Zulfa panik, tidak, ia tidak bisa merasa tenang.
"Sayang, gak apa-apa loh Ayah hanya demam kok. Lagipula kan dokter udah bilang kalau Ayah harus perbanyak istirahat,"
Menolehkan kepala ke sumber suara, dan di sana ada Rania dengan mata yang basah sama seperti miliknya. Ia menatap sang Ibu dengan senyuman yang menghilang di permukaan wajahnya, dirinya sangat menyayangi sosok Ayah karena bagaimanapun laki-laki tersebut adalah orang yang paling peduli dibalik segala kesibukannya.
"Kalau Ayah kenapa-kenapa, gimana?" tanya Zulfa yang sudah memikirkan hal seperti ini. Bagaimanapun, umur kedua orang tuanya sudah tidak muda lagi, jadi rasa takut pun menghantui dirinya dengan sangat jelas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com