Budi terbangun dilihat Sang ibu tertidur disamping. adik-adiknya juga tertidur dikursi dan disebelah Budi. tangannya sudah lumayan tidak sakit lagi. hanya agak kebas karena diperban sehingga kaku.
Budi keluar kamar mencari makan ke dapur.
"mau makan apa den Budi" tanya mbok Ijah kepada Budi yang sedang mencari makan didapur.
Budi terkaget oleh suara mbok Ijah
"eh mbok Ijah, iya mbok saya lapar ada makanan apa mbok didapur". saut Budi
" ada daging bakar dan juga ada ikan sambal" jawab mbok Ijah dengan sopan kepada Budi.
"yaudah mbok buatkan daging bakar dengan sambal yang pedas ya" minta Budi kepada mbok Ijah.
"baik den, mohon ditunggu ya" jawab mbok Ijah dengan terampil sedang mengiris daging dan menyalakan api.
ibunya terbangun dan mencari Budi, dia khawatir akan anaknya. akhirnya menemukan Budi sedang berjalan ke ruang makan.
"tanganmu bagaimana, masih sakitkah?" tanya ibunya khawatir.
"sudah mendingan kok bu. tapi masih sakit. bu suapin Budi makan ya. Budi lapar" minta Budi kepada ibunya.
"sudah bilang ke mbok Ijah agar memasakanmu?" tanya ibu Budi
"sudah kok bu. makan daging bakar sambal pedas" jawab Budi.
"yaudah sini dekat ibu nanti ibu suapin" jawab ibunya terharu sudah lama tidak menyuapi Budi. mengingatkan pada kenangan saat Budi masih kecil dulu.
cerita ini dipercepat karena aku yakin kalian tak akan mau melihat bagaimana Budi sangat manja saat disuapin. bagaimana manjanya melebihi anak usia 6 tahun.
hahahaha.
keesokan harinya Budi pergi kepasar lagi. bukan untuk berbelanja tapi untuk melihat Sang penawan hati. berjalan menyusuri pasar dicarinya dari sudut ke sedut pasar. para pedagang tak berani menegur apalagi membicarakannya. kenangan kemarin saat seorang pedagang dipukuli dan dagangannya di buang ke tempat sampah.
siapa sangka sang pemuda culun ini adalah anak dari seorang tuan tanah. walaupun terkenal dermawan dan baik. tetap saja sangat sadis jika ada yang melukai keluarganya. naluri manusia.
setelah beberapa kali memutari pasar tak terlihat wanita itu. dikenali seorang anak yang bermain dengan wanita itu maka dipanggil.
"dek kakak wanita kemana ya, yang bermain dengan kamu kemarin". tanya Budi antusias saat melihat anak itu.
"mbak yang mana ya den" tanya anak kecil itu.
"yang kemarin pagi bermain denganmu dan teman-teman mu". Budi semakin antusias menanyakan. baginya kemarin bisa terlintas jelas saat ini. sang wanita dan anak-anak pun terlihat jelas dalam pikiran Budi. bahkan apapun yang dilakukan oleh wanita itu Budi ingat.
inilah cinta sebagai anugrah terindah bagi alam semesta. andaikan Budi tahu bau badannya pasti dia akan bisa mencium dari jauh bau badan yang dicintainya.
"oh, mungkin kak Renata ya... kurang tahu biasanya dia datang tapi sekarang tak ada". jawab anak kecil sedih kehilangan orang yang perhatian pada mereka.