CHAPTER III SILENT IS GOLD

Sejak saat itu aku menjadi seorang yang dingin dan pendiam bahkan tak ada seorang pun mendekati dan berteman dengan ku karna sifat ku ini aku sering jadi bahan perbincangan di sekolah.

mungkin aku agak sedikit lebay ya di putusin langsung berubah sifat kayak gini ya sudah lah bodo amat.

mungkin diam lebih baik daripada aku menjalin kehidupan lama yang sangat menyedihkan dan suram aku memutuskan merubah sikap ku.

tiba saat jam istirahat aku seperti biasa mencari tempat yang sunyi aku pun duduk dan makan tiba tiba ada seorang gadis menghampiri ku gadis itu bertanya kepada ku

(hey senpai kenapa kamu nenyendiri terus,aku setiap hari memerhatikan kamu)

aku pun tercengang dalam hatiku berkata

(kok dia memerhatikan aku sih padahal aku ini orang menyedihkan)

aku pun segera meninggal kan tempat itu tanpa menjawad dan pamit pada gadis itu mungkin aku akan di anggap sebagai orang dingin,dia bertanya

(senpai mau kemana?)

aku pun tidak menjawab nya lagi dan langsung meninggalkanya dalam hatiku berkata

(gadis yang aneh)

hari hari ku terasa sangat biasa karna aku sering menghabiskan waktu di perpustakaan umum dan toko aku sekarang hobi membaca.

(duh buku sudah semua ku baca pergi)

aku pun memutus kan pergi ke toko buku tiba saat aku di toko buku.

aku bertemu gadis itu lagi dan gadis itu menyapa ku

(hey senpai)

aku pun tidak menyapa kembali

(ah lagi lagi aku bertemu gadis itu lagi).

sambil jalan pulang aku mengingat kejadian yang kelam itu padahal aku sudah muak mengingat kejadian itu tapi kenapa selalu ter ngiang-ngiang kejadian itu.