webnovel

Kebohongan dalam suratMu.

"Ayolah kakak... Kamu menginginkan Ku kan, Mari kita bersenang-senang di malam ini."

author_gaje_ya_kan · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Bab 8

"Jadi kak Tio mau menikah?" tanya Aliz seperti biasanya, mengakrabkan diri kepada orang yang baru saja ia kenal.

Untung kak Tio adalah orang yang mudah diajak bicara, walau orang itu baru ia kenali.

namun, aku lihat calon istrinya merasa agak risih, dan juga kemungkinan cemburu, aku pun mulai menahan Aliza dari pembicaraan yang panjang lebar itu.

Tapi seperti biasa, Aliza akan mengabaikannya, "Tolong liz peka dikit dong." ujarku berbisik ditelinganya. lalu menyuruhnya mengarahkan pandangan kecalon istri kak Tio, akhirnya aliz sadar juga. namun kayaknya ini terlambat.

"Ih... imutnya Dek Ania kalau lagi cemburu." ujarnya, yang membuat aku kaget setengah mati, aku tak menyangka ia akan berbicara seperti itu, "ALIZ!!!" pekik ku, Kulihat Ania wajahnya memerah menahan malu yang amat sangat, akibat dari perkataan Aliza barusan.

Tanpa terduga sebelumnya, kak Tio memeluk calon istrinya, mengusap-usap rambutnya, mungkin ingin menenangkan sih calon istri. Kami yang melihat kemesrahan mereka berdua menjadi panas dingin.

"Dia ini orangnya selalu serius, dia tak terlalu pandai bercanda. jika sudah begini, ya... ia harus dimanja, imutnya Ainia..." ujar kak Tio dan masih memainkan rambut Ania, sedangkan Ania membenamkan wajahnya didada kak Tio, kami yang menonton kemesraan mereka, seperti sedang mengunyah tebu, manis!

Kak Tio pun pulang karena sudah sore. kini hanya ada kami berdua dirumahku.

"Selamat ulang tahun ya kak." ucapnya, namun aku rasa ucapan selamat darinya sudah sangat telat. Hari Ulang Tahun ku sudah lewat.

"Ada hadia yang ingin kakak pinta dariku?"

"A... bagaimana kalau hadianya adalah Aku yang tak ingin melihat mu lagi." kenapa aku mengucapkan kalimat itu barusan? apa karena aku masih kesal karena ia yang menghilang beberapa waktu lalu.

"Aliz.. Aku Mi.." belum sempat aku meminta maaf namun keduluan oleh nya.

"Baiklah aku kabulkan permintaan kakak."

Aku tak bermaksud berkata seperti itu, dua minggu tak bertemu denganMu saja, sudah membuatKu merindukan kamu.

"Maaf, aku hanya bercanda Liz. maaf." Entah kenapa ini seperti ia akan benar-benar pergi dariku.

"Hahahaha... Aku memang akan pergi kak, Aku serius soal ini. Dua minggu belakangan ini. aku menjalani rawat inaf dirumah sakit. Besok aku akan menjalani operasi, kemungkinan aku tak... maaf ini bukan candaan seperti biasanya aku aku lakukan. Jika dalam tiga hari aku tak mengabari kakak artinya aku sudah tiada. Maaf kakak aku kira aku akan lebih lama lagi menjahili kakak, Aku hiks hiks hiks aku tak akan bisa lagi menemani kakak yang penyendiri ini."

Mendengarkan penjelasannya barusan membuat aku ikut bersedih, kupeluk dirinya, tak henti-hetinya aku berucap "Kamu bohongkan." Namun ia kali ini tak menjawab seperti waktu-waktu kemaren, misalnya "Tada... ini hanya sebuah kejutan."

"Aku baru saja bertemu denganMu, esok aku harus berpisah denganMu, kamu manusia apa bukan sih Liz, kenapa selama ini kamu selalu menjahiliKu, kenapa kamu selalu dekat denganKu, jika kamu akan pergi dariKu untuk selama-lamanya. Aliza Aku me." ucapanku lagi-lagi ia hentikan, ia sentuh bibirku dengan satu jari telunjuknya. tersenyum penuh kebohongan didalam senyuman itu.

"Bisakah hari ini kita jalan-jalan, aku tak yakin aku akan selamat dari operasi yang persentase selamatnya adalah 20% Bisakah kita menonton bioskop, main bollwing, atau tenis meja?" Jangan katakan ini Aliza, aku tak sanggup, aku tak sanggup!!!