webnovel

Kesatria Mawar

Gulzar Heer, awalnya adalah bayi terbuang yang ditemukan Farzam, panglima tertinggi pasukan Kerajaan Arion di Lembah Kematian. Dia memutuskan merawatnya dan menjadikan Gulzar Heer kesatria terkuat meskipun berjenis kelamin perempuan. Dari kecil, Gulzar Heer dididik dengan keras. Dia bahkan menguasai berbagai teknik berpedang sejak usia sepuluh tahun. Gulzar Heer berteman baik dengan Pangeran Fayruza yang bagaikan malaikat. Dia juga berkali-kali menyelamatkan nyawa Fayruza dari pembunuh bayaran kiriman Pangeran Ardavan. Pangeran pertama itu memang tega membunuh saudara-saudaranya demi kekuasaan. Didikan Farzam membuahkan hasil, Gulzar Heer benar-benar bersinar dan selalu berhasil memenangkan perang. Raja Faryzan sebenarnya ingin mewariskan tahta kepada Pangeran Fayruza yang merakyat, tapi adat turun temurun tidak bisa diubah. Pangeran Ardavan yang serakah dan haus darah harus dinobatkan sebagai putra mahkota. Namun, Pangeran Fayruza sebenarnya malah merasa lega karena dia diam-diam jatuh hati pada Gulzar Heer. Jika menjadi putra mahkota, dia tidak akan bisa menjadikan gadis pujaan hati wanita satu-satunya. Suatu hari, Atashanoush, raja dari Kerajaan Asytar menculik paksa putri kesayangan Raja Faryzan, Putri Arezha. Raja lalim ini terkenal suka mengumpulkan selir untuk disiksa. Perang pun pecah. Apakah Kerajaan Arion berhasil merebut kembali Putri Arezha? Bagaimana dengan kisah cinta Gulzar Heer dan Pangeran Fayruza? Rahasia besar apa yang menunggu Gulzar Heer di Kerajaan Asytar?

Puziyuuri · Fantasy
Not enough ratings
102 Chs

Bagian 18

Putri Arezha menyapukan kuas. Perlahan, padang bunga lengkap dengan panorama dua sejoli yang tengah berangkulan mesra berpindah ke kulit binatang yang menjadi media lukisnya. Ya, dia memang tengah menjadikan Pangeran Heydar dan Shirin sebagai objek lukisan.

Namun, ada tujuan lain yang tersimpan dari acara melukis hari itu.

Alasan hendak melukis pemandangan hanya akal-akalan sang putri. Tujuan sebenarnya adalah mendorong suksesnya pernyataan cinta Pangeran Fayruza.P utri Arezha sendiri yang memilih tempat paling romantis, Padang Bunga Merilion. Konon katanya, jika berhasil menyatakan cinta di tempat ini, hubungan akan langgeng hingga maut memisahkan.

“Lukisannya sudah selesai, ayo!”

Putri Arezha memberi isyarat kepada Shirin dan Pangeran Heydar. Mereka pun segera mengendap-endap, lalu bersembunyi di balik pohon. Terlihat jelas Pangeran Fayruza melangkah ragu ke arah Gulzar Heer yang tengah telentang di hamparan bunga.

Pangeran Fayruza duduk di samping gadis pujaan hati, lalu bergumam lembut, “Gulzar ....”

Gulzar Heer tersentak. Dia cepat-cepat duduk. “Maaf hamba sudah tidak sopan.”

Pangeran Fayruza terkekeh canggung. “Tidak masalah, Gulzar. Tidak perlu bersikap terlalu formal, bukankah kita sahabat? Oh iya, ada hal penting yang ingin kukatakan.”

“Iya, Pangeran?”

“Aku ....”

Pangeran Fayruza menelan ludah. Keringat sebesar biji jagung mengalir di keningnya. Dia mencoba mengalihkan pandangan hingga tampaklah Putri Arezha mengacungkan jempol, memberi semangat. Keberanian sedikit berkobar.

“Gulzar ... aku mencintaimu.” Pangeran Fayruza menggigit bibir.

Gulzar tersenyum hangat. “Hamba juga mencintai Anda.”

Binar bahagia terpancar dari sorot mata Pangeran Fayruza. “Benarkah?”

Gulzar Heer kembali tersenyum, hingga matanya tinggal segaris tipis. Wajah yang biasanya datar kini teramat manis. Jantung sang pangeran seolah hendak melompat keluar dibuatnya.

“Tidak mungkin ada kesatria yang tidak mencintai tuannya,” cetus Gulzar Heer ringan, memupuskan asa Pangeran Fayruza.

Wajah tampan berubah muram.

“Bukan cinta seperti itu yang kumaksud, tapi–”

Belum selesai Pangeran Fayruza bicara, cahaya keemasan tiba-tiba menerpa. Mereka semua refleks terpejam. Saat membuka mata, wanita cantik berambut perak telah berdiri di hadapan Gulzar Heer.

Putri Arezha ternganga.

“Indah sekali ....”

“Peri kupu-kupu emas!” seru Shirin refleks, membuatnya ditodong dengan sorot mata penuh ingin tahu Putri Arezha.

Shirin menghela napas berat sebelum memulai kisah paling fenomenal di Kerajaan Asytar. Peri kupu-kupu emas adalah pelindung kerajaan, tiga bersaudara yang memiliki warna dan iris mata keperakan, yaitu Daria, Houri, dan Ghumaysa. Namun, Raja Atashanoush jatuh cinta kepada Daria lalu mempersuntingnya. Keseimbangan di Kerajaan Asytar sempat kacau meskipun akhirnya bisa diatasi.

“Begitulah yang dikisahkan ibu saya, Putri,” cetus Shirin mengakhiri ceritanya.

“Wah! Ah, ayo kita liat lagi apa yang terjadi selanjutnya!” seru Putri Arezha.

Mereka kembali mengalihkan pandangan. Peri cantik itu tampak mengusap-usap kepala Gulzar Heer.

“Ibu, ada apa tiba-tiba mengunjungiku?” cetus Gulzar Heer.

“Ibu hanya ingin bilang, mungkin tidak bisa menjagamu beberapa bulan ke depan karena ada urusan di dunia peri.”

“Ah iya, Bu.”

“Ibu pergi dulu, ya, Nak. Jaga diri baik-baik.”

Gulzar Heer mengangguk. Houri mengecup keningnya sebelum perlahan berubah menjadi cahaya keemasan dan raib begitu saja.

“Tadi siapa, Gulzar?” cetus Pangeran Fayruza.

“Beliau adalah peri kupu-kupu emas, ibu angkat hamba.” Gulzar Heer pun menceritakan pertemuan pertamanya dengan sang peri. “Ah iya, apa yang tadi ingin Anda katakan, Pangeran?” tanyanya lagi, membuat Pangeran Fayruza tersedak.

“Itu ... aku–”

Trang!

Sebilah pedang terlempar. Gulzar Heer dengan cepat menebas, meninggalkan luka menganga di dada lawan. Ya, pembunuh bayaran kembali datang mengusik mereka. Jika tadi terlambat sedikit saja, nyawa Pangeran Fayruza bisa melayang.

Tak lama kemudian puluhan pembunuh bayaran berdatangan dari berbagai penjuru. Gulzar Heer menangkis serangan bertubi-tubi dengan tangkas. Pangeran Fayruza mengerahkan tenaga untuk mengurung beberapa musuh dalam bola air hingga pada penjahat itu lemas tak berdaya.

Pangeran Heydar menghunus pedang saat salah seorang penjahat melompat dari atas pohon, hampir saja menebas punggungnya. Satu tusukan di perut membuat musuh tumbang. Tiga lagi datang dengan beringas. Dia sedikit keteteran karena harus melindungi Putri Arezha dan Shirin.

Pangeran Heydar meniup terompet dari tanduk binatang. Lima pengawal yang tadi berjaga dari jauh berlarian ke arah mereka.

“Pengawal, amankan Putri Arezha dan Shirin!” titahnya begitu pada pengawal sudah dekat.

“Baik, Pangeran!”

Putri Arezha dan Shirin pun segera dibawa menjauh. Para pembunuh bayaran tidak mengejar karena target mereka hanya para pangeran. Namun, saat kereta kuda sudah dekat, para pengawal tiba-tiba mendorong Shirin hingga tersungkur di tanah.

“Apa-apaan ini?” seru Putri Arezha.

“Kami hanya melaksanakan perintah dari selir ketiga.”

Salah seorang menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher Shirin. Putri Arezha berlari dan menubruk si pengawal. Pedang terempas ke tanah. Goresan memanjang membekas di kulit mulus.

Wusssh

Embusan angin kencang menerpa. Tak lama seekor hizkel mendarat mulus di tanah. Shirin dan para pengawal menelan ludah. Mereka bukan hanya ngeri pada elang raksasa berbulu sekeras besi itu, tetapi juga merinding melihat siapa penunggangnya, Raja Atashanoush, penguasa Kerajaan Asytar.

Hanya satu orang yang berbeda pemikiran. Putri Arezha terpaku dengan mata berbinar. Dia menyeka air mata haru.

“Ini benar-benar mahakarya. Keindahan ini, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Wajah bagaikan pualam, mata berwarna hitam pekat layaknya batu manikam, bahu dan punggung yang kokoh. Otot perutnya yang seksi,” pujinya dengan antusias.

Raja Atashanoush turun dari hizkel. Rambut hitam pekat panjang yang dikucir kuda tertiup angin, menambah estetika wajah oval. Dia mengamati Putri Arezha yang sudah hampir pingsan karena terpesona. Wajah dingin berubah beringas.

Sraaat!

“Kyaaa!” Shirin berteriak histeris saat Raja Atashanoush melibas lima pengawal hanya dalam sekejap mata.

Sang raja tiba-tiba berjongkok di depan Putri Arezha dan mengusap tangan yang terluka. “Berani sekali mereka melukai hartaku yang paling berharga!” geramnya.

Putri Arezha dan Shirin melongo. Raja Atashanoush dikenal dingin dan tak punya hati, suka mengoleksi selir hanya untuk disiksa. Rasanya, tidak mungkin makhluk seperti itu akan jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Apakah dia pelayanmu?” tanya Raja Atashanoush sambil menunjuk Shirin.

Putri Arezha

mengangguk. Dia hanya bisa ternganga saat digendong Raja Atashanoush. Sang raja mengarahkan tangan kepada Shirin. Si pelayan terangkat dari tanah dan lalu dinaikkan ke atas hizkel. Terakhir, Raja Atashanoush juga menaiki hizkel sambil menggendong Putri Arezha, lalu melayang ke angkasa.

Tak lama kemudian, Gulzar Heer, Pangeran Fayruza, dan Pangeran Heydar yang telah berhasil mengalahkan para pembunuh bayaran menyusul. Mereka disambut empat pengawal dengan kepala terpenggal dan satu lagi tergeletak meregang nyawa. Pangeran Fayruza cepat melakukan teknik penyembuhan. Perlahan, kondisi pengawal itu membaik.

“Apa yang terjadi? Di mana Putri Arezha dan Shirin?” tanyanya setelah memastikan si pengawal sudah stabil.

“Beliau diculik Raja Atashanoush dari Kerajaan Asytar.”

***