webnovel

Jodoh [Aku yang Memilihmu]

Gathan yakin kalau dia telah menjatuhkan hatinya pada wanita yang tepat. Maka dari itu dia akan menggunakan seluruh waktunya untuk mencintai wanita yang dipilih oleh hatinya. Meskipun akan sulit, tapi dia akan tetap berusaha. Sekalipun masalahnya ada pada keluarganya. Tanyakan pada hatimu, apakah ia siap untuk selamanya ku jatuhi? Jika jawabannya iya, aku akan membuatmu berada di pihak yang diperjuangkan sedangkan aku yang berjuang__Gathan. Jika jawabanku iya, tapi semesta tak mendukung kita. Apakah kamu masih mau memperjuangkan aku?__Rana.

seinseinaa · History
Not enough ratings
230 Chs

Bab 9

Pulang sekolah Gathan sudah nangkring di atas motornya, sambil mengutak-atik ponselnya. Mengirim pesan kepada Rana.

( Gathan ) Rana cantik!

Pulang bareng Bang Gathan ya?

Kasihan nih Si Rexy nggak ada yang diboncengin.

( Rana ) Nggak usah, Than.

Gue bisa pulang naik angkot atau Bus.

( Gathan ) Bareng gue aja.

'Kan uangnya bisa ditabung buat masa depan kita nanti.

Buat rumah tangga kita.

Eeaa...

( Rana ) Lhah?

Masalah materi 'kan tugasnya suami.

( Gathan ) Cie, cie...

Udah manggil gue suami.

Ngebet banget ya, ingin dihalallin sama gue?

( Rana ) Ih, ngaco' banget sih lo!

Udah ah, gue mau pulang!

( Gathan ) Hahahahahaha.

Hati-hati ya pulangnya.

Bilangin ya ke supir Bus atau angkotnya, jangan ngebut-ngebut.

Rana memasukan ponselnya dengan kesal ke dalam tas. Gadis itu melirik angkot yang sedari tadi ia tunggu mulai berhenti di hadapannya. Dari jauh, Gathan melihat itu dengan senyum kecil di bibirnya. Sebelum kemudian memakai helm dan bergerak pelan mengikuti angkot yang ditumpangi Rana barusan.

*****

Cahaya mentari yang siap kembali ke peraduannya, membuat wajah Rana merona merah, akibat pantulan jingga di ufuk Barat yang mengenai wajah putihnya. Gadis itu sedang duduk santai di kursi kayu yang tepat berada di sebelah kiri café yang dikelola oleh keluarganya itu. Orangtuanya sebagai koki pastry dan juga cake, Mbak Anggun sepupunya yang mengelola keuangan serta bahan-bahan yang diperlukan. Rana sendiri yang bertugas sebagai pelayan merangkap kasir.

Kehidupan yang sangat harmonis dengan kebersamaan mereka sepanjang hari. Membayangkan keharmonisan keluargannya, gadis itu tersenyum penuh arti, berharap suatu saat nanti dia dapat membangun keluarga yang seperti keluarganya.

"Ran! Jangan melamun terus! Cepet bantuin Kakak! Kamu nggak lihat kalau pelanggan café sore ini banyak banget! Cepat masuk!" teriak Anggun melongo lewat pintu samping café memanggil adik sepupunya itu.

"Iya," seru Rana seraya melangkah mengikuti Kakak Sepupunya yang sudah berjalan lebih dulu memasuki café.

Sebenarnya dari tadi Rana sudah tahu kalau café dalam keadaan ramai, terlihat dengan jelas lewat kaca transparan yang membatasi tempatnya melamun dengan ruangan café. Namun dia ingin bermalasa-malasan menikmati senja yang disukainya. Karena coretan warna jingga itu tidak akan pernah terulang untuk hari ini. Dengan malas Rana berjalan menuju pantry tempat Anggun berada untuk mengambil alih tugasnya melayani pelanggan. Sedangkan Anggun beralih untuk membersihkan meja-meja kotor yang sudah di tinggal sang pelanggan.

"Selamat siang, selamat datang di Coffee WHITE SHOP. Mau pesan apa?" tanya Rana ramah pada pelanggan pertamanya sore ini. Gadis itu tengah merapikan cup-cup yang tercecer di sekitarnya.

"Lo... kerja disini?" tanya suara pelanggan itu yang anehnya terdengar cukup familiar bagi gadis yang masih menunduk itu.

Rana menegakkan kepalanya ke arah depan, ia kaget saat mengetahui siapa orang yang berdiri di hadapannya saat ini. Rasa kagetnya membuat ia tak mengucap apa-apa dalam beberapa detik. Sampai akhirnya deheman dari cowok itu membuatnya tersadar. "Mau pesan apa?" tanya Rana ramah.

"Lo kerja disini?" tanya cowok itu tanpa menjawab pertanyaan dari Rana.

"Bisa iya, bisa tidak. Ini café milik keluarga saya," jawab Rana. "Jadi kamu mau pesan apa?" tanyanya kemudian mengulangi pertanyaan yang tadi.

"Jadi keluarga lo punya café dan lo tiap hari jadi pelayan di sini,"gumam cowok itu lagi. "Pantas aja gue nggak pernah lihat lo nongkrong di cafe. Berarti sepulang sekolah lo selalu ke sini dong?"

Rana diam sejenak. "Sebenarnya Anda mau pesan atau tidak?" tanyanya ketus.

"Ck, masih galak aja lo sama gue. Gue ini pengunjung lho. Lo nggak pernah denger istilah 'Pelanggan adalah Raja'?" cibir Gathan sengaja membuat emosi Rana bergejolak.

"Ma'af ya, Tuan Gathan Brawijaya, atas ketidaksopanan saya tadi. Tapi Anda bisa lihat sendiri kalau cafe saat ini sedang ramai. Mungkin kalau Anda belum memutuskan pesanannya, bisa duduk dulu di kursi yang telah disediakan karena antrian cukup panjang," jelas Rana melirik antrian di belakang Gathan.

Gathan melirik ke belakang dan benar saja ada banyak antrian yang sedang menunggu giliran. "Gue pesan green tea latte sama pastry keju deh," ocehnya tersenyum lebar.

"Tunggu sebentar," ucap Rana dan langsung menyibukan diri membuat pesanan cowok itu serta menata piring sajinya dengan pastry keju yang mengunggah selera. "Ini. Semuanya 49 ribu," ucapnya menyodorkan piring saji kepada Gathan.

Gathan menyerahkan beberapa lembar uang ke Rana, lalu mengambil nampan berisi pesanannya. Dia kemudian berjalan ke arah sudut sofa tepat berhadapan dengan kursi kayu tempat favorite Rana melamun tadi dengan dibatasi kaca transparan. Gathan terus saja mengamati tingkah laku Rana yang dengan cekatan melayani setiap pelanggan yang datang. Semakin tertarik saja Gathan pada gadis itu, bertekat dalam hati kalau dia akan sering-sering mampir ke sini.

Kebetulan sekali tadi dia mampir ke coffee shop ini karena motornya harus masuk bengkel di jalan seberang café. Matanya tak pernah lepas dari Rana yang sekarang sedang berdebat dengan seorang ibu-ibu entah karena alasan apa. Sesekali dia meminum coffeenya sambil terus mengamati gadis itu. Pertengkaran mereka akhirnya berhenti dan ibu-ibu itu pergi sambil marah-marah. Rana sendiri juga terlihat kesal.

Gathan tersenyum kecil melihat wajah kesal Rana. "Gue harus bisa jadiin lo pacar gue, Irana Dirja. Bagaimanapun caranya," bisiknya pelan sebelum menyesap coffee green tea-nya.