webnovel

PART 8

Cinta masih saja terdiam membeku kaku seperti patung. Bahkan dia tidak bergerak sedikit pun saat Bara menyentuh bagian wajahnya satu demi satu. Perasaan Cinta campur aduk di buat Bara. Jantungnya terus menerus berdegup kencang, seakan akan ingin meloncat keluar dari tempatnya.

"Kamu deg-degan?" Tanya Bara

Cinta masih tak bergeming sembari menjawab pertanyaan Bara. "A...aaapa??!!. Eng...nggak kok. Jangan sok tahu deh!".

"Jangan berbohong! Disini terdengar cukup kencang!". Ucap Bara sambil meletakkan tangannya diatas dada Cinta.

Tentu saja Cinta tetap seperti patung. Bara yang menyadari keterpakuan Cinta akibat ulahnya hanya bisa tersenyum simpul. Kemudian dia rebahkan badannya disamping tubuh Cinta sambil menghela nafas panjang.

"Hhaaaaahhh.... Kamu itu lucu sekali ya, aku hanya menggodamu tapi kamu malah seperti patung. Rileks saja Cinta. Aku tidak akan menyakitimu."

"Ssii...siapa yang seperti patung sih kak. Aa..aaku biasa aja kok."

Bara pun bangkit dari tidurnya. "Bangun! Sini aku bantu naikin resleting bajumu. Dan cepatlah keluar. Sebelum temanmu kesini."

"Aaappaaa?!!. Aa...aku, nggak usah! A..aku bisa kok sendiri." jawab Cinta

Tanpa aba-aba Bara pun membalikkan tubuh Cinta dan menaikkan resleting bajunya dengan cepat. Kemudian melangkah pergi dari kamar Cinta, meninggalkan Cinta yang masih terdiam, mungkin saja gadis itu terkejut oleh sikap Bara tiba-tiba.

Tak selang beberapa lama Cinta dan Mala pun sudah berada di kolam renang. Setelah meletakkan perlengkapan diatas kursi santai, mereka pun mulai berenang. Ternyata Bara pun sudah terlebih dahulu sampai di kolam renang. Gaya pakaiannya yg santai dan terlihat keren pun menarik perhatian mahasiswinya. Bara memang dosen muda yang tampan, maka itu tak jarang banyak mahasiswinya yang menaruh hati padanya. Sikapnya yang dingin kepada wanita juga menambah persen kegantengan dan kerennya. Mengenakan pakaian kemeja bermotif pantai dengan celana pendek ,sambil membaca buku di kursi santai dipinggir kolam renang, ternyata diam-diam dia juga memperhatikan Cinta yang sedang berenang bersama temannya itu. Ternyata tujuannya berada di situ adalah melihat Cinta, bahkan terkadang ia diam-diam tersenyum ketika melihat Cinta tersenyum atau tertawa saat bercanda dengan sahabatnya.

"Mala, aku ke pinggir dulu ya, kayaknya aku capek nih, perutku tiba-tiba kram. Aku mau istirahat dulu dipinggir." kata Cinta

"Oh ya udah Ta, kamu ke pinggir aja dulu. Bahaya kalau kamu sampe kram dikolam renang, bisa-bisa tenggelam kan." kata Mala, sahabatnya.

Dari kejauhan Bara ternyata sedang berdiri menerima telepon dari seseorang. Disisi lain 2 orang mahasiswi berlarian ke arah Cinta, Cinta baru saja naik dari kolam renang masih berada di pinggiran sambil memegangi perutnya yg tiba-tiba kram, tak sengaja ditabrak 2 mahasiswi temannya itu. Dan kemudian tercebur kembali kedalam kolam renang. Alhasil dia pun tenggelam karena perutnya yang kram.

Mala juga baru saja naik dari kolam renang tampak terkejut karena melihat Cinta kembali tercebur. Semula dia kira temannya bisa kembali naik. Sampai dia sadari kalau sahabatnya ternyata melambaikan tangannya meminta pertolongan.

"Cinta!!! Aduhhh gimana ini?! Aku nggak bisa nolongin orang tenggelam."

Byuuuuuuurrrrr.......

Beberapa orang yang berada di sekitar kolam menjadi heboh karena melihat seseorang sedang tenggelam, beruntung tidak lama ada seseorang yang menceburkan diri dan menolong.

"Pak Bara!!!!." ucap serempak para mahasiswa mahasiswi disekitar kolam yang menyaksikannya.

Bara meletakkan Cinta di kursi santai pinggir kolam, sambil menekan-nekan dada Cinta agar tersadar dari pingsannya. Beruntung tak lama Cinta memuntahkan air yang tertelan saat tenggelam barusan. Cinta terbatuk-batuk setelah tersadar. Masih dalam keadaan lemas kemudian Bara menggendong Cinta dan membawanya kembali ke kamarnya.

"Mala kamu ikut saya!!!."

"Bbb..baaik pak!"

Bara membawa Cinta kembali kekamarnya dengan kondisi Cinta kembali pingsan. Mala segera membuka pintu kamar milik Cinta. Setelahnya Bara membaringkan Cinta di ranjang kamarnya, sedang Mala mengikuti mereka dari belakang.

Bara tampak santai menyentuh tubuh Cinta untuk mengeringkan badannya. Dan ketika akan melepaskan pakaian Mala melarangnya.

"Pak!!!!". Bapak mau apa??!."

"Kamu kenapa Mala?!, kamu ngagetin saya tahu nggak!.".

"Yyaa.. Yaa bapak mau ngapain Cinta? Bapak boleh nolongin Cinta, tapi jangan bantuin gantiin bajunya juga donk!." kata Mala

Bara menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Mala.

"Memang ada larangan suami bantuin istrinya ganti pakaian? Hah?!!"

Daamn...!!!! Pernyataan Bara mengejutkan Mala. Mulut Mala menganga mendengar Bara berkata bahwa dia adalah suami Cinta.

"Su..ssu...ssuaami??"

"Iya!". Ucap Bara santai.

"Sudah, kamu juga ganti baju sana! Nanti masuk angin, Cinta biar urusan saya. Kamu tidak perlu bingung, nanti saya sendiri yang akan menjelaskan semuanya sama kamu. Tapi ingat!. Jangan beritahu siapapun tentang apa yang saya katakan barusan!."

Mala pun kemudian meninggal kan Cinta dan Bara dikamar inap milik Cinta.

**********

Bara Pov...

Hari ini aku tidak pernah menyangka akan terjadi peristiwa yang cukup membuatku sangat ketakutan. Ketakutan akan kehilangan sesuatu. Bukan! Tepatnya seseorang. Dulu aku memang pernah takut jika kehilangan kekasihku, Angel. Tapi ternyata kehilangannya tidak seburuk yang aku rasakan saat ini saat melihat Cinta. Ya Tuhan! Dia tenggelam di kolam renang tepat didepan mataku. Beruntung saja aku cepat menolongnya, dia bahkan sempat pingsan dan tak sadarkan diri setelah tenggelam. Kufikir dia tidak akan bangun lagi. Aku sendiri bingung apa yang terjadi dalam diriku. Sebegitu takutnya aku melihat Cinta yang meregang nyawa akibat kehabisan nafas karena tenggelam tadi. Jujur menikah dengan Cinta bukanlah masalah yang besar, setidaknya patah hati dan kecewaku terobati karenanya. Tapi apakah aku secepat itu memiliki perasaan padanya? Ada apa ini???!.

Beruntung saja mahasiswa mahasiswi tadi tidak ada yang curiga, tapi sayang aku tidak bisa menyembunyikan rahasia pernikahanku didepan Mala. Yahh apa boleh buat, dia memang harus tahu, setidaknya aku tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi kalau menemui Cinta.

Saat ini dia masih terlelap tertidur, saat aku menggantikan pakaiannya. Ingat! Aku hanya menggantikan pakaiannya saja, itu agar dia tidak sakit karena tertidur dalam keadaan pakaian basah.

Aku tidak akan berbuat lebih tanpa persetujuannya. Setelahnya aku kembali ke kamarku untuk berganti pakaian juga. Kemudian kembali lagi menungguinya.

Aku memandanginya dalam tidurnya, parasnya cantik, bentuk wajahnya yang mungil membuatku sangat senang melihatnya. Bahkan jantungku pun terus berdetak kencang, aku sendiri tidak tahu apa yang aku rasakan. Apakah aku jatuh cinta? Mungkinkah?

Ya Tuhan! Apa ini?.

"hmmm.. Aku dimana?"

Cinta tersadar dari pingsannya, kemudian bertanya sambil mengedarkan pandangannya.

"Syukurlah kamu udah sadar, kamu di kamarmu. Gimana keadaanmu?".

"Oooh, apa kak Bara yang nolongin aku?". Tanya Cinta

"Iya. Kenapa kamu bisa tenggelam. Bukannya tadi kamu bisa berenang? Hah?".

"Oh, itu, tadi perutku kram, sakit sekali makanya aku naik keatas buat istirahat. Tapi pas baru naik, ada yang nggak sengaja nabrak aku. Yaah jadi aku jatuh lagi ke kolam terus tenggelam." Jelas Cinta

"Untung tadi aku cepet-cepet nolongin kamu, coba kalau nggak. Kamu bisa aja kenapa-kenapa. Kamu buat aku takut tahu nggak." kata Bara sedikit khawatir.

"Ma...maaf kak. Kakak jadi khawatir karena aku." Sambil menunduk Cinta meremas-remas kedua tangannya.

Bara seakan mengingat sesuatu, kemudian melanjutkan ucapannya. "Sudahlah. Oh iya, aku sudah memberitahu Mala tentang kita. Jadi kita berhutang penjelasan ke dia".

"Apa!??? Jadi kak Bara kasih tahu Mala kalau kita sudah menikah?". Tanya Cinta yang sedikit terkejut akan ucapan Bara.

Dibalasnya dengan hanya anggukan kepala.

"Sebenarnya aku juga tidak ada masalah kalau Mala tahu, tapi dia pasti marah sama aku karena tidak memberitahunya." Ujar Cinta.

"Sudahlah, itu bukan masalah. Hanya Mala."

Tiba-tiba pintu di ketuk dari luar, Bara melangkah kearah pintu. Tapi sebelum dibuka, dia mengintip dari lubang kecil pada pintu untuk memastikan siapa dibaliknya.

"Masuklah!". Ucap Bara mempersilahkan masuk setelah membuka pintu.

Ternyata Mala yang mengetuk.

"Cintaaa ... Kamu nggak papa kan? Gimana keadaanmu? Udah enakan belum? Apanya yang sakit?." Mala yang baru saja masuk sudah nyerocos tanpa henti dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Udah kali Mal, gue nggak papa kok. Aman kok aman." sambil tersenyum Cinta menjawab pertanyaan Mala.

Bara berjalan santai menghampiri mereka. "Tenang aja Mala, Cinta nggak papa. Kamu nggak usah khawatir."

"iya pak Bara, saya kan cuma khawatir." kata Mala.

"Oh iya satu lagi, kalau cuma ada kita bertiga atau selain orang yang belum tahu tentang hubungan saya dan Cinta. Kamu cukup panggil saya Bara, nggak perlu embel-embel pak." Tegas Bara.

"nggak ah pak, saya belum terbiasa lagi pula kurang sopan ah. Hmm gimana kalau saya panggil bapak, kakak aja. Kayak Cinta manggil bapak gitu, biasanya." sambil tersenyum Mala coba menimbang-nimbang panggilan yang cocok untuk Bara.

"Terserah!". Kata Bara singkat. " kalian bersiap-siaplah.

Sebentar lagi kita akan makan siang bersama di bawah. Cinta, aku kekamarku dulu, kalau perlu apa-apa tinggal ketuk saja. Kamarku ada di sebrang kamarmu". Sambil menyunggingkan senyumannya, Bara pun berlalu pergi. Meninggalkan Cinta dan Mala di kamar.

"Ya ampun, Ta ! Gue baru tahu loh kalau pak Bara.. Eh! Maksud gue kak Bara kamarnya di depan kamar lo.

Cinta hanya memutar matanya malas menanggapi pertanyaan sahabatnya

"Gue mah nggak tahu loh kalau kamar dia ada di seberang kamar gue!. Ya udah lah nggak papa. Biarin aja. Udah yuk dandan dulu. Bentar lagi kita harus turun makan siang, laper gue."

Sambil menyentuh dahi Cinta, Mala berdecak. "Loh nggak liat apa? Gue udah dandan cantik begini dan lo nyuruh gue dandan lagi, gitu? Gue udah dandan loh, lo tuh yang kucel.

"Oh iya gue lupa! Hahaha abis lo dandan, nggak dandan sama aja sih hahaha".

Sambil beranjak dari ranjangnya menuju meja rias yang ada di kamar hotelnya.

.........

Dimeja makan....

"Selamat siang semuanya"

"selamat siang pak"

" Baik anak-anak setelah perjalanan jauh yang kita tempuh, sekarang waktunya kita makan siang dulu. Dan bapak sedikit memberi informasi, hari ini kita tidak ada agenda. Jadi untuk hari ini kalian bisa beristirahat atau sekedar berjalan-jalan. Tapi ingat, ijin dulu dan jangan terlalu jauh. Mengerti semuanya?."

"baik pak!!" kata anggota study tour dimeja makan

"Baiklah, selamat makan semuanya."

Acara makan siangpun di mulai. Tak berapa lamapun mereka semua telah menyelesaikan sesi makan siang. Dan beberapa mahasiswa/i pun meninggalkan meja, makan hingga menyisakan 3 dosen pembimbing termasuk Bara dan 4 mahasiswa/i termasuk Mala dan Cinta.

"Cinta, gimana kalau kita jalan-jalan ke museum angkut? Atau kita ke alun-alun kota aja. Famous banget kan di kota ini. Yukkk... Yukk... Yuukk...!!"

Tiba-tiba seorang dosen pembimbing bersuara. "Ingat! Kalian harus ijin kalau mau bepergian."

"Baik pak, kalau begitu saya sekalian ijin saja disini hehe. Saya dan Cinta mau ijin ya pak. Jalan-jalan gitu. Nggak jauh-jauh kok, pak." ucap Mala seraya meminta ijin

"Baiklah, hati-hati kalau bepergian. Ingat kalian juga masih tanggung jawab kami."

Cinta hanya diam dalam senyumnya melihat kelakuan sahabatnya. Sementara di seberang meja makan, Bara diam-dia mengamati Cinta. Dan saat Mala mengatakan bahwa akan pergi jalan-jalan dengan Cinta, Bara sempat menatap Cinta, dan demikian dengan Cinta yang tak sengaja bertatap mata dengan Bara namun hanya bisa menundukkan kepala ketika bertemu mata. Mereka semua pun kembali ke kamar masing-masing.

Mala dan Cinta bersiap-siap akan berkeliling, mereka segera keluar dari kamar masing-masing dan mereka terkejut ketika melihat Bara juga sudah berada di depan pintu kamarnya juga.

"Astaga!!!!! Kak Bara bikin kaget tau nggak!?" Kata Cinta setengah berbisik.

"Cinta!, itu suami lo kenapa udah dandan rapi gitu? Jangan bilang kalau dia mau ikut?" timpa Mala.

"Jangan fikir kalian akan pergi berdua aja. Ingat Mala, saya SU-A-MI Cinta!." ucap Bara sambil menekankan kata "suami" .

"Ya udah deh, apa boleh buat. Itung-itung tumpangan gratis yee kan Ta."

"Buruan deh" Lanjut Mala.

Bara dan Cinta masih saling menatap dalam diam. Bara terkesima oleh penampilan Cinta, sedangkan Cinta hanya tertunduk malu dalam diamnya.

Mobil melaju dengam kecepatan sedang, menuju tempat tujuan yang diucapkan Mala, Museum Angkut.

Hanya butuh 20 menit mereka bertiga pun sampai di tempat tujuan.

"Woooaahhh!!! Bagus juga ya tempatnya. Nggak nyesel deh gue pilih tempat ini." Mala begitu takjub melihat tempat wisata yang baru pertama dia kunjungi. Bahkan dia sudah tidak memperdulikan Cinta dan Bara yang datang bersamanya. Dia lebih asyik dengan sesi photography nya.

"Mala!!!! Tunggu donk!"

Teriak Cinta sambil melangkah pergi akan mengejar Mala yang berjalan meninggalkannya, namun baru beberapa langkah, langkahnya terhenti.

Sebuah tangan besar mengenggam pergelangan tangannya, dia sudah tahu siapa pelakunya.

"Kamu mau ninggalin suami? Eh?"

"Kak Bara! Apaan sih? Lepas kak, nanti ada yang lihat!."

Ditariknya lembut pergelangan tangan Cinta hingga tubuhnya menyentuh tubuh Bara namun tetap posisi membelakanginya.

"Kalau Istri jalannya harus sama suami, nggak boleh jalan sendiri." bisik Bara di telinga Cinta, membuat Cinta bergidik.

"Kak! Ini tempat umum!. Lepas ah!" Cinta sedikit meronta. "Suka banget sih godain aku!."

"Suami godain istri memang ada larangan?, nggak kan?!." Bara masih tetap menggoda.

Cinta hanya menghela nafas menerima perlakuan Bara yang selalu menggodanya. Kemudian dia memiliki akal untuk mengerjai balik Bara.

"Hmmm kak Bara! Aku mau ngomong sesuatu sama kakak."

Sambil sedikit mengendorkan kungkungan tangannya pada Cinta dia pun seperti penasaran. "Apa?".

"Aa.... Aaku...." sengaja memperlambat suaranya, Cinta yang merasa tangan yang dikungkung Bara mengendor, ia berbalik, kemudian menginjak kaki Bara begitu keras dan pergi berlari meninggalkan Bara.

"Emang enak aku kerjain, bweeee!, ahahahaaha".

"Aaaawww.... Dasar!! Awas kamu ya! Hei Cinta, tunggu! Awas kalau ketangkep, aku bakal kasih hukuman!".

Sudah hampir 1 setengah jam berlalu, Bara, Cinta dan Mala mulai kelelahan setelah berkeliling museum, mereka pun memutuskan untuk mencari tempat makan yang ada di sekitar wisata itu. Akhirnya mereka memilih kedai soto sebagai menu makan mereka. Tapi sebelumnya Cinta dan Mala meminta ijin ke toilet sedangkan Bara yang memesan meja dan makanan.

"Kak, aku sama Mala mau ke toilet dulu, kakak yang pesenin makan aja ya. Aku mau soto ayam biasa, Mala soto ceker." Cinta mengutarakan apa yang ingin dipesan dan pesanan Mala yang sudah sangat dihafal kesukaan sahabatnya itu.

"Ok!" jawab Bara singkat. Kemudian mereka berdua berlalu menuju toilet.

Ketika akan sampai didepan toilet, tiba-tiba saja Cinta ditabrak oleh seorang perempuan yang membawa minuman. Sehingga baju Cinta menjadi kotor terkena cairan yang ternyata jus avokado.

"aduh!!" Kata Cinta terkejut, sambil melihat noda dibajunya. "Ya ampun, jadi kotor."

"oh! astaga!. Maaf... Maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Bagaimana ini?!." kata perempuan yang menabrak Cinta tak kalah terkejut namun membantu Cinta sedikit membersihkan kotoran di baju. "Oh maafkan aku, aku terburu-buru. Maafkan aku ya, bagaimana aku harus bertanggung jawab. Hmmm begini saja, kamu terima ini!. Sebagai tanda permintaan maafku." sambil mengeluarkan uang ratusan beberapa lembar, perempuan berparas cantik berambut pirang itu menyodorkan pada Cinta.

"Tidak!! Tidak perlu. Aku tidak apa-apa kok. Hanya sedikit kotor. Nanti bisa dibersihkan." kata Cinta menolak.

Perempuan tetap merasa bersalah.

"Jangan salah paham, aku tidak bermaksud buruk. Baiklah, begini saja. Ok kalau kamu tidak mau menerima uangku, tapi berikan nomor ponselmu. Nanti aku akan menghubungimu. Tolonglah, anggap saja ini permintaan maafku. Ya?!"

Mau tidak mau Cinta pun memberikan nomor ponselnya. Diketiknya nomor ponselnya di handphone perempuan yang menabraknya itu. "Ini!. Seharusnya tidak perlu. Ini terlalu berlebihan, bajuku hanya kotor sedikit saja."

"Jangan begitu. Aku tidak suka berhutang. Nanti kalau ada waktu aku akan menghubungimu. Siapa tahu juga kita bisa jadi teman. Oh iya namaku Camel." ucapnya sambil menyodorkan tangannya dengan maksud berkenalan.

"Cinta Anastasya!." Cinta membalas uluran tangan perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Camel itu.

Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa bertemu lagi. sampai jumpa Cinta!." katanya sambil mengerjapkan sebelah matanya dan melambai kemudian berlari pergi.

Mala hanya menatap diam perempuan yang menabrak sahabatnya itu, sedikit takjub dengan penampilan perempuan itu. Seraya berkata "Ta... Taa... Itukan mbak-mbak model Ta, yang baru pulang dari luar ituuhh. Gue kira dia Bule beneran, ternyata dia asli Indo, Ta. Cuma yang menunjang kebuleannya mungkin dari segi rambut kali ya. Aduuhhh saking takjubnya gue liat dia, sampe lupa minta foto".

"Dasar lo ya, sempat-sempatnya menilai penampilan orang. Gue malah nggak tahu loh dia model internasional. Udah yuk bantuin bersihin ini. Kasian kak Bara nungguin kita ntar kelamaan.

"Ihh nggak punya TV lo yah." ledek Mala.

"Ya udah ayo! kasihan ama lakinya ya? kalo nunggu kelamaan." ucap Mala memutar matanya malas.

...

Mereka bertiga pun kembali ke hotel setelah lelah berkeliling kota. Dalam perjalanan kembali kehotel Bara fokus menyetir, hanya Mala yang masih bersuara kencang seperti burung sehabis diberi makan buah, berisik, menceritakan semua yang dia lihat di museum angkut yang baru saja mereka datangi itu, dan sepertinya Batrei gadis ini masih selalu ON, tidak mengenal lelah. Cinta sendiri hanya diam, sesekali bersuara menimpali perkataan Mala, atau sekedar bergumam pelan. Tubuhnya terasa lelah dan ia merasa lemah, wajahnya pun sedikit memucat.Sesekali Bara menoleh kearah Cinta yang duduk disebelah kemudi mobilnya mendapati Cinta sedikit meringis seperti menahan sakit, Bara khawatir,tapi tidak bertanya dan tetap melajukan mobilnya pelan. Tak berapa lama setelah mereka sampaipun Cinta hanya diam. Sesekali membalas ucapan Mala dengan senyum atau gumaman. Kemudian Mala mulai memasuki kamar hotelnya.

"Aku masuk duluan ya kak Bara, Cinta, mau istirahat. Capek banget. Makasih ya! Byee!!!."

Mereka membalas hanya dengan anggukan kepala, setelah Mala memasuki kamarnya. Cinta dengan langkah gontai berjalan menuju kamarnya, sesekali terlihat menyentuh dahinya, dan Bara yang mengikuti dari belakang memperhatikan gerak gerik aneh Cinta, seperti ada yang tidak beres , Bara pun memutuskan bertanya "Cinta! Kamu kenapa?".

Cinta menoleh dan hanya menjawab dengan suara terdengar lemah "Aku nggak papa kok kak.

"Kamu yakin? Wajahmu pucat. Aku juga memperhatikanmu selama perjalanan pulang tadi seperti menahan sakit. Apa kamu sakit?." tanyanya dengan ekspresi khawatir khas Bara.

"Aku nggak papa kak. Aku cuma lelah, mau istirahat." kata Cinta menjawab.

Saat sampai didepan pintu kamar hotelnya, Cinta merogoh card kamar di sakunya, namun rasa sakit di kepalanya tiba-tiba saja menyerang. Membuatnya sedikit lunglai. Langit-langit ruangan hotel semua berputar. Samar-samar ia masih dapat melihat, hanya suara Bara di sekitarnya masih sempat terdengar.

"Cinta!!!" teriak Bara. Ia merasakan tubuhnya ditangkap seseorang. "Kak Bara!?."

Dan gelap!