webnovel

Asal Madesh

Tetapi Madesh berusaha untuk tetap berpositif thinking. Kalaupun pada akhirnya ia akan berakhir seperti raja neraka maupun dewa kematian ia tetap akan berusaha untuk memperjuangkan perasaannya pada Azura.

Madesh ingin menghilangkan kutukan itu dan ia ingin menghapus aturan yang mengharuskan mereka mencintai hanya dari yang satu alam saja. Karena bagi Madesh itu termasuk mengekang kebebasan seseorang.

Bagi Madesh siapapun yang hidup memiliki kebebasan masing-masing yang tak dapat dikekang dan dihalangi oleh orang lain. Maka dari itu Madesh tetap keras kepala untuk membawa Azura meskipun akhirnya tak seperti yang ia harapkan.

'Apa yang kau lakukan, Madesh? Kau bukan orang lemah!' batin Madesh menyemangati dirinya.

Setidaknya Madesh sudah berusaha dengan baik dan hasilnya ia hanya bisa berpasrah. Madesh yang memikirkan mengenai hal ini sampai lupa menjawab pertanyaan dari Azura.

"Kejadian Dewa kematian dan Dewi Herna itu terjadi saat aku masih berusia 500 tahun. Dewa kematian kan tidak hanya ada satu namun pemimpinnya yang memang hanya satu. Dan setelah dia sirna dari dunia ini aku yang menggantikan dia menjadi ketua atau pimpinan dari para Dewa kematian!" jawab Madesh menjelaskan.

"Lalu dari manakah tempat kamu berasal? Apakah kau dilahirkan dari orang tua seperti manusia? Ataukah Dewa dan Dewi tercipta dengan cara lain?" tanya Azura yang semakin ingin tahu.

Madesh tidak menyangka jika ceritanya akan membuat Azura menjadi semakin penasaran. Namun setidaknya dengan begini Madesh bisa merasa lebih dekat dengan Azura.

Bahkan jika seperti ini selama berhari-hari berminggu-minggu atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pun tidak masalah asalkan ada kemajuan di antara hubungan keduanya. Yang penting Azura nyaman dan aman di sisinya itu saja sudah membuat Madesh sangat senang.

Madesh pun menceritakan asal usul dewa dan dewi. Para dewa dan dewi diciptakan dari perpaduan kedua elemen yang berbeda. Elemen itu antara lain seperti angin, air, api, udara dan cahaya.

Mereka semua dipadukan dengan dua elemen yang berbeda-beda untuk menjadikan dewa dan dewi yang berbeda pula. Maka dari itu setiap dewa dan dewi memiliki tugas yang tak sama.

Dan Madesh sendiri diciptakan melalui perpaduan antara api dengan cahaya. Ia diciptakan dari dua elemen yang berlawanan karena keduanya mendiami wilayah yang menjadi bagian dari tugasnya.

Cahaya berasal dari surga karena Madesh akan membawakan orang untuk masuk ke surga. Sedangkan api berasal dari neraka karena Madesh juga akan memasukkan orang ke dalam neraka.

Jadi Madesh harus memiliki kedua elemen dari tempat asal itu karena jika ia tidak memilikinya ia tak bisa bertahan di tempat yang bukan seharusnya ia datangi atau tempati.

Setelah mendengar cerita Madesh kini Azura tahu lebih banyak mengenai akhirat. Dan ternyata hal yang ia ketahui di bumi masih jauh kurang banyak dengan yang terjadi di akhirat.

Azura merasa jika Madesh ini tidak terlalu buruk. Namun tetap saja Azura tidak mau menetap bersama dengan Madesh selamanya karena ia ingin kembali ke tempatnya.

"Wow, keren, ternyata seperti itu cara dewa dan dewi diciptakan," gumam Azura yang terkesan.

"Iya, sekarang setidaknya kau sudah tahu," jawab Madesh.

Tiba-tiba Azura teringat akan apa yang dikatakan oleh Madesh mengenai jalan-jalan. Azura ingin menagih janji Madesh yang akan mengajaknya jalan-jalan setidaknya seminggu sekali.

"Ah, lalu bagaimana dengan jalan-jalan yang kau janjikan?" tanya Azura.

Madesh sudah tahu jika Azura tidak akan melupakan hal itu dengan mudah karena Azura yang menyukai kebebasan. Jadi Madesh tetap akan menepati janjinya.

"Tentu saja aku tidak lupa! Tetapi untuk hari ini kita tidak bisa pergi karena jam kerja aku mulai besok. Jadi tunggu sampai besok pagi, oke?" jawab Madesh memberikan penjelasan.

Azura sedih karena ia tidak jadi pergi. Setidaknya Azura masih bisa pergi esok hari. Hanya saja untuk saat ini Azura bingung apa yang akan ia lakukan di rumah Madesh.

Madesh memiliki sebuah ide agar Azura tidak merasa bosan. Madesh ingat jika saat ia pergi untuk mencabut nyawa ia melihat seseorang memainkan sesuatu dengan bersemangat dan menyenangkan.

Jadi Madesh rasa itu bisa menjadi hal yang tepat untuk menghilangkan kejenuhan Azura. Jadi tanpa pikir panjang Madesh langsung menawarkan dirinya.

"Bagaimana kalau kita bermain sesuatu? Seperti sebuah permainan lewat layar kaca?" tanya Madesh.

Azura tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Madesh karena setahu Azura permainan seperti itu tidak ada karena berbahaya.

"Kenapa kau menyarankan hal yang berbahaya seperti itu? Jika permainan itu dikenakan ke arah televisi maka layar televisinya bisa pecah dan itu berbahaya karena listriknya yang bertegangan tinggi!" jelas Azura memberi peringatan.

Apa yang dijelaskan oleh Azura berbeda dengan apa yang dilihat dengan yang Madesh lihat. Jadi Madesh memutuskan untuk pergi ke tempat ia melihat game itu.

"Kau jangan kemana-mana dan tunggu di rumah! Ingat perkataanku mengenai Raja neraka dan surga, bukan?" pinta Madesh.

Azura sedikit kesal karena ia dipandang layaknya anak kecil. Tetapi Azura tak menghiraukan itu asalkan ia bisa segera relaks.

Dan akhirnya Madesh pun pergi ke rumah yang dulu ia kunjungi. Madesh juga melihat anak yang sama dan juga bermain permainan yang sama pada saat Madesh pertama kali melihatnya.

"Ah, untungnya dia masih berada di sini! Aku harus mengamatinya dengan saksama!" gumam Madesh penuh tekad.

Madesh perlu memperhatikan apa-apa saja yang dilakukan oleh anak itu. Akhirnya kini Madesh sudah paham dengan permainan itu lalu ia langsung membeli sebuah PC untuk dibawa pulang dan ditunjukkan pada Azura.

Sementara Azura masih berada di ruang tamu menunggu kedatangan Madesh. Ia benar-benar jenuh dan bosan karena Madesh juga tak kunjung kembali.

"Dia itu sebenarnya pergi ke mana? Apa dia sedang mencabut nyawa lagi?" gerutu Azura yang sedikit kesal.

Tak lama kemudiannya Madesh akhirnya tiba di rumahnya dengan membawa sebuah PC. Bahkan Madesh muncul tepat di hadapan Azura dan langsung menyerahkannya pada Azura.

"Pakailah! Aku harap ini bisa menghilangkan rasa bosanmu saat tidak melakukan apapun di rumah ini," ujar Madesh yang langsung menyerahkan PC itu.

PC itu terdiri dari Layar, mouse, cpu dan keyboard. Azura sampai terheran-heran karena Madesh membawa benda seperti itu di hadapannya.

"Kau kenapa membawanya pulang? Itu untuk siapa?" tanya Azura yang keheranan.

"Tentu saja ini milikku! Aku sengaja membelikannya untukmu jadi pakailah," jawab Madesh yang masih menyodorkan barang bawaannya kepada Azura.

Azura tidak mengerti bagaimana bisa Madesh mendapat benda seperti itu. Jadi Azura menanyakannya dari pada penasaran dengan jawabannya.

"Kau... apakah kau punya banyak uang untuk membeli ini?" tanya Azura meremehkan.

TBC...