah! Bagus banget!" Velina langsung menyukainya begitu dia melihat setelan itu.

Tak jauh dari mereka, Nadine agak merasa iri dengan persahabatan mereka. Ia melirik setelan yang tengah diraba-raba oleh Velina. Sebuah senyuman terulas di bibir kakaknya.

"Hei, Nadine! Yang ini buat kamu!" Nadine tak menyadari ketika Fanny berjalan ke arahnya, sambil menyodorkan sebuah setelan, mirip dengan yang dimiliki oleh Velina, namun miliknya berwarna putih, sebuah boyfriend blazer dengan editor pants berwarna putih. Kamisol miliknya berbahan beludru berwarna hitam. Di bagian atasnya, terdapat renda-renda yang membuatnya seksi namun misterius ketika ia mengenakannya.

Setelan itu sangat menarik perhatiannya. Ia sangat menyukai warna putih. Lagipula, ia memang lebih memilih menggunakan celana daripada rok kerja bila harus pergi ke kantor.

"Eh, enggak usah. Aku tak memerlukannya," ia berusaha menolaknya, merasa tak enak hati. Terlebih, di dalam hati, ia sempat merasa malu karena sudah merasa iri pada kakak dan sahabatnya itu.

"Ambil aja, Nadine! Tak perlu merasa sungkan! Kamu justru harusnya minta uang sama dia, karena kamu harus mengendorse baju rancangan dia! Kamu kan top 5 business woman se-Vanesia!" Ujar Velina, sambil mengedipkan sebelah matanya.

Fanny tertawa, "Aku mana mampu sih, mengendorse seseorang seperti kamu, yang bisa meraup keuntungan berjuta-juta dollar hanya dalam beberapa jam saja!". Ia menepuk-nepuk bahu Nadine sambil tertawa-tawa. 

"Tak perlu merasa sungkan! Nana adalah satu-satunya investorku! Jadi bisa dibilang, ini adalah usaha kami berdua!" Fanny berbisik pada Nadine dan mengedipkan sebelah matanya.

Nadine tercengang. Ia sama sekali tak mengetahui jika ternyata Velina juga tertarik dalam bisnis fashion. 

"Yuk, kita coba!" Velina mendekati Nadine dan menarik tangannya ke ruang ganti. 

Di dalam ruang ganti, Nadine terperangah. Ia sangat menyukai setelan itu yang membuatnya tampak fashionable, meskipun terlihat mengenakan pakaian kerja, namun ia terlihat lebih modis, tidak sekaku biasanya.

Ia dan Velina keluar dari dalam ruang ganti pada waktu yang hampir bersamaan. Ia juga sangat menyukai gaya Velina, yang terlihat lebih tomboy daripada dirinya.

Mereka berdua masih mengenakan sepatu converse yang sama. 

Tiba-tiba, Velina membungkuk di hadapan Nadine dan melipat ujung celananya dua kali.

"Nah, begini lebih bagus! Kamu jadi terlihat lebih modis!" Velina menarik tangan Nadine agar mereka berdua dapat melihat cerminan diri mereka di dalam kaca.

"Wah! Kalian kelihatan serasi banget! Kayak the devil and the angel!" Seru Fanny, yang telah memegang kamera DSLR di tangannya.

"Yuk, kesana! Aku ingin memotret kalian berdua, untuk sneak peak instagram aku, boleh kan?" Tanyanya.

Mereka berdua segera mengangguk dan menuruti kemauan Fanny.

"Kak… Apa aku boleh memajang fotonya di IG aku? Atau harus menunggu season depan?" Tanya Nadine malu-malu. ia jelas tak ingin kehilangan kesempatan untuk dapat terlihat berdua dengan kakaknya dan ingin pamer di media sosialnya.

"Waaaah! Aku justru senang banget kalau kamu mau pajang di IG kamu! Nanti ya aku kirimkan foto-fotonya kalau sudah diedit! Makasih banyak lho!" Fanny merasa sangat senang.

Ia tahu betul, jika Nadine mengenakan pakaian buatannya dan memajangnya di sosial media miliknya, maka penjualannya di season depan pasti booming sekali.

Nadine adalah seorang pengusaha muda yang menjadi idola orang-orang yang berusia 17-35 tahunan. Karena kesuksesannya di usia 20 tahun, membuat orang-orang terinspirasi untuk bekerja sangat giat di usia muda agar bisa pensiun dini lebih cepat.

Mereka lalu berpose sampai puas, hingga mereka keringatan dan kelelahan. 

Ketika mereka sudah selesai, Nadine melihat Jun dan Jena sudah menunggu mereka, sambil memakan gelato. Seketika rasa sebalnya kembali. 

Setelah mengucapkan terima kasih pada Fanny dan kembali mengganti baju mereka, Velina meminta Jun untuk membawakan barang-barang mereka. tanpa membantah sedikitpun, Jun segera membantu membawakan barang-barang mereka.

"Kita mau kemana lagi, kak?" Tanya Nadine, begitu mereka keluar dari Vy Boutique.

"Karena aku sudah berniat untuk tinggal di rumah, aku perlu membeli beberapa baju dan kebutuhan lainnya" jawab Velina, sambil melihat-lihat sekelilingnya.

Dari usia remaja hingga saat ini, Velina sudah terbiasa hidup nomaden, yang membuatnya malas memiliki banyak barang karena dia harus hidup berpindah-pindah.

Sebagai seorang minimalis, pakaian yang dimilikinya pun relatif sedikit, hanya berwarna hitam, putih dan abu-abu yang mudah dipadu padankan.

Namun kali ini, terlebih karena dia telah memutuskan untuk menjadi seorang artis, dia tentu harus lebih memperdulikan pakaian yang dikenakannya. Setidaknya, tak hanya sekedar kaos dan celana jeans.

Dalam dua jam kedepan, mereka sibuk memilihkan Velina beberapa setel pakaian, namun dia tak juga merasa puas. Hanya sedikit pakaian yang dapat menarik minatnya.

"Hmmm… Let's see… Ayo kita cari pakaian yang bergaya klasik, bahannya bagus dan terbuat dari katun alami, tak mudah bosan bila dipakai, dan mudah dipadu padankan!" Velina berkeringat, dia kelelahan setelah mencoba beberapa setel pakaian.

Lama-lama dia merasa kesal karena ketika dia melihat satu motif yang disukainya, dia tidak menyukai potongannya, atau ketika dia menyukai modelnya, dia tidak menyukai bahannya.

Inilah salah satu alasannya tidak menyukai berbelanja baju. Dia merasa pusing jika dia harus memiliki banyak barang yang belum tentu dia ingat satu persatu.

Happy Fri-yay!

selamat berakhir pekan semuanya!

kiss kiss

(☆^ー^☆)

maiddictcreators' thoughts