3 Chapter 1 [part 3]

Chapter 1(part 3)

Julio dan Herry pun akhirnya sampai di kelas mereka,namun di dalam kelas mereka terdengar suara orang sedang bertengkar dan benar saja,saat Herry membuka pintu,terlihat seorang siswa yang memiliki tubuh agak besar sedang berebut kursi dengan siswi berambut pirang panjang yang kelihatanya ia tidak mau mengalah begitu saja kepada seorang pria.

"Hoi cepatlah masuk," kata Julio karena Herry berdiam diri di depan pintu.

"Hei lihat,ada yang bertengkar," kata Herry sambil menunjuk dua orang itu.

"Lalu mau apa??" tanya Julio.

"Yaa,mungkin kau mau memisahkan mereka," kata Herry.

"Kau tahu kan kalau aku tidak pernah mau terkena masalah," kata Julio sambil berjalan menuju kursi dekat jendela.

"Oh iya,aku baru ingat," kata Herry sambil tertawa kecil.

Herry pun duduk di belakang tempat Julio, keadaan 2 orang itu pun mulai memanas.

"Menyingkirlah!!! Aku yang pertama disini," kata siswi itu sambil memukul meja.

"Tidak,aku lah yang pertama disini,kau saja yang menyingkir," kata siswa berbadan kekar itu sambil menunjuk siswi itu.

"Kau!!...Kau itu harus mengalah kepada perempuan!!" kata siswi itu.

"Memangnya kau itu perempuan!?" tanya siswa itu dengan nada meledek.

"Kau!!!... Dasar lebih baik kau mati saja sana!!!" teriak siswi itu.

"Hei jaga mulutmu!!!" siswa itu pun mengangkat tanganya dan melayangkan tamparan kepada siswi itu.

Julio pun berhasil menahan lengan siswa yang besar itu.

"Kau!! Lepaskan tanganku!!" kata siswa itu.

"Lebih baik kau hentikan," kata Julio dengan tenang.

"Hah!? Jangan ikut campur," kata siswa itu.

"Kalau kau terus melanjutkan hal ini,maka akan buruk juga untuk mu," kata Julio.

"Apa maksud—."

"Kalau kau terus melanjutkan hal ini,maka kau akan di anggap lemah oleh seluruh murid di kelas ini,mungkin juga bisa dianggap lemah oleh semua kelas,karena mereka beranggapan kalau kau hanya berani melawan perempuan,apa kau mau begitu ??" Jelas Julio sekaligus bertanya yang membuat siswa itu terpojok.

"Cih... oke, oke, aku mengalah, lepaskan tanganku," kata siswa itu lalu duduk di kursi yang paling belakang.

Kelas pun jadi hening, tiba-tiba terdengar suara bel lalu di susul oleh suara seseorang.

"Harap seluruh siswa berkumpul di aula,sekali lagi,harap seluruh siswa harap berkumpul di aula,terima kasih," suara orang itu menggema di dalam kelas, karena tidak ada satupun yang berbicara.

Akhirnya seluruh siswa di kelas pun keluar dengan tenang dan menuju aula kecuali siswi yang bertengkar dan temanya.

"Itu... Terima kasih," kata Siswi itu.

"Untuk apa??" tanya Julio.

"Karena sudah membela ku," kata siswi itu.

"Aku sama sekali tidak ada niatan untuk membelamu,hanya saja aku merasa risih bila terus di lanjutkan," kata Julio sambil melirik siswa yang tadi bertengkar, ternyata siswa itu pun sedang menatap Julio.

"Jadi jangan salah paham," lanjut Julio dengan dinginya.

"O-oh begitu,tetap saja aku berterima kasih karena sudah menghentikan pertengkaran tadi," kata siswi itu.

Julio pun berjalan keluar kelas.

"Eh,itu...siapa namamu??" tanya siswi itu.

"Julio," Kata Julio, dengan dinginya ia berjalan keluar kelas.

Herry pun menghampiri siswi itu.

"Maaf ya,sebenarnya dia itu tidak se-dingin yang kamu kira,mungkin dia sedikit tidak nyaman karena kejadian tadi,jadi mohon maaf ya atas sikapnya," kata Herry sambil tersenyum kepada siswi.

"O-oh begitu...ya,tidak apa-apa," kata siswi itu sambil tersenyum.

"Kalau begitu aku duluan ya," kata Herry lalu berlari menghampiri Julio.

Tak lama siswa yang bertengkar tadi pun berdiri dan menghampiri siswi itu.

"Mau apa kau!?" tanya siswi yang sedikit waspada dengan siswa itu.

"Aku minta maaf,setelah mendengar perkataanya itu ada benarnya juga,jadi aku minta maaf," kata siswa itu.

"Oh... iya,tidak apa-apa,aku juga minta maaf atas perkataan ku tadi," kata siswi itu.

"Ya,Kalau begitu aku duluan," kata siswa itu lalu berjalan keluar.

"Y-ya," Jawab sang siswi.

"Aku rasa orang itu sedikit misterius," kata temanya.

"Siapa??"

"Orang yang dingin kepadamu itu loh."

"Oh... eh, tunggu maksudmu misterius bagaimana??"

"Ya,dia bisa mengubah hati seseorang dengan sikap dinginya,bukanya itu sedikit misterius."

"Oh begitu,aku jadi penasaran tentang dia."

Temanya pun tersenyum jahil.

"Jangan bilang kau jatuh cinta padanya??" Tanya temanya yang menggoda siswi itu.

"Hah!? Apa sih... tidak,aku tidak jatuh cinta... sudahlah ayo pergi,nanti terlambat," kata siswi itu lalu pergi keluar menuju aula.

.

...

Saat di depan aula, Julio dan Herry pun berbicara masalah tadi.

"Hey Julio, bukanya sikap mu terlalu dingin kepada siswi tadi??" kata Herry sekaligus bertanya.

"Masa sih?? Aku rasa tidak," kata Julio yang mencoba menyanggah perkataan Herry.

"Itu kan menurutmu,kalau kau di anggap misterius bagaimana?? Nanti akan banyak yang memperhatikan mu loh, bukanya kau risih dengan hal itu??" kata Herry yang memojokan Julio.

Julio pun terdiam dan berhenti melangkah.

"Ah,benar juga," kata Julio yang sedikit terkejut.

"Ya ampun, bagaimana kau ini?? Lebih baik kau tidak usah bersikap dingin kepada yang lain," kata Herry yang memberi saran kepada Julio.

"Aku kan sudah begini dari lahir" kata Julio.

"Ya aku tau,tapi jangan terlalu dingin juga!!!" kata Herry yang sedikit emosi.

"Ya iya,akan ku usahakan" Kata Julio lalu lanjut berjalan memasuki aula.

.

...

Saat memasuki aula,terlihat murid smp dan sma duduk di kursi yang sudah di tentukan.

Aula itu sangat besar, hampir lebih mirip panggung teater mungkin sedikit lebih besar.

"Julio, kita duduk dimana??" tanya Herry yang berbisik kepada Julio.

"Heeiii!!! Julio!!" Panggil seseorang dengan suara yang keras.

Julio pun mencari asal suara tersebut dan berhasil menemukanya.

"Itu...bukanya itu siswi yang menimpa mu tadi ya ??" Tanya Herry yang melihat Selvia melambaikan tanganya.

"Kesini!!" Kata Selvia dengan suara keras.

"Sudahlah lebih baik kita kesana," ajak Herry sambil menarik lengan Julio.

"Kita bertemu lagi Julio," kata Selvia sambil tersenyum kepada Julio.

"Hei...sepertinya aku tidak di anggap," kata Herry sambil menunduk.

"Ah maaf maaf,aku tidak mengetahui nama mu,jadi siapa nama mu??" tanya Selvia.

"Namaku Herry, teman lama Julio,lebih tepatnya teman masa kecilnya," kata Herry yang memperkenalkan dirinya.

"Oh begitu...ah kalian duduk lah disini," kata Selvia sambil menarik Julio.

"Padahal dia bicara 'kalian' tapi kenapa yang di tarik hanya Julio ?? Sepertinya aku memang tidak dianggap disini," kata Herry dengan suara pelan yang merasa kehadiranya tidak dianggap.

Mereka pun duduk, tiba-tiba terdengar suara seseorang.

"Harap seluruh siswa duduk dengan tenang dan di mohon untuk tidak berisik saat acara berlangsung," kata orang itu lalu mengulai ucapanya lagi.

Semuanya pun tenang seperti sedang terhipnotis. Terlihat seorang guru pun berdiri di atas panggung.

"Selamat pagi semuanya,kami harap kalian bisa tenang selama acara berlangsung. Acara pertama, sambutan langsung dari kepala sekolah smp dan sma, mari kita beri tepuk tangan untuk kepala sekolah kita," ucap sang guru yang membuka acara penyambutan untuk murid-murid baru.

"Hey Julio,bukanya adik mu juga ikut serta dalam penyambutan??" tanya Herry.

"Ya begitulah,aku pun terkejut dia terpilih 2 kali menjadi ketua osis," jawab Julio.

"Adik mu seorang ketua osis??" Tanya Selvia untuk memastikan.

Julio pun mengangguk.

"Dan terpilih 2 kali??" tanya Selvia lagi.

Julio pun mengangguk lagi.

"Hebat,aku jadi ingin bertemu denganya," kata Selvia.

"Dari sini juga kau bisa melihatnya," kata Herry.

"Tapi aku ingin bertemu denganya langsung," kata Selvia dengan nada memelas.

"Untuk acara berikutnya,sambutan dari ketua osis smp 1 dan sma 1. Untuk sambutan peserta didik baru smp 1 akan disampaikan oleh Chelsea dan sambutan untuk peserta didik baru akan di sampaikan oleh Bella, beri tepuk tangan untuk mereka," ucap sang guru yang memualai acara keduanya.

Bella dan Chelsea pun maju ke podium.Chelsea pun memulai sambutan terlebih dahulu.

"Dia terlihat menawan ya," Kata Selvia.

"Begitukah??" tanya Julio sambil melirik Selvia.

Selvia pun mengangguk.

"Sama seperti kakaknya," kata Selvia dengan suara yang sangat kecil.

"Kau bilang apa tadi??" tanya Julio yang penasaran.

"Ah tidak,bukan apa-apa," kata Selvia yang wajahnya sedikit memerah.

Akhirnya acara sambutan pun memasuki bagian terakhir yaitu menyanyikan lagu kebangsaan sekolah mereka dan menyanyikan lagu nasional negara mereka.

.

...

Acara penyambutan pun selesai.

"Akhirnya selesai juga," kata Selvia sambil meregangkan Tubuhnya.

"Oh iya,besok kita harus memilih eskul yang ada disini kan?? Kau akan mengikuti apa Julio??" tanya Selvia.

Julio pun terdiam.

"Sialan,aku benar-benar lupa akan hal itu!!!"

To be continue.

===========================

(maaf kalau kurang menarik atau kesalahan penulisan, mohon kritik dan sarannya)

avataravatar
Next chapter