Terima aku apa adanya

Tepat jam 7 malam, Rey benar-benar datang menjemput ku. Dia datang 10 menit sebelumnya. Aku yang sudah siap dengan penampilan terbaikku, segera menuruni anak tangga.

Rey yang tengah di temani oleh Una lebih dulu, berdiri segera begitu melihatku turun dari anak tangga. Dia melihatku seperti pertama kalinya melihat seorang wanita.

"Hei," sapanya begitu aku tiba di hadapannya.

Aku tersenyum. "Apakah penampilanku norak?" tanyaku padanya.

"Ti-tidak. Kau sangat cantik malam ini." Rey terbata-bata bicara padaku.

"Pffttt..." kemudian Una terkekeh menahan tawanya.

"Eh, Una. Aku culik dulu sahabat mu ini," kata Rey pada Una.

"Kalau penculiknya jujur seperti ini sih, aku rela. Culik saja, tapi ingat! Kau hanya menculiknya, tapi kau tetap harus bertanggung jawab nantinya."

Rey tertawa. "Tentu!" sahutnya dengan senyuman sumringah.

Kemudian aku dan Rey pergi bersama dalam satu mobil mewah, tak kalah mewah dengan milik Alex, kakak Rey.