webnovel

Terluka

Intan dan Bayu berlari dengan cepat sepanjang koridor. Tangan Bayu sudah merasakan keram karena menggendong Adit sepanjang perjalanan ke rumah sakit.

Rangga juga terlihat ikut bersama kedua orang tua mereka. Dengan panik dan tergesa-gesa, mereka masuk ke dalam ruang UGD.

"Dokter.. tolong anak saya." Ucap Intan dengan wajah pucatnya, Dokter yang melihat banyak darah keluar dari telinga balita tersebut langsung terkejut, dan langsung memopohnya ke atas tempat tidur.

Dua jam sebelumnya.

"INTAN!!! MAU KEMANA KAU MALAM-MALAM BEGINI??"

Bayu tidak peduli melani dan Fani yang memperhatikannya, Bayu sudah menunjukkan wajah dengan penuh amarah. Intan terlihat sedang mempersiapkan baju Melani, Fani dan Adit. Ia memasukan dengan cepat dan tergesa-gesa semua baju anaknya.

Bayu yang kesal karena Intan mengacuhkannya, mengambil paksa koper Intan dan membantingnya ke lantai. Isi koper menjadi berantakan, Fani bahkan terkejut dengan sikap ayahnya dan Melani hanya menatap dengan tatapan dingin.

"BAYU!! Aku sudah muak dengan dirimu, aku akan membawa anak-anakku pergi!" Ucap Intan dengan suaranya yang bergetar dan airmatanya yang sudah berlinang-linang.

Intan merapikan kembali semua isi kopernya, tapi suaminya kembali menahannya dan bahkan mendorong istrinya sendiri.

"Kau tidak AKAN KEMANA-MANA INTAN!! Awas saja kalau kau berani melangkahkan kakimu untuk keluar dari rumah ini!!"

"APA!!?? Apa yang kau lakukan Bayu? Kau sudah berani mengancamku?" Balas Intan dengan matanya yang melotot ke arah suaminya sendiri. Intan berjalan mendekati Fani dan Melani.

"Kalian tunggu Bunda di depan ya, Bunda mau bangunin Adit dulu." Ucap Intan, dan kedua putrinya langsung menurut saja.

Melani dan Fani duduk di depan terasnya, beberapa tetangga mereka tampaknya sudah mulai terganggu dengan keributan kedua orang tua mereka berdua. Mereka sudah mulai berdiri di depan pagar rumah Keluarga Bayu.

Rangga baru saja tiba, ia pulang terlalu malam dan ia pun tercengang melihat kedua adik perempuannya sedang duduk di depan rumah. Ditambah dengan tetangga yang mulai mengerumuni rumah mereka.

"Lani, Fani kalian ngapain diluar? Dan ada apa ini?" Tanya Rangga bingung, dan ia mendengar suara histeris dari ibunya. Belum sempat pertanyaannya dijawab, Intan dan Bayu sudah keluar rumah.

Bayu sedang memegangi Adit yang sedang terkulai lemas, dan ada darah yang mengalir dari telinganya.

"Pak Bayu, ada apa ramai-ramai seperti ini." Ucap salah satu tetangga mereka, yang merupakan ketua RT di wilayah tersebut.

"Adit kenapa Yah?" Tanya Rangga menjadi panik,

"Ayo cepat antar Adit ke rumah sakit, pakai mobil saya saja." Perintah Pak RT. Rangga pun melirik kearah kedua adiknya yang masih diam dan bingung.

"Dek Rangga pergi saja, biar ibu yang temani mereka disini." Ucap istri dari Pak RT, Rangga pun langsung pergi meninggalkan adik-adiknya tanpa berkata apapun.

Melani dan Fani hanya bisa menatap dengan sedih, karena mereka tau ini bukanlah pertanda baik untuk adik kecil mereka.

Next chapter