webnovel

KARA

Persahabatan antara 2 cewe dan 4 cowo yang melibatkan perasaan. Rizka mempunyai masalah keluarga yang berat, rasa sakit hati dengan masa lalunya. Rafka yang terlihat tenang kadang selalu menggunakan emosi untuk menyelesaikan masalah. Masa remaja Rizka tidak selalu menyenangkan, punya mantan yang psycho akut membuat dirinya kadang didalam bahaya. Rafka, Althar,Zaky, Bagus dan Aulia selalu berusaha untuk menjaga satu sama lain. Tapi Rizka tidak mau terbuka sehingga membuat semua sahabatnya dalam bahaya. Awal suka dan kagum berubah menjadi sayang karna terbiasa bersama. Rizka dan Rafka terjebak dalam sayang yang sangat rumit. Bersama atau berpisah, menjalankan atau menghindari. Harap Rizka untuk kali ini biarkan dia bahagia. tolong minta komentar, penilaian dan dukungan cerita ini. InsyaAllah semua bakalan dijadikan pelajaran untuk lebih baik

rahma_Fajrina · Teen
Not enough ratings
380 Chs

BAB 9

Gue tau masa lalu lo, lo juga tau masa lau gue. Tapi lo ataupun gue sama-sama gak ngerti gimana perasaan kita sebenarnya.

*

*

*

Udara pagi yang segar tanpa campuran polusi memang yang terbaik untuk pernapasan. Sekarang ini Rizka sudah berada di taman komplek seperti minggu biasanya untuk lari pagi . Rizka menarik napas dalam-dalam, seakan-akan bisa menenangkan pikirannya dari masalah yang seminggu ini terus datang.  Rizka sudah delapan kali mengelilingi taman komplek, karena begitu semangatnya. Hingga ia sudah merasa lelah dia duduk disalah satu bangku Taman.  Mengelap keringat yang sudah membanjiri pelipisnya dengan handuk kecil yang ia bawa.  Merasa hari semakin siang dan matahari sudah menunjukkan sinarnya, Rizka bangun dari duduknya untuk pulang. 

Sesampainya dirumah  sahabatnya sudah bangun. Rizka bertemu dengan Zaky dan Althar di teras rumah,  saat masuk keruangan keluarga ada Rafka dan Bagus yang sedang bermain playstation milik Bagus. Playstation yang selalu ada dimobil Bagus, Bagus memang tidak bisa sehari tanpa game. Karena merasa lapar Rizka pergi ke dapur berniat ingin memasak sesuatu sekalian untuk sahabat-sahabatnya. Pas ia melewati meja makan sudah banyak makanan disana ada nasi goreng, roti bakar, omelet, selay dan susu.

"Ul siapa yang masak?" tanya Rizka saat melihat Aulia keluar dari dapur. 

"Nyokap lo lah siapa lagi" balas Aulia. 

"Mama?  Lah nyokap gue kan dirumah eyang ul. Ngaco lo" Rizka tak percaya.

"Kamu gak percaya kalau mama yang masak? " tanya Dona kepada putrinya. 

Rizka kaget saat melihat mamanya dari arah dapur. Ia mencium pipi dan memeluk mamanya dengan erat. 

"Ko mama sudah dirumah bukannya besok baru pulang?"

"Mama gak tenang ninggalin kamu sendirian dirumah "

"Biasanya juga gak peduli mau aku dirumah sendirian atau gak" balas Rizka dengan ketus. 

Suasana menjdi canggung,  membuat Aulia tidak enak. Karena merasa suasana tidak enak,  Aulia memanggil mereka yang di depan untuk sarapan. Sekarang meja makan sudah penuh dengan makanan dan juga orang-orang. Zaky dengan lahap memakan nasi goreng dengan omelet, dijamin yang melihat Zaky makan banyak seperti ini juga ikut kenyang seketika. Mereka makan dengan diam menikmati rezeki dari Tuhan kali ini. 

"Ah gak masakkan tante Dona gak masakkan Rizka sama-sama enak" kata Zaky setelah menghabiskan dua porsi nasi goreng. 

"Lo mah makanan basi juga dimakan kalau sudah laper" jawab Bagus dengan cuek. 

"Yah anjir gak gitu juga lah gue" bela Zaky.

Yang lainnya hanya berkekeh dengan ucapan dari Zaky dan Bagus. Setelah selesai sarapan Rizka membawa piring kotor ke dapur dibantu oleh Bagus. Sedangkan yang lain berkumpul si ruang keluarga bersama mama dona. Selesai menyuci piring Rizka naik ke kamarnya untuk mandi karena lari pagi tubuhnya jadi lengket. 

"Rizka mana gus?" tanya tante Dona.

"Ke kamar Tan, mau mandi katanya " jawab Bagus.

Tante Dona hanya menganggukkan kepalanya. Mereka nonton TV bareng diruangan keluarga. Duapuluh menit berlalu, Rizka turun dengan wajah yang lebih segar. Tidak sengaja matanya melirik ke arah Althar dan Rafka sepertinya mereka sedang mengobrolkan hal penting. Sebenernya Rizka penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Tetapi Rizka memilih diam saja , kalau itu menyakut persahabatan mereka pasti Althar dan Rafka tidak hanya membahas berdua saja.

**

"Lo belum jujur juga sama Rizka?" tanya Althar  

"Gue belum bisa bilang sekarang waktunya gak tepat. Lo kan tahu minggu ini minggu cape buat dia. Dari masalah orang tuanya, Leon yang muncul, lo yang tiba-tiba semalam ribut sama Daniel terus masa gue tambahin lagi" jelas Rafka. 

"secepatnya, jangan ampe orang lain yang ngasih tau " kata Althar dengan menatap tajam ke arah Rafka.

"Terus lo mau lihat Rizka ngedrop karena banyak pikiran? Kalau kita semua sanggup lihat Rizka drop gue jujur detik ini juga sama dia" baru Rafka bangkit dari duduknya Althar menahan tangannya. 

"Gak usah biarin aja dulu . Gue gak mau dia sakit" pinta Althar.

Mereka berdua saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Dilain tempat Aulia yang mendengar masalah itu bingung,  masalah apa lagi yang dirahasiakan.  Persahabatan selama 4tahun masih ada rahasia?  Yang benar saja. Aulia memang tipe orang yang tidak ingin tahu, dia hanya peduli sama apa yang harus dia pedulikan saja. Tapi kalau tahu ujungnya seperti ini , Aulia tidak ingin pura-pura tidak peduli lagi dengan sekitarnya.

"Gue minta lo semua balik dari sini kerumah gue" kata Aulia membuat Althar dan Rafka tersentak kaget. 

"Ya Tuhan li lo ngagetin aja" kata Rafka sambil mengelus dadanya .

"Gak usa lebay deh. Muak gue sama rahasia yang lo semua sembunyiin. Inget balik dari sini kerumah gue!" perintah Aulia tidak terbantah. Membuat keduanya ngehela nafas pasrah,  jika sudah Aulia dan Rizka yang meminta mereka tidak ingin membantah. 

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore mereka pamit dari rumah Rizka. Bukannya pulang tapi mereka kerumah Aulia sesuai dengan apa yang diminta oleh Aulia. Zaky dan Bagus bingung ada apa sebenernya saat tadi melihat Aulia meminta mereka kerumahnya . Tibanya disana Aulia membuat minum dan dibawa kebalkon kamarnya. Mereka sudah  duduk dikarpet, Bagus yang sibuk dengan game, Zaky dan Rafka sibuk dengan sosmed sedangkan Althar sibuk melamun. 

"Sudah stop sibuk sama urusan masing-masing. Gue mau serius nih" kata Aulia. 

"Gue juga serius ko ul sama lo tenang aja" balas Zaky. Tetapi malah dapet jitakkan dari Aulia. 

"Gue serius,  Simpen semua hape lo atau gue lembar ke kolam ikan papa" tegas Aulia dan semua sekarang terlihat serius. 

"Gue mau nanya banyak pertanyaan.  Satu sebenernya Rizka ada masalah apa aja minggu ini? Gue bukannya gak peduli tapi gue gak mau ikut campur banget masalah pribadi. Kedua apa benar Leon balik lagi dan gangguin Rizka? Ketiga lo Al "menunjuk ke Althar beralih ke Raf " dan lo Raf. Jelasin masalah apa yang terjadi semalem. Gue mau kejujuran bukan alasan" pinta Aulia dengan judes. Sedangkan Althar, Rafka, Bagus dan Zaky tidak percaya dengan pertanyaan Aulia. Mereka berempat diam tanpa suara, lidah mereka terasa kelu. 

"Cepet jawab,  atau gue langsung aja nanya ke Rizka? "tanya Aulia. 

"Eh jangan ul. Bisa mampus gue diomelin dia abis-abisan" kata Rafka.

"Yaudah, cepet jelasin" ketus Aulia.

"Jadi gini. Lo pasti tahu kan masalah orangtua Rizka. Beberapa hari yang lalu orangtuanya berantem lagi, Rizka nginep dirumah gue. Makanya pas dua hari kemarin yang jemput lo Althar bukan gue. Bukannya gak mau cerita tapi kan lo tahu Rizka juga belum cerita ke kita secara live" jelas Rafka.

"Terus masalah Leon iya emang bener dia balik lagi. Pas Rizka ambil baju dirumahnya dan di anter Akmal tapi Akmal malah gak bisa nganter dia lagi kerumah Rafka. Akmal nelpon Rafka buat minta jemput Rizka ternyata Rizka sudah gak ada dirumah. Nah pas keluar komplek rumah Rizka, Rafka ngelihat mobil Leon gak tahunya Leon keluar dari mobil berniat nyamperin Rizka lagi tapi keduluan sama Rafka. Ya Leon gak  terima karena Rafka jadi penghalang bagi dia , terus mereka berantem. Makanya muka dia kemarinan jadi memar gitu" jelas Zaky panjang lebar. 

"bisa serius lo?" tanya Rafka. dengan wajah yang meledek Zaky.

Aulia hanya bisa diam, Aulia merasa tidak guna menjadi sahabat. Padahal Aulia juga cewe bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rizka. Aulia menyesal dia tidak begitu peduli terhadap sekitar. Air mata Aulia keluar tanpa diperintah, Aulia merasa bersalah sama Rizka setelah mendengarkan semuanya. Harusnya Aulia bisa ngerti keadaan Rizka,  Aulia harusnya ada disamping Rizka kalau dia membutuhkan seseorang, Harusnya Aulia juga yang jadi pundak Rizka. Sahabat macam apa yang tidak mengetahui kondisi sahabatnya sendiri?

"Eh lo ko nangis. Gue ikhlas ko tolongin Rafka, gue juga ikhlas muka gue babak belur.  Lo jangan ikutan nangis, makin ngerasa bersalah gue kalau lo nangis juga" kata Rafka panik saat melihat Aulia menangis. 

"Yeh bego. Gue nangis karena Rizka bukan karena lo. Terus jelasin pertanyaan gue yang ketiga Al " kata Aulia. 

"Nah iya masalah semalem gara-gara apaan?  Muka gue jadi ungu-ungu gini karena nyelamatin lo" celetuk Zaky. 

"Gak ikhlas?  " tanya Althar sinis.

"Ikhlasi si" jawab Zaky.

"Iya coba dah jelasin ke kita" kata Bagus

"Masalahnya sekitar setangah tahun yang lalu diarena pas lo berdua gak ikut-" terpotong suara Aulia. 

"Lo pada masih suka balap?  Ya Allah rahasia mulu persahabatan kita. Gue mesti bilang Riz-"

"Mau gue lanjut gak ceritanya? " Aulia bungkam dan mengangguk" awalnya  cuma salah paham biasa. Karena emosi gue yang gak ke kontrol , terus ada masalah juga kayanya antara Rafka sama kepala geng itu . Dan Rafka mancing emosinya juga biar kepala gengnya keluar . Ternyata ketua dari geng itu si Daniel. Ya jelas aja anak buahnya Daniel ngadu ke ketuanya. Lo semua tahu Daniel masih Cinta banget sama Rizka. Tapi karena si Daniel juga bangsat udah bikin Rizka sakit hati mereka putus. Daniel gak terima waktu Rizka mutusin dia , setelah putus itu Daniel ngeliat Rizka bareng sama Rafka. Dan dikira Rizka selingkuh sama Rafka. kaya cuma salah paham doang gitu tapi jadi ribet karena bawa masalah pribadi " jelas Althar.

"Terus kenapa lo yang disekap semalam? " tanya Bagus

"Biar Rafka sama Rizka keluar mungkin" jawabnya sambil mengangkat bahu acuh. 

"Gue bersyukur punya hidup yang flat kaya gini. Tapi gue juga salut dan pengen ngerasain jadi Rizka. Jadi rebutan sana sini , dewasa dan cantik " kata Aulia. 

"Jangan mau jadi diri orang lain belum tentu lo nyaman. Bersyukur aja karena jadi diri sendiri lebih baik." kata Althar cuek.

"Lo cantik,  lo juga baik sama kaya Rizka.  Tapi disini masalah kita gimana caranya mancing Rizka biar cerita masalah keluarganya, jagain dia dari Leon dan nutup masalah ini dulu dari Rizka" suara Bagus.

"Nah tuh bener dan sorry ul kita bukannya mau rahasia-rahasiaan gini sama lo. Gue sama yang lain gak pengen lo ikutan khawatir. Kalau cewe khawatir ribet, kaya bunda . Yang kalem aja bisa jadi liar nah yang liar jadi gimana coba? " kata Rafka.

"Gausah ngehina berapa mas?" ujar Aulia dengan sinis. 

"Sekarang gini aja ul usahain Rizka mau cerita sama lo masalah keluarganya dan bujuk dia juga buat cerita sama kita. Dan kita yang cowo-cowo bakalan lebih lagi jagain lo sama Rizka. Kemungkinan besar lo bakalan ikut terlibat sama masalah Leon.  Karena Leon tahu banget kalau Rizka sayang banget sama sahabatnya. Buat kita yang cowo , lebih sering lagi latihan keahlian kita buat jaga diri sama ngelindungin dua cewe itu" ucap Zaky.

Mereka berempat mengerti apa maksud Zaky.  Aulia juga ngerti apa mau Zaky , kita semua mau Rizka baik-baik saja. Rasa peduli Althar sudah melebihi rasa peduli dari sahabat ke sahabat.  Bagi Aulia untuk sekarang ini mungkin memang Rizka lagi membutuhkan lebih banyak perhatian dibanding dirinya.

**

Vote jangan lupa