"Jadi begitu ceritanya?" Bara menopang dagu. Tak percaya dengan cerita Tia, namun yakin jika Tia tidak akan berani berbohong padanya.
"Pak, demi Tuhan jangan katakan pada Rere jika Bapak tahu dari saya." Tanpa sadar Tia memegang lengan sang bos.
Bara mendelik, menatap dingin pada Tia. Gadis itu sadar lalu melepaskan tangannya dari lengan kekar Bara.
"Maafkan saya Pak. Tidak sengaja," cicit Tia mengangguk.
"Saya pahami perasaan kamu. Apa mata kanan saya menghubungi kamu?"
"Mata kanan?" Kening Tia berkerut tak mengerti maksud Bara.
"Ya ampun Tia. Kenapa kamu lemot begini? Bukankah kamu regenerasi Dian? Dia yang memilih dan melatih kamu agar cekatan seperti dia." Bara memijit pelipisnya.
"Maaf Pak. Saya memang bodoh." Tia merutuki dirinya. Kenapa tidak bisa berpikir jernih dalam situasi penting seperti ini. Sudah jelas mata kanan yang dimaksud sang bos adalah Dian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com