webnovel

Jackpot

Halaman belakang yang luas di penuhi dengan tanaman anggur yang mulai menunjukkan keranumannya sangat nyaman untuk di pandang. Dengan di temani macaron dan segelas susu, meri duduk santai membaca buku sambil mengawasi junior yang sedang bersiap akan belajar berenang.

Anak kecil tampak sangat antusias dengan apa yang akan dia lakukan. Ilham belum menyiapkan kolam untuk anak-anak khusus junior, karena itu junior harus belajar di kolam orang dewasa. Bersama para penjaga yang juga bersiap untuk turun ke air.

Entah dari mana, sebuah pakaian renang melayang ke atas kepala meri hingga menutupi wajahnya. Meri menarik pakaian itu dan berbalik melihat ilham yang sudah mengenakan pakaian renang pria dengan baju ketat dan celana pendek tak kalah ketat berwarna hitam dengan garis kuning di bagian sisinya.

Meri melihat pakaian yang di lemparkan oleh ilham adalah baju renang bermodel dress dengan lengan dan dada sedikit terbuka. Pakaian itu lumayan sopan untuk seorang yang hidup di negara yang memamerkan lekuk tubuh menjadi hal wajar.

Opelon dress suit di tangannya sangat lembut berbahan nylon berwarna hitam. Warna yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ilham memanggil meri dengan kode jari telunjuk agar ia ikut turun ke dalam kolam.

Setelah menimbang, meri masuk ke ruang ganti yang terletak di sudut taman belakang. Di sana juga terdapat swhower untuk membasuh tubuh setelah berenang di lengkapi dengan bath up bagi yang masih ingin berendam.

Meri keluar dengan outer tipis karena bagian lengan dan dadanya terlalu terbuka. Baju renang itu berhasil menutupi lekuk bagian pinggul tapi berhasil memamerkan bagian dada meri yang masih tampak kencang walau sudah memiliki seorang anak. Dadanya terlalu menonjol seakan menantang, karena ith dia menutupinya agar tak menjadi perhatian para pengawal yang masih setia berada di pinfgir kolam menyaksikan junior yang sedang belajar berenang bersama ilham.

Tatapan para pengawal itu tertuju kepada meri yang melangkah mendekat. Kaki yang jenjang dan paha mulus putih tampak memikat karena dress suit itu berada jauh di atas lutut.

Ilham memalingkan pandangannya mengikuti tatapan para pengawalnya dan mendapati tubuh meri menjadi ajang cuci mata para pengawalnya.

"kalian" panggil ilham dengan suara penuh penekanan "berbalik dan keluar. Dia nyonya di rumah ini dan berani-beraninya kalian memandang seperti itu. Apa kalian sudah bosan melihat dunia" suara ilham tidak meninggi justru terkesan datar tapi sudah cukup menakuti para pengawalnya.

Mereka dengan patuh menunduk meminta maaf kemudian berbalik meninggalkan bos mereka. Ilham sendiri harus menelan liurnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

Sebagai seseorang yang mencintai olahraga dan kegiatan luar ruangan, tubuh meri terkesan atletis dan kencang. Dia melakukan pemanasan terlebih dahulu di pinggir kolam karena tahu betapa pentingnya hal itu.

Setelah melakukan pemanasan, meri duduk di pinggir kolam dan merendam kakinya terlebih dahulu untuk menyesuaikan suhu air kolam dan suhu tubuhnya. Masih dengan outer yang tipis berwarna putih, meri turun ke dalam kolam yang tidak terlalu dalam namun cukup untuk menenggelamkan junior.

Dasar kolam itu berbentuk seperti cekungan dengan sedikit dangkal pada bagian pinggir dan semakin dalam pada bagian tengahnya. Ilham fokus mengajari junior terlebih dahulu mengenai tata cara berenang dan mengapung. Meri juga melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan junior.

Ibu dan anak itu sama-sama memiliki kecerdasan otak luar biasa hingga tak sulit bagi mereka untuk melakukan semua instruksi dari ilham. Merasa cukup dengan latihan dasar, ilham meminta meri berdiri dengan jarak dua meter dari nya kemudian melepaskan junior agar berenang ke arahnya.

Junior bukanlah seorang anak yang penakut dan cepat berputus asa karena satu kegagalan. Dia terus mencoba berkali-kali hingga dia berhasil menggapai tangan ibunya setelah di lepaskan oleh ilham. Jarak itu kemudian bertambah terus menerus hingga akhirnya mencapai jarak enam meter.

Karena terlalu lelah belajar, junior mulai kesulitan dan hampir tenggelam tapi ilham dengan cepat mengangkatnya keluar dari air. Bukannya terkejut, junior justru tersenyum melihat dadi dan ibunya khawatir.

"dadi, aku kelelahan" keluh junior.

"kita akan lanjutkan lain waktu. Sekarang masuk dan basuh tubuhmu lalu istirahat"

Ilham memanggil pengasuh junior yang terdiri dari dua orang wanita dan tiga orang pria. Bukan tanpa alasan, pria itu di pilih selain untuk menemani junior bermain, mereka juga merangkap sebagai pengawal pribadi junior. Ilham merasa, untuk membangun kesetiaan seseorang kepada putranya perlu di lakukan pendekatan sejak junior masih kecil. Pengawal setia akan lebih seperti seorang saudara atau seorang ayah daripada seorang bawahan.

Ilham menarik meri ke belakangnya agar para pengasuh itu tidak bisa melihat tubuh istrinya yang terlihat sangat seksi ketika dalam keadaan basah.

"ibu akan berenang sebentar, junior istirahat duluan. Nanti ibu menyusul" ujar meri dari balik tubuh ilham hingga hanya kepalanya yang nampak.

Junior hanya mengangguk kemudian berjalan pergi dengan lima orang yang mengelilinginya. Anak itu sangat di manjakan oleh ilham.

Sebagai seorang suami, ilham tidak merasa junior adalah anak tiri. Baginya dia adalah ayah kandung yang telah menjaga bocah itu selama tujuh bulan di kandungan meri dan tiga bulan saat ia di lahirkan. Dan sekarang dia memiliki kesempatan untuk menunjukkan kasih sayangnya kepada putranya itu.

"sekarang giliranmu yang belajar" ilham berbalik menghadap meri.

"sepertinya kau akan kesulitan. Ini satu-satunya olahraga yang aku merasa sangat lamban mempelajarinya" ujar meri.

"tidak masalah. Aku memiliki waktu seumur hidup untuk mengajarimu hingga kau bahkan bisa menjadi atlet renang mewakili negara kita"

"apa itu mungkin?" tanya meri dengan suara menggoda.

"kau hanya boleh menjadi pandai berenang. Menjadi atlet renang di depanku dan junior serta anak-anak kita nanti. Tapi nyonya, kau di larang memperlihatkan tubuhmu ini di hadapan orang lain. Apa kau mengerti?"

"aku mengerti"

Mereka mulai di sibukkan dengan proses belajar dan mengajar. Benar saja ilham sedikit kesulitan karena lamban yang di maksud meri ternyata benar-benar lamban. Istrinya itu hanya menguasai teknik dasar tapi nol dalam prakteknya.

Saat di perintahkan berenang, meri akan berenang mengapung tapi tetap di tempat tak bergeser sedikitpun.

"sudah cukup. Sepertinya kau dari ras kambing yang takut air" ejek ilham.

"kau mengataiku kambing? Kalau begitu apa kau anjing yang pintar berenang"

Hahaha. Tawa ilham lepas mendengar meri membalasnya telak.

"sudah cukup untuk hari ini. Tubuhmu mulai gemetar kedinginan. Ini juga sudah hampir malam. Guru privat bahasa mu akan segera tiba" ilham keluar lebih dulu kemudian mengulurkan tangannya untuk menarik meri keluar dari air.

Tak di duga, meri menarik tangan ilham dengan keras hingga tubuh kekar terbalut pakaian renang ketat itu terjun kembali ke dalam air menimbulkan riak dan percikan air membasahi lantai di pinggiran kolam.

Dengan gerak cepat, meri melewati ilham untuk meraih pegangan tangga kolam untuk keluar dari kolam. Sayangnya, ilham yang menguasai ilmu beladiri dan refleks yang baik berhasil melingkarkarkan tangannya di pinggang meri dan menarik tubuh itu turun ke air.

"AAAA" teriak meri karena terkejut tubuhnya melayang dan beradu dengan air kolam.

Jika bukan karena tubuh ilham berada di belakangnya, punggung meri sudah di pastikan akan merah karena efek pedas karena benturan dengan air.

"kau sepertinya mau bermain-main denganku" ilham masih erat memeluk meri dari belakang dan menarik tubuh wanita itu ke tengah kolam yang lebih dalam.

Meri merasakan kakinya sudah tidak menginjak dasar kolam lagi. "ilham, ini terlalu dalam. Kembali ke pinggir" meri meronta seakan ia bisa berenang sendiri menuju pinggiran kolam.

Melihat tingkah meri yang ketakutan, ilham tersenyum puas.

"aku akan melepaskanmu sekarang" ujar ilham santai setelah memperhitungkan meri akan tenggelam jika berani lepas dari pelukannya.

"jangan jangan. Bawa aku ke pinggir" pinta meri frustrasi.

Ilham membalik tubuh meri menghadapnya. Kakinya masih rapat di dasar kolam dan hanya menyisakan leher serta kepala. Tinggi meri hanya sampai pada bahunya, jadi wanita itu akan tenggelam jika dia melepaskan pegangannya.

"aku akan melepasmu" ilham melepas pelukannya di pinggang meri.

Refleks karena takut tenggelam, meri melingkarkarkan tangannya di leher suaminya dengan kakinya yang juga melingkari pinggang ilham. Ilham merasa puas denga refleks istrinya itu.

Pengawal yang tadinya terkejut mendengar teriakan meri dan segera berlari ke arah kolam sekarang justru terkejut menyaksikan adegan sensual itu.

Meri tidak dapat melihat pengawal itu karena posisinya yang membelakangi. Ilham mengusir pengawalnya dengan melambaikan tangan. Meri yang mendengar langkah kaki berbalik memanggil pengawal itu.

"kalian kemari. Keluarkan aku dari sini" perintah meri.

"tidak perlu, aku ada di sini" jawab ilham dengan sudut bibir yang melengkung.

"tidak tidak. Aku merasa kau akan menahanku di sini sampai besok" meri mengulurkan satu tangannya keluar dari air agar pengawal itu menariknya.

"kalian. Pergilah" ujar ilham kepada para pengawalnya.

"ilham" teriak meri geram.

Dia merasa tak berdaya karena kelemahannya yang tidak bisa berenang. Untuk pertama kalinya dia merasa menyesal tidak belajar berenang sejak dulu.

"kenapa kau berteriak padaku. Jika mereka yang mengeluarkanmu, seluruh tubuhmu mungkin akan memanas karena malu. Dadamu itu terlalu menggoda. Jadi aku hanya sedang menyelamatkan istriku dari rasa malu" keluh ilham.

"kau, otak mesum. Turunkan aku"

"hey, sekarang kau yang memelukku seperti koala memeluk pohon. Jadi jika kau mau turun, lepaskan aku dan turunlah sendiri" goda ilham mendominasi dengan menempatkan dirinyalah sebagai korban.

"Aaaa..." Meri menggoyangkan tubuhnya seperti anak kecil yang minta di belikan mainan. "aku pasti akan menghajarmu nanti" ancam meri di tengah ketidakberdayaannya.

Ilham tersenyum licik. "bagaimana jika sekarang?" ilham membenamkan wajahnya di leher meri yang jenjang berwarna putih mulus tanpa noda.

Baru saja dia akan menikmati adegan romantis itu, punggungnya merasakan rasa pedas dari pukulan tangan meri.

"aww, sakit meri" ilham kembali menjauhkan wajahnya dari leher meri.

"bawa aku ke pinggir sekarang. Tubuhku mulai kedinginan"

"mau ku hangatkan?" goda ilham lagi.

"otakmu itu kenapa mesum terus. Bawa aku ke pinggir, guru privatku akan segera datang dan aku masih memeluk batang pohon di sini" ejek meri.

Jika yang di hadapannya andre, tangannya akan sangat ringan memukuli kepalanya. Tapi ilham berbeda, meri akan bersikap kekanak-kanakan tapi tetap bersikap hormat dan tidak berani memukulnya di bagian kepala karena itu seperti dia merendahkannya.

"beri aku ciuman di bibir yang sangat lama. Baru akan ku bawa ke pinggir"

Meri mencium bibir ilham dengan kecupan singkat lebih singkat dari kedipan mata.

"apa tadi itu? Aku bilang yang lama" protes ilham.

"sayang, bisakah kau bersabar sampai aku selesai ujian? Aku janji tidak akan keluar kamar sehari semalam untuk menemanimu" meri membuat penawaran agar bisa terbebas.

"oke setuju"

"wah wah. Kau sangat pintar membuat kesepakatan" sindir meri

"aku pebisnis. Otakku cerdas menganalisa kesepakatan mana yang lebih menguntungkan. Aku hanya perlu bersabar satu minggu dan akan mendapatkan jackpot sehari semalam. Itu sangat menggiurkan" ilham membawa meri ke pinggir kolam dengan senyum puas tergambar di wajahnya.

Istrinya bukan seorang wanita yang suka ingkar janji. Saat ia mengucapkan suatu janji maka dia akan memenuhinya jadi, rasa puasnya saat ini tidak alan sebanding dengan kepuasan yang akan di perolehnya setelah berpuasa seminggu penuh.