2 Chapter 1 [part 2]

Chapter 1 (part 2)

"Aduh!" siswi itu terjatuh dan kertas yang di bawanya pun berantakan.

Herry yang melihat siswi itu pun terkejut karena ia mengenali siswi itu.

"Hei...kau tidak apa-apa?" tanya Julio sambil mengulurkan tanganya.

"Ah...aku tidak apa-apa," kata Siswi itu sambil tersenyum.

"Ketua!?" ucap Herry yang terkejut setelah mengetahui kalau yang di tabrak oleh Julio adalah ketua osis.

"Ah,Herry," kata Ketua osis saat melihat Herry.

"Kau mengenalnya??" tanya Julio yang kebingungan.

"Memangnya kau lupa?? Dia itu ketua osis loh!?" tanya Herry yang mencoba mengingatkan Julio.

"Aku lupa," jawab Julio dengan entengnya.

"Sudah-sudah,tidak apa-apa," kata ketua osis sambil membereskan kertas yang berantakan.

"Ah, biar aku bantu," kata Julio sambil memungut kertas yang berserakan.

"Tidak, biar aku saja," kata ketua osis yang menolak tawaran Julio untuk membantunya.

"Sudahlah,biar aku bantu," kata Julio yang tetap bersikeras untuk membantunya.

Saat membereskan kertas-kertas itu, Julio dan ketua osis mengambil kertas yang sama dan itu membuat suasana menjadi sedikit canggung, Herry yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Hyaaaaaat," tiba-tiba seorang siswi yang memiliki tinggi tubuh lebih pendek dari Julio datang berlari dan menendang wajah Julio,Julio pun tersungkur karena tendanganya yang begitu keras.

"Hoi bodoh!!! Berani-beraninya kau menabrak bella," kata Siswi itu sambil menunjuk Julio.

"Benar-benar tidak bisa dimaafkan!!!" siswi itu pun mencoba menendang julio kembali namun di tahan lalu di angkat oleh Herry.

"Hoi cebol... tenangkan dirimu," kata Herry sambil mengangkat siswi itu.

"Hei turunkan aku!!! Dan nama ku bukan cebol!!!" kata siswi itu sambil meronta-ronta.

"Herry,turunkan dia," perintah Ketua osis, Herry pun menurunkanya.

"Kau tidak apa-apa??" tanya ketua osis kepada Julio sambil mengulurkan tanganya.

"Yaa,aku hanya nyaris pingsan," kata Julio sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"Itu hukuman karena sudah melukai bella," kata siswi cebol itu sambil menunjuk Julio.

"Sudah sudah,oh iya kita belum berkenalan," kata ketua osis.

"Namaku bella,aku ketua osis dan kamu??" kata Bella yang memperkenalkan dirinya.

"Ah... namaku Julio," kata Julio yang sedikit gugup.

"Senang berkenalan denganmu Julio," kata Bella sambil tersenyum manis kepada Julio.

Julio yang melihat senyuman Bella,langsung memalingkan wajahnya.

"I-iya," kawab Julio dengan gugup.

"Hoi,jangan kira hanya kalian berdua disini," kata siswi cebol itu dengan nada menyindir.

"Ah,maaf maaf," kata Bella sambil tertawa kecil.

"Julio,perkenalkan ini teman ku Lily,maaf atas kelakuanya tadi," kata Bella sambil meminta maaf.

"Bella kenapa kau meminta maaf padanya??" tanya Lily yang kebingungan bercampur dengan kesal.

"Sudahlah diam!!" kata Bella yang sedikit membentak.

"Oh iya ketua,bukanya kau harus mengantar kertas itu keruang guru??" kata Herry yang mengingatkan Bella.

"Eh?? Kau tau darimana??" tanya Bella.

"Hanya menebak," jawab Herry dengan enteng.

"Kalau begitu aku duluan ya,sampai bertemu lagi,Julio," kata Bella sambil tersenyum kepada Julio.

"Hoi,Bella tunggu!!" teriak Lily sambil berlari mengejar Bella.

"Sepertinya ketua tertarik denganmu," kata Herry yang mencoba menggoda Julio

"Jangan berbicara yang aneh-aneh," kata Julio lalu berjalan memasuki gedung sekolah.

"Hoi,tunggu aku!!" Herry pun berjalan mengejar Julio.

.

...

Julio dan Herry pun berjalan menuju mading,terlihat beberapa siswa juga yang sedang mencari namanya dan dimana mereka di tempatkan.

"Aaaaah ini akan memakan waktu yang lama," keluh Julio sambil menggaruk kepala nya.

"Ah, aku rasa tidak...Coba lihat," kata Herry sambil menunjuk nama Julio dan dirinya.

"Kita sekelas lagi ya," kata Julio yang melihat dirinya dan Herry di tempatkan di kelas 11-E.

"Ya sepertinya begitu," kata Herry sambil menengok kerah Julio dan tersenyum.

"Kau menjijikan,jangan tersenyum begitu padaku," kata Julio lalu meninggalkab Herry.

"Eh, kejamnya," kata Herry lalu menyusul Julio.

Julio dan Herry pun pergi dan menuju lantai 2 dimana kelas 11 di tempatkan,saat naik ke lantai 2 tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang sedang berlari.

"Woaaa... minggir... minggir!!!" terdengar suara gadis yang sedang berlari

"Wooaaaaaaa!"

*Buuggh*

Gadis itu pun terpeleset saat turun tangga dan akhirnya jatuh tepat di atas Julio, Julio dan siswi itu pun terjatuh kebawah hingga membentur tembok.

"Ah...aduh, maaf aku tak sengaja," kata Gadis itu yang merupakan siswi di sekolah itu juga.

Siswi itu pun bangun dari atas tubuh Julio.

"Ah maaf maaf!!" kata siswi itu sambil merapatkan kedua telapak tanganya.

"Aduuh sakit... kamu tidak apa-apa??" tanya Julio.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu... Tapi, ya aku tidak apa-apa, kamu sendiri??" tanya Gadis itu sambil mengulurkan tanganya.

"Ya aku tidak apa-apa," jawab Julio lalu meraih tangannya.

"Oh iya,siapa nama mu?" tanya gadis itu.

"Kenapa kau ingin tahu namaku?" tanya balik Julio.

"Yaa..Karena aku merasa tidak enak telah jatuh di atas mu,mungkin kalau kita bertemu...aku bisa—."

"Sudahlah, terlalu lama penjelasanya...Namaku Julio," kata Julio yang memperkenalkan dirinya.

"Nama ku Selvia.Maaf atas 'musibah' tadi" kata Gadis bernama Selvia itu sambil memegang tangan Julio dan meminta maaf lagi.

Pandangan Julio pun bertemu denganya, matanya yang biru cerah membuat Julio terdiam,rambut pendeknya yang harum membuat dia seperti terhipnotis.

'Aku...bukanya pernah merasa seperti ini sebelumnya,kan ?' kata Julio dalam hati, Julio merasa tak asing dengan perasaan ini, namun ia tidak ingat kapan ia merasakan hal ini.

"Ah iya,tidak usah di pikirkan," kata Julio sambil memalingkan wajahnya.

"Kalau begitu aku kebawah dulu,sebelum kehabisan," kata Selvia lalu berlari menuruni tangga.

"Ada apa dengan gadis itu ?? Terburu-buru sekali sepertinya," kata Julio lalu menengok kearah Herry yang sedari tadi memandang Julio dengan tajam.

"Ka-kau ini kenapa??" tanya Julio terkejut melihat pandangan Herry terhadapnya.

"Tidak,aku rasa hari ini kau beruntung sekali,sudah di tabrak ketua osis cantik yang menjadi pujaan seluruh siswa,sekarang di tabrak gadis yang imut.Bikin iri saja," kata Herry yang merasa iri kepada Julio.

Julio pun bangun, "Beruntung darimananya!? Kau pikir tidak sakit apa di tabrak sama orang!?" tanya Julio yang sedikit menaikan nada bicaranya.

"Iya iya,sekarang kita lihat hal beruntung apa lagi yang terjadi kepada seorang Julio," kata Herry lalu berjalan menaiki tangga.

"Lagiula,kenapa kau bisa terperangah dua kali saat di tabrak oleh 2 gadis imut dan cantik?? Bukankah sudah berniat untuk tidak jatuh cinta selama Sma??" tanya Herry yang penasaran.

"Aku terperangah bukan karena aku jatuh cinta,hanya saja aku belum pernah mengalami hal itu," jelas Julio.

"Serius??" tanya Herry.

"Ya."

"Mungkin sekali-kali kau harus merasakan cinta," kata Herry.

"Mustahil,selama aku masih Sma itu sangat mustahil bagiku," kata Julio yang mencoba mempertegas niatnya.

"Memangnya kenapa??" tanya Herry.

"Jika aku jatuh cinta kepada seseorang,maka aku tidak akan bisa fokus mengurus adik ku.Aku tidak mau adik ku terabaikan karena aku mengalami jatuh cinta," jelas Julio.

"Kalau begitu aku saja yang mengurus adik mu," kata Herry dengan sedikit bercanda.

"Kau mau ku bunuh ya??" Tanya Julio sambil menatap tajam Herry.

Aura pembunuh Julio pun terasa oleh Herry yang membuat Herry berkeringat dingin.

"Eh!? Tidak!! Tidak,aku hanya bercanda hehehe (seram !!!)" kata Herry yang ketakutan.

"Kenapa kelas kita jauh sekali??" kata Julio yang mulai kelelahan.

"Dasar pemalas,namanya saja kelas E ya pasti di ujung lah," Jawab Herry.

"Ya ampun,setelah ini pergi ke aula untuk menyambut murid baru smp dan sma,merepotkan saja," kata Julio yang mengeluh.

"Tolong jangan mengeluh kepada ku!!" kata Herry.

Julio dan Herry pun akhirnya sampai di kelas mereka,namun di dalam kelas mereka terdengar suara orang sedang bertengkar dan...

To be continue

avataravatar
Next chapter