webnovel

Mantan kekasih

Malam hari, rafa tiba di kediaman ayah dan ibunya di temani rasyel yang berstatus istrinya. Pernikahan itu berlangsung di Omaha karena Rasyel adalah warga negara amerika. Karena mempertimbangkan kejadian di masa lalu, meri tidak menghadiri acara itu dan rafa mengerti dengan keputusan adiknya itu.

Kali ini di acara pernikahan rido, mereka di pertemukan kembali setelah empat tahun tak bertemu. Rafa cukup terkejut dengan penampilan dan gaya busana adiknya itu. Meri sudah terlihat sederhana sejak lama, tapi sederhana dengan balutan kain yang menutupi seluruh tubuhnya baru kali ini rafa melihatnya.

Berbeda dengan rido yang tidak terkejut. Itu karena rido sendiri yang mengusulkan hal itu. Ia harus berjaga-jaga, tidak hanya dari andre tapi dari semua mata pria yang hanya akan terobsesi pada kecantikan semata.

"kakak" meri menyambut rafa dengan sebuah pelukan hangat.

Mereka bukan saudara kandung, tapi karena ibu mereka sama maka secara agama mereka adalah saudara. Meri sudah terbiasa dengan perlakuan manis rafa yang suka mencium puncak kepalanya.

"kau tampak berbeda. Aku sedikit terkejut"

Cadar tipis di wajah meri kini terlepas begitu pula dengan hijabnya, hanya dress panjang leonggar yang menutupi seluruh tubuhnya yang tampak menutupi lekuk tubuh sempurna wanita itu. Setelah saling menyapa, dengan rafa dan rasyel yang merupakan kakak iparnya. Meri membawa mereka untuk makan malam karena sudah pukul delapan.

Makanan yang tersedia di masak oleh meri, rima dan ibunya. Mereka bekerja sama dengan baik. Junior sendiri di sibukkan dengan bermain bersama amar yang tak lain putra randy bersama rima dan tak lain adalah sepupu junior.

Junior berusia tujuh menjelang delapan tahun sementara amar baru berusia tiga tahun. Sebagai yang lebih tua, junior lebih menjaga amar daripada bermain dengannya.

"junior, kita makan malam dulu. Adikmu juga harus makan" panggil meri saat kedua anak kecil itu masih sibuk bermain.

Kedua anak kecil itu sangat penurut dan segera berlari ke samping ibu mereka masing-masing.

Di meja makan, seperti biasa canda tawa dan beberapa topik di bahas bersama. Mereka asik menjadikan kegugupan rido sebagai bahan olok-olokan. Rido menerima dengan senang hati karena hal ini juga terjadi pada kedua kakaknya dulu.

"pastikan kondisimu tetap bugar di malam pertamamu"

"apa kau sudah minum jamu?"

"ranjangmu harus di ubah dengan ukuran king size plus plus agar lebih bebas"

Mereka menggoda dengan maksud vulgar tapi dengan kalimat halus agar para bocah tidak ikut berpikir kotor. Dani hanya sibuk dengan makanannya. Dedi sendiri sudah dewasa dan merasa hal itu sudah wajar, terlebih ia kuliah di Los Angeles dan masuk di standford mengambil jurusan arsitektur.

Dedi sangat berprestasi, wisudanya akan dilakukan dua bulan lagi karena itu ia bisa kembalu ke Indonesia setelah menyelesaikan ujian akhir skripsinya. Sementara itu, dani memilih jurusan teknik informatika di Universitas Indonesia. Ia merasa enggan berada jauh dari orang tuanya karena itu ia memilih kuliah di Indonesia agar bebas pulang ke rumah walau hanya mendapat libur tiga hari.

"ibu, malam pertama itu kata kiasan bukan?"

Deg...

Suasana langsung sunyi saat pertanyaan dari bibir junior terlontar. Mereka meremehkan otak si jenius baru itu dan menganggap anak sekecil itu tidak akan paham.

"Mmm, itu perumpamaan khusus untuk paman rido" jawab meri mengalihkan maksud lainnya.

Semua yang mendengar jawaban itu merasa menahan nafas dengan apa yang akan di ucapkan oleh junior. Anak kecil itu terlalu pintar untuk puas dengan jawaban ambigu seperti itu.

"aku mengerti" kata junior kemudian kembali fokus dengan makanannya.

Meri tersenyum melihat putranya dengan mudah menerima kode yang ia lemparkan bahwa pertanyaan itu tidak pantas. Sementara yang lain menghembuskan nafas lega setelah mendengar ucapan junior. Mereka merasa anak kecil memang polos padahal meri yang memberikan isyarat agar junior berhenti menanyakan hal itu.

Yang di maksud oleh kata mengerti oleh junior bukanlah jawaban ambigu ibunya tapi isyarat melalui tatapan mata ibunya. Karena itu ia kembali melanjutkan makan malam dengan tenang tanpa berbicara lagi.

Junior tidur di kamar meri karena kamar tamu di ubah menjadi ruang acara akad nikah. Sementara kamar dedi dan dani sudah penuh dengan barang-barang dani. Kamar itu berubah menjadi lab komputer dengan komputer dari berbagai model terbaru dan tercanggih.

Memiliki kegemaran yang sama, junior lebih suka berlama-lama di kamar dani dan mengahbiskan waktu dengan belajar bersama pamannya itu.

Saat junior masih sibuk bersama kedua pamannya, meri di kamar menerima telfon dari andre.

"aku hanya ingin meminta waktu tiga hari berlibur bersama junior di bali. Neneknya yang tak lain ibuku saat ini berada di bali, bertemu dengan cucunya adalah impiannya sejak lama" andre menjelaskan niatnya karena meri sama sekali tak ingin berbasa-basi.

"kau seharusnya meminta persetujuan junior. Aku tidak mungkin melarangmu karena kau tetap ayahnya"

"junior tidak ingin pergi jika kau tidak ikut" andre menyampaikan masalahnya. "dia takut aku akan membawanya pergi jauh darimu lagi"

"apa kau memiliki niat itu?" tanya meri

"tentu saja tidak"

"kalau begitu aku akan membujuknya. Aku tidak bisa pergi menemuimu apalagi berlibur bersamamu" meri dengan tegas menolak ide berlibur bersama.

sakit hati karena kebahagiaannya bersama ilham hancur karena kesepakatan andre yang menekan ilham dengan kasus penculikannya masih sangat membekas di hatinya. Ia bahkan terpaksa menuntut ilham untuk membebaskan suaminya dari belenggu adiknya sendiri. Kehidupannya yang harus terdampar di negara asing dan hidup seakan tak memiliki keluarga membuatnya masih enggan untuk memaafkan semua luka yang di sebabkan oleh mantan suaminya itu.

Setelah menutup telfon, meri memanggil junior untuk ke kamarnya dan membicarakan mengenai permintaan andre. Junior menolak pergi sendiri, dia tidak ingin meninggalkan ibunya lagi. Tapi meri menghadapi penolakan itu dengan bijak hingga akhirnya junior setuju.

"liburanmu bersama ayahmu sehari setelah pesta uncle rido, junior hafal nomor ibu dan alamat rumah ini kah?" meri memastikan untuk berjaga-jaga.

"Mmm, aku masih ingat"

"baiklah. Simpan kartu ini, junior hanya bisa menggunakannya sekali dalam keadaan terdesak" meri menyerahkan sebuah kartu VVIP yang ia peroleh dari seorang pasien berdarah kebangsaan arab dan merupakan kerabat dekat keluarga kerajaan.

Ke esokan harinya, meri mengenakan gaun berwarna merah muda yang tampak lembut dengan pasmina berbahan satin yang menutupi kepalanya tak lupa cadar berwarna putih yang menutupi wajahnya.

Rafa berdebat dengan penggunaan cadar meri di acara pesta besar pernikahan rido, tapi rido mendukung keputusan meri karena terlalu banyak media yang meliput. Akan sulit untuk menjaga papparazi yang menguntit dan bersiap mengungkap identitas meri.

Dia cara besar itu, meri bahkan terpaksa berpisah dari junior karena ia akan dengan mudah di kenali jika junior berada di sampingnya. Junior bersama rasyel dan rafa sepanjang acara itu.

Pesta itu di gelar dengan sangat meriah. Tak hanya kerabat dan rekan bisnis, beberapa artis kenamaan Indonesia turut di undang untuk memeriahkan pesta itu.

Akad nikah dilakukan di rumah mempelai pria sebagaimana kesepakatan di awal. Calon istri dari rido adalah seorang wanita sederhana yang ia temui saat mengantar ibunya dalam sebuah acara amal.

Gadis cantik bertubuh mungil itu bernama syasya. Ia berasal dari keluarga sederhana namun kepedulian sosialnya yang tinggi membuat rido jatuh hati. Setelah setahun melakukan pendekatan, rido akhirnya maggaet wanita itu sebagai kekasihnya dan setahun setelahnya ia kembali akan merubah statusnya menjadi seorang istri.

Suar terompet kemeriahan terdengar setelah kata sah kembali menggaung mengguncang atmosfir di ruangan itu. Mereka kini sah sebagai pasangan. Walau sedikit terlambat, rido akhirnya melepas masa lajangnya di usia tepat tiga puluh tahun.

Sementara syasya berusia lima tahun lebih muda dari rido. Ia bahkan lebih muda dua tahun dari usia meri. Namun meri tetap memanggilnya kakak ipar walaupun usianya lebih tua di banding syasya.

Sesi foto berlangsung dengan seluruh anggota keluarga menaiki pelaminan. Tak lupa meri juga turut berfoto di samping rido dan di ikuti rima, rasyel dan ibu meridi sampingnya. Disisi lain di samping syasya berdiri dedi, rafa, randi dan ayah meri. Dani dan kedua ponakannya duduk berjongkok di hadapan kedua mempelai dengan dani di tengah di apit oleh junior dan amar. Keluarga itu sangat lengkap.

Para media bisnis tak henti-hentinya mencari berita dan menyiarkan mengenai pesta perayaan megah dari seorang putra pengusaha tambang ternama di Indonesia itu.

Meri segera turun setelah sesi fotonya bertiga dengan rido dan syasya selesai. Di foto itu, meri berdiri di tengah memisahkan rido dan syasya namun menyatukan tangan kedua mempelai itu di hadapannya dengan menggenggam tangan kiri syasya dan tangan kanan rido kemudian menutupnya dengan kedua telapak tangan meri. Foto itu menyita perhatian karena tampak seperti meri berusaha menyatukan kedua pasangan itu.

Beberapa media yang meliput beranggapan bahwa wanita di balik cadar itu adalah mantan kekasih rido. Berbagai laman berita menulis judul 'mantan kekasih di pernikahan pewaris tambang Indonesia'

Meri hanya tersenyum dengan lelucon menggelikan para pencari berita di pagi hari. Dia menikmati sarapannya di taman belakang saat andre datang menjemput junior.