webnovel

Perjalanan dekat dengan dia

Saat setelah semua saling memperkenalkan diri aku juga membawanya ke tempat kerjaku dan teman kerjaku juga suka dan setuju pada pria ini. Saat setelah itu aku datang kerumahnya untuk beberapa kali, sebaliknya dia juga sering bermain ke rumahku, enam bulan hubungan ini berlanjut dengan dimulai dengan beberapa situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Saat itu untuk menjalin hubungan dengan anak-anaknya aku diajak pria ini untuk makan di salah satu rumah makan dan bedanya ini bersama dengan anak-anaknya. Wah, sungguh hal yang mendebarkan. namanya juga masih hangat-hangat ya. Pria ini menjemput ku ke rumah, alhasil disana ternyata aku kena marah dengan ibuku. Ibuku berkata dengan nada tinggi "Ngapain kamu jalan dengan dia, dia itu sudah tua, duda, punya anak tiga lagi, kamu mampu mengurus semuanya?" seketika aku dan pria ini terdiam. Dengan sangat menyesal aku berkata "Maaf ya, aku belum bisa keluar". Pria ini langsung berkata "iya gak apa-apa, aku pergi dulu ya". Dengan menaiki motornya, dia menyesal dan kembali ke rumah makan dengan bersama anak-anaknya. Setelah beberapa saat aku dan adikku ingin belanja, ternyata dia ingin ikut denganku. Ya sudah aku ajak. Dan ternyata saat aku jalan dengannya, semua barang-barang yang aku dan adikku pilih dibayar sama pria ini. Wah senang sekali, tapi aku gak minta ya. Pria ini yang sendiri untuk bayar. Dan selesai itu kami pulang, katanya dia mau antar aku, padahal ya ada adikku yang bisa jagain aku pulang. Beberapa hari, dia mendapatkan undangan salah satu teman kerjanya. Ya otomatis di undangan tertulis namanya dan satu pasangan dong. Mau gak mau aku diajak sama dia. Tapi mengambil pengalamanku yang waktu itu, aku membuat trik agar bisa keluar dengannya. Aku pura-pura saja untuk bohong sama orangtuaku untuk menghadiri acara nikahan temanku. Akhirnya orangtuaku mengizinkan dan tanpa curiga. Ya syukurlah, akhirnya bisa datang bersama di pesta temannya. Mana diundang untuk foto bersama lagi. Kan bagaimana ya rasanya, pertama kali foto bersama orang yang umurnya tua sama kaya umur ayah kita. Aku memberanikan diri untuk ini, karena jika tidak dilawan maka pikiran akan dihantui rasa malu dan minder. Setelah acara selesai kita berdua pulang tapi naik kenderaan masing-masing ya, seperti biasa aku diantar pulang sama dia tapi gak bisa nyampe depan rumah nanti kena marah lagi sama orang tuaku. Selain ke pesta bersama, aku juga mengajaknya untuk belanja keperluanku dengan trik bohong sama orangtuaku dengan menggunakan salah satu teman kerjaku. Kadang dia juga mengajakku untuk makan bersama dipinggiran jalan, ya ternyata mengambil hati seorang wanita harus banyak mengeluarkan modal ya. Waktu itu adikku nomor satu melahirkan, ternyata dia mau menemaniku untuk menjaga adikku di rumah sakit. Dia juga pernah menjaga kakakku yang sedang sakit. Wah, jarang ya pria seperti ini. Bahkan Ibu dan adikku yang nomor dua pernah di bantu sama dia. Semua dia lakukan untuk memberikan kesan baiknya kepadaku. Pernah pada suatu ketika, aku dan dia menjaga kakakku yang sedang sakit. Iya entah mengapa dia tiba-tiba kepalanya disandarkan di pahaku. Ternyata kakakku melihat semuanya, dan menyampaikan ke ibuku. Ibuku menyampaikan hal ini ke ayahku. Akhirnya ayahku marah. Esoknya aku dan dia sedang duduk dengan jarak satu meter. Ternyata ayah memukulku dengan menggunakan kaki, tapi syukurlah tidak mengenai ku. Dan ayah juga hampir memukul dia karena kesalahpahaman yang disampaikan kakakku tadi. Akhirnya kita terdiam beberapa hari. Suatu ketika, aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Ketika dia mendengar semua yang aku inginkan dia menerimanya dan tanpa balasan sepatah katapun. Selang beberapa hari dia menelpon ku untuk menyampaikan bahwa yang mana dia dikabarkan teman-temannya akan menikah denganku karena aku sudah tidak beres. Dia berkata "Aku tidak tahu kabar ini darimana, tapi teman-temanku berkata bahwa kamu sudah ku hamili dan akan menikah", Aku menjawab "Aku tidak pusing lah, terserah mereka. Itukan gak bener" Seketika dia langsung membuat gerakan, dia akan ke rumah menjelaskan yang terjadi. Dia datang ke rumah untuk menjelaskan semuanya kepada orang tuaku. Ya, apa boleh buat ternyata ibuku sudah tak sabar. Ibuku berkata sambil tersenyum "Kalau bapak ingin menikahi anak saya, bapak harus siapkan acara untuk menikahi anak saya". Ternyata dia merasa tertantang akibat apa yang disampaikan ibuku. Dia berkata "Baik bu, saya akan persiapkan semuanya dalam satu bulan ini". "Baik" sahut ibuku. Setelah itu kita berdua terdiam lagi, dan tanpa chat. Aku yang jauh malahan khawatir apa yang akan terjadi nanti. Satu bulan berlalu akhirnya dia ke rumahku ternyata dia menyuruh temannya untuk mewakili kedua orang tua yang sudah wafat. Untuk melakukan musyawarah pernikahan untuk kita berdua. Sebelumnya aku masih belum yakin akan hal ini karena dia itu sudah tua loh, masa iya aku menikah dengannya?.