setelah pertemuan itu, Nindya sering mendapat pesan bahkan panggilan telpon dari Ray, walaupun hanya sekedar bertegur sapa dan hanya menanyakan kabar, setidaknya Ray sangatlah perhatian padanya.
Awalnya Nindya tidak perduli padanya tapi lama kelamaan, Nindya mulai terbiasa dengan gangguan Ray yang sering menghubunginya. Perlahan Nindya menerima Ray sebagai calon suaminya.
hingga 3 hari lagi tepat sebelum hari pernikahannya.
Nindya mendapatkan sebuah pesan misterius dari nomor tidak dia kenal.
"Nindya sayang, aku ada di hotel xxx, no kamar 215, bisakah kamu datang kemari? aku memiliki kejutan untuk kamu!"
Nindya menaikkan alisnya, ini bukan nomor Ray tapi gaya bahasanya seperti Ray yang biasanya.
Tanpa rasa curiga dan perasaan penasaran yang menghinggapinya, Nindya pun pergi menuju tempat yang dia baca dalam pesan itu.
tetapi, di dalam hotel itu.
Ray mendapatkan pesan misterius juga menuju hotel itu dan dia mengira jika itu Nindya, Ray sangat gembira karena dalam pesan itu Nindya akan menyerahkan tubuhnya sebelum upacara pernikahan, karena itu adalah kesempatan yang bagus untuknya, Ray tidak membuang waktu lagi, dia memacu mobilnya secepatnya dan datang ke hotel itu.
berjalan dengan cepat, Ray pun sampai di nomor kamar yang dia tuju.
tok ... tok ...tok.
Ray mengetuk pintu dan saat dibuka, wanita cantik yang hanya memakai bikini pun keluar.
Ray terkejut karena wanita itu bukanlah Nindya melainkan Fera.
Fera menarik Ray masuk dan langsung mencium bibirnya.
Ray tidak bisa mengatakan apapun karena hasratnya sudah terpancing.
Dia pria normal apalagi ada wanita yang dengan rela memberikan tubuhnya secara langsung, dia tidak bisa menahannya lagi.
Fera yang sudah terbiasa bercinta dengan Ray, dia tahu bagian tubuh Ray yang mana saja yang sering dia puaskan.
Ray semakin sulit mengendalikan dirinya saat Fera mulai memainkan miliknya begitu lihai dan juga agresif.
Ray semakin terbakar hasrat dan sudah mencapai puncak dan sulit untuk mengendalikannya, Ray mendorong Fera ke atas tempat tidur dan membuka bikini yang tersisa di dalam tubuhnya.
setelah itu, Ray langsung menerkam Fera dengan buasnya dan puncak percintaannya akhirnya berlangsung.
suara desahan dan erangan yang kuat menyelimuti isi kamar itu.
Nindya yang baru saja datang, dia mencari-cari nomor kamar itu, tiba-tiba menabrak seseorang.
Nindya jatuh dan tangan besar orang yang dia tabrak menyentuh tangannya.
Nindya merasa canggung dan berkata "uuhh ... aku minta maaf telah menabrak anda!" ucap Nindya dengan sopan.
orang yang dia tabrak tersenyum ramah dan menjawab "tidak apa-apa! apakah ada yang terluka?" ucap orang yang menabraknya itu dan ternyata adalah seorang pria.
suara yang Nindya pernah kenal, terdengar familiar dan tidak pernah dia lupakan seumur hidupnya.
Nindya mencoba melihat kearah orang yang menabraknya dan saat dia melihatnya.
Nindya merasakan seluruh tubuhnya terasa kaku.
bukan hanya Nindya tapi pria yang menabraknya juga ikut kaku, karena akhirnya dia menemukan wanita yang ada didalam mimpinya. wanita yang membuat jantungnya berdetak cepat disetiap dia bangun dari tidurnya, dan hari ini! dia melihatnya tepat didepan matanya.
Axcel menggosokkan matanya berkali-kali, dia takut jika ini adalah mimpi namun ternyata ini memang nyata, dia menyentuh tangan Nindya dan itu memang asli.
axcel tersenyum bahagia karena pencariannya beberapa hari ini akhirnya membuahkan hasil, dia menemukan wanita impiannya.
Nindya yang diam membatu pun terkejut, karena pria yang mirip dengan Arkana menyentuhnya dan sentuhan itu terasa nyata.
Nindya tersenyum senang karena ternyata pria didepannya memang nyata bukan mimpi atau bayangan semata.
tanpa terasa air mata pun mulai menetes, Nindya langsung memeluk pria yang ada didepannya dengan erat, dia sangat merindukannya, sangat merindukannya.
Axcel terkejut, karena dia belum saling mengenal tapi wanita ini langsung memeluknya.
axcel ingin bertanya tapi melihat wanita impiannya memeluknya begitu erat, dia merasakan hatinya sangat bahagia, ini pertama kalinya dia dipeluk seorang wanita yang dia sukai walaupun hanya didalam mimpi.
Nindya menangis sejadi-jadinya, dia pun berkata "hiks ... hiks ... hiks, Ar kamu hidup kembali! Ar hiduo kembali! aku mencintai kamu Ar, tolong jangan tinggalkan aku lagi Ar! aku mohon!" Nindya terus mengatakan itu sambil menangis.
axcel terkejut, dia mengatakan nama Ar? dan mengatakan dia kembali?
Axcel semakin tidak mengerti tentang semua ini, dia melepaskan pelukan Nindya dan melihat wajahnya.
Axcel membantu menghapus air mata Nindya dan berkata "maaf nona, saya bukan Ar, nama saya. Axcel! sepertinya nona salah mengenal orang?" ucap Axcel, dia memperkenalkan dirinya pada Nindya.
Nindya terkejut, dia menunduk malu karena walaupun wajahnya mirip tapi dia bukan Arkana, dia melihat sendiri jika Arkana sudah meninggal jadi tidak mungkin dia hidup lagi.
"a ... aku minta maaf karena tiba-tiba memeluk kamu! baiklah, aku harus pergi," ucap Nindya, dia pun pergi meninggalkan axcel yang masih dalam mode kebingungan.
melihat punggung Nindya semakin jauh, axcel tidak ingin kehilangannya, dia sudah bersusah payah mencari wanita impiannya, kenapa hanya segitu saja? Axcel mengikuti Nindya dari belakang.
dia awalnya ingin mendekati Nindya tapi melihat Nindya yang sedang membuka pintu hotel dan berteriak, membuat axcel hanya menjadi penonton saja.