webnovel

Ada Gorila Ngamuk !!

Tahun demi tahun berganti, Melani tumbuh menjadi pribadi yang terlalu mandiri di usianya yang masih terbilang muda.

Tapi ia juga tumbuh menjadi seseorang anti sosial, dan tidak mudah untuk bergaul. Bahkan ia kerap sekali mudah emosi, dengan teman-temannya yang senang menggoda atau mengganggunya.

Karena hal tersebut, Melani sendiri tumbuh menjadi anak yang pendiam dan terkenal super galak, judes, jutek di sekolahnya.

Saat ini ia sudah duduk di kelas satu SMP, dan Fani yang berbeda dua tahun darinya masih duduk di kelas lima SD.

Rangga kakaknya, sudah berada di tahun terkahir SMAnya. Dan ia pun berhasil meraih jabatan ketua OSIS di sekolahnya. Semakin sibuklah Rangga dengan semua kegiatan di sekolah.

Tanpa Melani sadari, Rangga kakaknya sudah semakin menjauh dari kehidupan Melani. Jangankan untuk tegur dan sapa, mengobrol saja sudah menjadi keajaiban jika itu terjadi.

"Hei!!! Kalian ngapain masih ada disini?? Melani sudah melotot galak ke arah gerombolan anak laki-laki yang masih saja berdiam di kelas.

Setidaknya ada sekitar empat orang anak laki-laki yang masih berada di dalam kelas. Dan mereka tidak peduli dengan ultimatum dari Melani, malah semakin asik mengobrol.

Hari ini adalah jadwal piket Melani untuk membersihkan kelas pada saat jam upacara, tapi Melani yakin gerombolan anak laki-laki tersebut dengan sengaja melewatkan jadwal upacara di hari Sabtu tersebut.

Melani langsung saja mengambil sapu yang berada di pojok kelas, dengan sangat kasar ia sudah mulai menghentakkan ke atas meja.

"Ayo keluar gak!! Kelasnya mau aku bersihin!!" Melani semakin menghentakkan gagang sapu di atas meja. Para anak lelaki langsung terkejut, tapi mereka belum bergerak.

"oooo... masih belum mau keluar ya? Nihh Rasainnn!!!" Melani mulai mengarahkan sapu ke arah gerombolan anak laki-laki tersebut. Dan dengan sengaja mengenai mereka.

"Aaaaaaaaaa..... awas ada Gorila ngamukk!!? ayo kita kabur!!!"

Melani semakin melotot ke arah para gerombolan lelaki yang sudah berhamburan keluar, dan masih meneriakinya sebagai Gorila.

Subuh itu seperti biasa, Intan membangunkan Melani untuk berpamitan. "Mama berangkat pagi sekali?" Tanya Melani yang masih mencoba mengumpulkan semua energinya untuk bisa bangun.

"Iya, karena kalau gak berangkat pagi-pagi, nanti mama kesiangan. Mama berangkat dulu ya.." Ucap Intan, Melani melirik ke arah jam dinding, waktu masih menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Kondisi rumah itu masih sunyi, Melani melihat ayahnya yang sedang tertidur pulas di sofa. Rangga juga belum terbangun dan masih berada di tempat tidur bersama Adit yang justru sudah bangun, dan sedang memainkan tangannya sendiri.

Tangan Adit langsung bergerak lincah, ketika Melani mengintip dari balik pintu, dengan hati-hati Melani masuk dan menggendong adik kecilnya.

Rangga sama sekali tidak bergeming, walau Melani berusaha membangunkannya. Melani pun mengajak Adit ke ruang makan.

Melani bergegas menyiapkan sarapan pagi untuk adik-adiknya, "Kak Lani..." Suara Fani tiba-tiba terdengar di ruang makan.

"Ok.. kamu sudah bangun, mandi dulu sana. Abis itu sarapan pagi." Perintah Melani, sambil menyiapkan makanan pendamping untuk Adit.

Tidak lama Rangga dan ayahnya sudah bangun. Mereka pun tampak bersiap-siap.

Semenjak ayah mereka di PHK beberapa tahun lalu, keluarga mereka sudah tidak memiliki pembantu rumah tangga, sedangkan ayah mereka membuat toko kelontong kecil di area depan rumah mereka.

Setelah minum kopi buatan Melani, Bayu pun langsung bersiap-siap untuk membuka warung kelontongnya.

Fani memperhatikan kakaknya yang sedang sibuk di depan kulkas, dan memindahkan beberapa es yang sudah beku, ke dalam wadah es.

"Kak, itu untuk apa?"

"Ini untuk dijual. kan lumayan hasil jualnya bisa buat jajan atau kita tabung deh." Ucap Melani dengan bangga. "Nanti kakak mau titipin di warung sekolah."

***

Sekolah

"Anak-anak, kalian semua wajib untuk pilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ya. Dan nanti ketua kelas, kasi datanya ke ibu."

Seorang anak laki-laki mengacungkan tangannya dengan tinggi. Laki-laki itu bertubuh bongsor dan sangat tinggi.

"Ya Fahri, ada apa?" Tanya Bu guru.

"Bu, memangya ada ekstrakurikuler buat Gorila?" Ucap Fahri dan melirik ke arah Melani yang langsung membalas dengan pelototan.

Seketika seisi kelas langsung tertawa mendengar gurauan Fahri, Lelaki super nakal dan super jahil tersebut. Melani terus saja melotot ke arah lelaki tersebut.

Bu guru telah membagikan selembaran kertas, untuk para murid memilih kegiatan ekstrakurikuler apa yang akan mereka ikuti.

Melani membaca dengan teliti, dan mulai berpikir dengan tenang. Kira-kira apa yang cocok untuk dirinya.

- Paduan suara (Melani menggeleng)

- Bulu tangkis ( Tidak....)

- Basket (Tidak...)

- Paskibra ( menggeleng lagi)

- pencak silat (Mata Melani menjadi melebar)

Melani sudah dengan cepat mengisi selembar kertas tersebut, dan ia berikan sendiri ke gurunya.

Gurunya memeriksa, kemudian untuk beberapa detik menatap heran ke arah Melani. Tapi tidak lama gurunya pun memberikan sebuah senyuman yang penuh dengan makna.

***

"Lani.. ini uangnya ya.. hari ini dagangan kamu habis semua." Seorang nenek dengan baju batik cokelatnya memberikan sejumlah uang kepada Melani.

Melani pun langsung menerima dan menghitungnya dengan cepat. Perasaan dia sangat senang sekali, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah bagaimana bisa menghasilkan uangnya sendiri tanpa bergantung kepada kedua orang tuanya.

"Hari ini Fani sudah pulang duluan." Gumam Melani. "Kasihan dia, kalau dia tau esnya habis semua pasti dia ngambek."

Gadis itu dengan sangat senang berjalan melenggang membawa wadah es yang kosong. Terdengar gemericik koin saat ia berjalan riang dari arah kantong bajunya.

Kantongnya yang sudah penuh berisikan uang hasil dagangannya. Melani masih saja asik dengan jalan kakinya, untuk mempercepat waktu. Ia memutuskan untuk berjalan melewati jalan pintas yang jarang ia lewati.

Tapi ternyata, ia memilih jalan yang salah. ada segerombolan anak laki-laki yang ia tidak kenal, menyeringai licik ke arahnya.

"Wahh.. dapat mangsa baru nih.." Ucap salah satu.

"Ehh seragamnya sama kaya si Fahri.." Ucap salah satu anak laki bertubuh tinggi bongsor. "Lo kenal dia Fahri?" Tanyanya kembali.

"Enggak.. satu sekolah bukan berarti harus kenal kan." Jawab Fahri.

"Ehh.. Lo kalau mau lewat sini, harus kasi kita duit dulu." Ucap pria tersebut dan berjalan mendekati Melani.

Melani sedikit merasakannya ada ketakutan, ia pun langsung memundurkan langkahnya sendiri.

"Kalian ini anak nakal kan!! Aku bisa teriak yang kencang lohh.." Ancam Melani.

"Coba saja kalau berani!!"

Mereka susah memegangi tangan Melani, dan Melani terus meronta-ronta, berusaha untuk melawan. Seketika uang koin yang ada di kantongnya terlempar dan jatuh berhamburan, ketika Melani berusaha melepaskan diri.

"Wahh lumayan nihh... " Ucap salah satu anak laki-laki. Sedangkan Fahri hanya menatap dengan bingung.

"JANGAN AMBIL!!!!" Teriak Melani, tapi mereka pun tidak peduli. Melani pun yang sudah sangat marah, mengumpulkan semua tenaganya untuk melawan empat orang anak laki-laki yang masih mencoba untuk mengambil sisa uang Melani.

Melani memberikan tendangan, pukulan secara membabi buta. Bahkan dirinya pun mendapat balasan pukulan.

Setelah bergerumul lama, para gerombolan anak laki-laki tersebut sudah kewalahan.

"Gila.. nih Cewe..." Ucap pria bertubuh bongsor, " Udah kita tinggal ajja.. lagian ngapain gorila di lawan." Ucap Fahri yang melihat Melani yang sudah cukup berantakan.

"Hhh... iya Lo benar Fahri. Ni cewe kaya Gorila."

"Aaaaaaaaaaaaaarrrrrggggghhhhh... Sini kalau Lo pada berani semua..." Melani sudah berdiri dan memasang kuda-kuda nya.

"Hei.. kalian ngapain disitu?"

Seorang bapak-bapak yang membawa gerobak bakso, muncul dan langsung curigai melihat Melani anak perempuan satu-satunya di antara gerombolan anak laki-laki.

"Ayo kabur..."

Gerombolan anak laki-laki tersebut pun pergi begitu saja. Dan tentunya mereka telah mengambil sebagian besar uang dagang Melani.

"Dek.. kamu gak apa-apa?" Tanya tukang baso tersebut. Tapi Melani hanya diam, dan semakin mengepal kedua tangannya.

Bayu kaget, melihat kondisi anak perempuannya yang baru pulang sekolah. Bukannya menanyakan ada apa atau apa yang terjadi. Bayu justru memarahi Melani.

"Kamu ini anak perempuan!! Ngapain kamu berantem-berantem! Mau jadi sok jagoan kamu!!!" Ucap Bayu dengan kesal.

Melani yang moodnya sedang tidak dalamnya keadaan baik, malah memberikan tatapan tajam ke arah ayahnya.

"Loh udah berani ngelawan kamu YA!! dibilangin orang tua bukannya didenger, MALAH NANTANGIN!!"

Bayu langsung saja menarik tangan Melani dengan kasar, dan menyeretnya paksa ke arah kamar mandi.

Melani langsung saja dikurung dalam kamar mandi, dan Bayu dengan sengaja mematikan lampu kamar mandi.

Bayu berharap, Melani mengeluarkan suara dan memohon ampun padanya. Tapi gadis itu hanya diam dalam kesunyian..

"Kalau KAMU GAK MAU MINTA MAAF, PAPA KUNCIIN KAMU SEHARIAN." Ancam Bayu dan langsung meninggalkan Melani.

Melani memang tidak mengeluarkan suara apapun dalam kamar mandi tersebut. Tapi air matanya terus mengalir, dan itu justru membuatnya semakin mengeluarkan air mata kesedihan dalam kesuyiannya.

Selamat Malam.

ini karya saya yang terbaru. semoga bisa memberikan genre romance yang berbeda.

untuk perkenalan 3chapter dulu ya.

Selamat Membaca ❤️

jangan lupa baca novel karya saya yang lainnya.

IHeartU

Not Cinder-Ella

Sita_ehcreators' thoughts
Next chapter