Dua hari telah berlalu dari liburan bersama di puncak. Kami kembali ke rumah masing-masing, masih seperti di awal sejak aku dan Rival berciuman bibir. Aku selalu berusaha menghindari untuk berlama-lama dekat dengan nya dan bertatap muka dengan nya, rasa malu juga marah masih menyatu dalam otakku.
Tok tok tok.
Aku terkesiap mendengar suara ketukan pintu di luar kamar. Bukankah aku sudah pamit untuk istirahat lebih dulu, dengan begitu aku bisa menelepon Alex dan meminta maaf padanya. Tetapi, siapa lagi yang berani mengetuk pintu kamarku?
"Kak, hehe… Aku pikir kau sudah tidur," ucap Setya berdiri di depan pintu kamarku saat ini.
"Setya, ada apa lagi sih? bukankah aku sudah mengatakan tadi, aku mau istirahat lebih dulu."
"Ih, tumben?'
"Cepetan ada apaan?" aku berbicara dengan nada kesal.
"Ini, aku titip untuk kak Rival besok." Setya memberikan sebuah tas untukku.
"Aduh, kan bisa besok? Ih." Aku mengeluh dan mengembalikan ke tangan Setya kembali.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com