webnovel

Kamu Tertarik Dengan Apa?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah menunggu Huo Yanxi dan Lu Xia masuk ke dalam lift, ekspresi wajah yang sangat sopan Song Ning langsung berubah menjadi berhati-hati. Ia pun menatap Huo Yao dan dengan suara yang lembut berkata, "Putri yang baik, ayo kita masuk ke rumah…." 

Pintu lift masih belum tertutup, Lu Xia yang menoleh pun dapat melihat sikap ibu angkatnya yang telah berubah drastis. Sungguh, hal ini membuatnya merasa sangat iri hati.

*****

Rumah keluarga Huo memang tidak termasuk rumah yang besar, tetapi memiliki dua lantai yang bisa ditinggali seluruh keluarga. Namun tetap saja rumah ini, termasuk terlalu kecil bagi keenam anggota keluarga ini. Desain ruangan ini sungguh terlihat sangat tua dengan dilengkapi beberapa perabotan yang dibuat dari kayu Mahoni. 

Sungguh, desain di dalam rumah sangat menunjukkan karakter dari pemilik rumah ini.

Huo Yao memperhatikan setiap isi dalam rumah sembari menilai karakter setiap anggota keluarga ini. Akan tetapi, tatapannya berakhir pada sebuah gambar kaligrafi yang tergantung di dinding tepat di hadapannya. Seketika ekspresinya tampak agak terkejut.

Namun, dengan cepat Huo Yao memikirkan sesuatu lagi. Ia pun menarik tatapan dari gambar itu dan dalam hati berpikir tentang sosok seniman asli yang menggambar kaligrafi itu.

Walaupun rumah keluarga Huo tidak terlihat sangat miskin seperti yang dibayangkannya, namun tetap saja keluarga ini juga tidak mungkin mampu untuk bisa membeli sebuah gambar kaligrafi yang harganya setinggi langit dan menggantungnya di dinding.

Ya, kemungkinan besar gambar ini adalah barang palsu.

Ayah Huo sepertinya sudah menyadari tatapan sekilas dari putrinya itu. Dalam hatinya ia merasa gelisah dan bingung, ia tidak tahu cara yang tepat untuk mendekati putrinya ini. Saat melihat tatapan Huo Yao kepada gambar itu, ia langsung berpikir.

"Yaoyao, kamu juga menyukai kaligrafi?" Tanya Ayah Huo sambil tersenyum.

Alis Huo Yao terangkat dan menatap ayahnya. Ia dengan santai menjawab, "Tidak tertarik."

Ayah Huo langsung tertegun. Ia sebenarnya sudah mempersiapkan topik pembicaraan tentang seni kaligrafi. Sayangnya, kata-katanya itu hanya tertahan di tenggorokannya karena mendengar tanggapan Huo Yao tadi. Ayah Huo pun langsung tampak bingung dan berkata, "Oh, kamu tidak tertarik ya…."

Huo Yao melihat ayahnya seperti telah mendapatkan pukulan batin dan dalam 2 detik langsung menghiburnya, "Setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda-beda."

Ayah Huo yang mendengar hal itu seketika wajahnya tersenyum dengan hangat lagi. Ia pun langsung bertanya, "Kalau begitu, apa yang kamu sukai akhir-akhir ini?"

Huo Yao tentu belum memikirkan hal ini sebelum masuk ke dalam tubuh ini. Akan tetapi, ia juga tidak punya pilihan untuk segera berpikir dan mencari jawabannya. 

Huo Yao pun menundukkan kepalanya sejenak dan dalam beberapa detik kembali mengangkat kepalanya. Ia pun menjawab pertanyaan ayahnya dengan pandangan serius, "Belajar."

Mendengar jawaban itu, Ayah Huo langsung mengerutkan kening dan wajahnya kembali menjadi serius.

Seorang murid yang tidak pintar dan selalu kabur dari kelas, sekarang mengatakan dirinya tertarik dengan belajar?

Ayahnya diam-diam melihat putrinya yang kelihatan tidak sedang bercanda. Ia pun merasa curiga dengan informasi yang didapatkannya dari guru sekolah sebelumnya. Ia pun meragukan perkataan guru tersebut, 'Apakah para guru itu berbohong?'

Sejauh yang dia lihat hari ini, putrinya masih terlihat sangat penurut dan memiliki cita-cita.

"Ayah Huo, apakah kamu sedang memamerkan gambar kaligrafi yang jelek itu lagi?"

Song Ning yang mendengar bahasan suaminya tentang kaligrafi pun segera keluar dari dapur sambil membawa makanan. Ia pun memelototi suaminya dengan tatapan tidak senang sekaligus marah. "Masih tidak datang mengambil mangkok dan sumpit?" Tegurnya.

"Siapa yang kamu maksud sedang memamerkan?" Ayah Huo seketika menutupi kebenaran itu dan meraba ujung hidungnya. Walaupun menuruti perkataan istrinya untuk berjalan ke arah dapur, tetapi ia juga tidak lupa berbisik sendiri. 

"Mengapa semua kaligrafi di matamu menjadi barang yang tidak bagus. Jelas-jelas kaligrafiku itu adalah…."

Suaranya semakin lama semakin kecil dan tidak terdengar jelas. Alhasil, perkataannya yang terakhir tidak terlalu terdengar jelas oleh Huo Yao.

Namun, Huo Yao sudah mendengar bahwa ibu kandungnya baru saja mengatakan bahwa gambar kaligrafi itu jelek dengan sangat nyaring.

******

Setelah makan, Song Ning membawa putrinya ke lantai atas.

Di lantai atas ada empat kamar. Kamar yang dipersiapkan untuk Huo Yao adalah kamar yang ada di paling belakang. Song Ning yang membukakan pintu juga ikut menjelaskan kondisi kamar ini. 

"Waktu itu kamar ini adalah milik Kakak terakhirmu. Dia lebih suka berkeliaran dan tidak akan pulang ke rumah setelah setahun lamanya. Jadi, aku mengubah kamar ini kembali agar sesuai denganmu. Kamu lihat, apakah kamu menyukainya?"