2 Siang

sesampainya dirumah Juki langsung disambut oleh ibunya.

"tanganmu kenapa anaku." ucap ibunya nyonya Sri. langsung khawatir dilihat tangan anaknya diperban dan ada darah diperbannya.

"sakit bu, tadi saat memilih ikan panggang jariku tertusuk Duri ikan" tangis si Budi menceritakan kejadiannya.

dipeluk nya Budi. diajak masuk ke kamar. dipanggilnya tabib.

bagi orang kaya mudah untuk memanggil siapapun. harta bisa mengangkat harkat dan martabat seseorang. siapapun jika dipanggil orang kaya akan sesegera datang. apalagi dipanggil oleh keluarga Djojohadikusumo. yang sudah terkenal akan kedermawanan dan kebaikannya.

Budi berbaring ditempat tidur ibunya mengipas-ngipasi agar anaknya tidak kepanasan. menunggu sang tabib yang belum juga nampak batang hidungnya.

"bu, haus mau minum." ucap Budi manja kepada ibunya.

"tunggu sebentar ya anaku" balas ibunya. "mbok tolong ambilkan minum buat den bagus Budi" menyuruh pembantunya mengambilkan minum untuk anak tersayangnya. dengan terus mengipasi Budi.

untung kalian tidak melihat sendiri, bagaimana manja Budi kepada ibunya. andai kalian melihat rasanya ingin memukulinya.

tabib datang memeriksa tangan Budi. setelah diberi ramuan buat cuci tangannya agar tidak sampai infeksi.

"auh sakit bu... " Budi menangis saat tangannya dicuci dengan air hangat dicampur ramuan dan sedikit garam.

"sabar ya nak, sebentar lagi sembuh" rayu ibunya agar Budi berhenti menangis.

disamping mereka ada adik Budi. Anto Djojohadikusumo dan Giyanti Djojohadikusumo. mereka kadang iri akan perlakuan orang tua mereka pada Budi. sungguh berbeda kepada mereka. walaupun iri mereka tetap sayang kepada Budi karena memang Budi sangat perhatian dan sayang kepada mereka.

sebagai kakak tertua Budi sangat dihormati dan disayangi oleh adiknya. Budi menampilkan contoh kakak yang terbaik, dan memberikan rasa nyaman kepada mereka. sehingga mereka tidak memusuhi Budi.

berbeda dengan Budi, Anto adalah orang yang tegas dan sangat berwibawa. sedangkan Giyanti adalah wanita yang kalem dan anggun benar-benar menampilkan seorang wanita dari kalangan atas.

setelah sekian lama menangis Budi tertidur dalam kamar. Sang ibu tetap mengawasi disebelahnya.

"kakak kenapa bu, tanganya kok diperban dan berdarah ." tanya Giyanti kepada ibunya. ada rasa iri dalam hatinya melihat Sang ibu sangat sayang kepada kakaknya.

"tangannya tertusuk Duri ikan dipasar" jawab ibunya dengan sendu. matanya sembab habis menangis.

"terus kata tabib bagaimana bu?" Anto menimpali. ada rasa khawatir terhadap kakanya. walaupun ada rasa iri siapa tetap khawatir kepada kakaknya.

" sudah diberi ramuan buat cuci tangannya." jawab ibunya.

sungguh suatu adegan yang sangat memilukan seandainya jika Budi terluka parah atau sedang sakit. dimana Sang ibu terus berada disamping anaknya menjaga serta menangis agar anaknya lekas sembuh.

sedangkan pada kenyataannya Budi bukan sakit parah dan dia juga tidak sadarkan diri karena memang kecapean menangis.

uh.

avataravatar
Next chapter