Anjar pun langsung tersentak saat ada tangan yang menepuk bahunya dan itu adalah Axcel.
"Eh iya! Ada apa Ax?" Tanya Anjar dengan suara gagapnya.
Axcel pun mengerenyitkan dahinya dan melihat wajah Anjar yang terlihat tidak biasa.
"Kenapa kamu menatapnya seperti itu? Jangan katakan kalau kamu itu …," Axcel menghentikan ucapannya karena Anjar memberikan berkas yang dia bawa sejak tadi.
"Errr … Ax! Eh maksudku bos. Ini berkas yang kamu inginkan dan setelah ini. Wanita cantik didepan kamu, akan menjadi milikmu!" Ucap Anjar dengan senyum menggoda. Dia sengaja menggoda Axcel karena dia tahu, jika Axcel yang selama ini jarang memperlihatkan ekspresi bahagia, pasti kan tersenyum jika menyangkut tentang Nindya.
Ternyata, dugaan Anjar adalah benar. Axcel pun tersenyum dan dia langsung meraih berkas itu.
"Baiklah, kamu boleh pergi dari sini!" Perintah Axcel dan dia pun meraih berkas itu dan melihat kearah Nindya yang ada didepannya saat ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com