Bara POV
Kalau kalian pernah menampar pipi kalian sendiri untuk menyadarkan diri dari mimpi itu mungkin sudah menjadi hal biasa, tapi kalau kalian ditampar untuk menyadarkan diri dari mimpinya bagaimana? Dan ini dilakukan oleh istri sendiri. Aku tak habis fikir, sebenarnya mimpi apa istriku tadi sampai butuh orang untuk ditampar demi menyadarkan dirinya sendiri. Apakah sulit baginya membedakan mana nyata mana hayalan dan mana dunia mimpi. Tamparan yang mendarat dipipiku lumayan cukup keras, sedikit membuat pipiku berwarna merah akibat bekas tamparannya. Saat kutanya ia hanya menunduk tanpa menjawab, aku sendiri semakin penasaran sebenarnya mimpi apa dia? Apakah ada kaitannya denganku?. Entahlah!
Malam ini sengaja kuajak dia makan diluar, aku tahu dia pasti juga lelah karena kegiatan kampus kami yang baru usai tadi jadi tidak mungkin kubiarkan dia memasak untuk makan malam kami. Lagipula kebetulan juga bahan makanan dirumah kami habis dan kami belum sempat pergi membelinya.
Aku memutuskan untuk menunggunya di lantai bawah rumah kami, sejenak aku terdiam. Fikiranku kembali melayang ke kejadian tadi, dimana aku sempat mengutarakan keinginanku. Aku ingin memulai kehidupan pernikahan yang sesungguhnya dengan Cinta, istriku. Tapi kenapa tadi dia bersikap biasa saja ya, apa mungkin dia lupa tentang apa yang tadi aku katakan. Apa mungkin sehabis melanjutkan tidurnya dia melupakan semuanya. "Cih, pelupa sekali dia. apa dia tidak tahu bagaimana susahnya mengungkapkan semua isi hatiku padanya, butuh 10x lipat keberanian yang harus kukumpulkan."
Lama aku berkutat dengan isi kepalaku tentang hal yang sempat kuutarakan, istriku muncul sudah rapi dengan atasan rajut berwarna peach dan celana jeans dipadukan dengan flatshoes yang senada dengan bajunya. Membuatnya semakin terlihat cantik malam ini. Aku sampai terpana melihat penampilannya malam ini. Sampai ucapannya membuyarkan lamunanku yang terpaku menatapnya. "Yukk kak, berangkat". "Kaaakk!!! Kita jadi makan diluar nggak sih?"
***********
Aku memutuskan untuk makan di restaurant Jepang malam ini, dan langsung memilih tempat duduk. Kemudian memesan makanan, aku sempat menawari Cinta makanan apa yang ingin dia pesan. Tapi dia malah menyerahkan semua keputusan di tanganku. Aku sempat memperhatikan gerak-gerik nya saat pertama kali sampai hingga kami masuk kedalam restaurant. Bahkan saat aku memesan makanan untuk kami, dia bahkan terlihat sangat tertarik ketika pelayan datang menghampiri kami. Ekspresinya menunjukkan seolah dia memang sedang menunggu siapa pelayan restaurant yang datang menghampiri kami. Saat kutanya ada apa dia selalu menjawab tidak apa-apa.
"Aku ke toilet dulu, kalau makanannya udah dateng kamu makan aja duluan ya."
"iya"
Kuputuskan pergi ke toilet terlebih dahulu sebelum makanan kami datang. Tapi saat aku pergi ke toilet, seorang perempuan menabrakku dan menumpahkan minumannya ke kemejaku.
"Aduh!"
"Maaf ya, aku nggak sengaja loh, aduh kemeja kamu jadi basah".
Aku terkejut melihat kemejaku jadi kotor dan basah karena tumpahan minuman dari perempuan ini. Tapi ada yang lebih membuatku terkejut, perempuan yang menabrakku ini adalah...
"Bara!" Katanya sedikit terkejut setelah mengenaliku, tapi aku jauh terkejut setelah melihatnya yang setelah bertahun-tahun lalu tidak pernah kulihat kini muncul dihadapanku lagi.
"Angel!?"
Ya, dia Angel. Mantan pacarku yang beberapa tahun lalu pergi meninggalkanku tanpa pesan. Kini dia muncul kembali tepat dihadapanku dengan penampilan yang sama seperti saat pertama kali aku melihatnya tampil di tv nasional.
"Bara, I'm sorry ya? Kemeja kamu jadi basah, biar aku bersihin ya?" Katanya sambil membersihkan bekas tumpahan air dikemejaku, tapi aku merasa tangannya sedikit membuat gerakan meraba dadaku, sontak aku melepaskan tangannya dari badanku.
"Udah-udah, nggak perlu! Aku bisa sendiri, makasih!" tegasku.
"Bara, kamu kenapa sih? Aku kan cuma mau bantuin kamu, lagian ini juga salah aku kan nggak sengaja numpahin minumannya". ucapnya dengan nada manja, sebetulnya aku merasa risih dengan nada bicaranya dari awal tapi aku lebih memilih tidak memperdulikannya.
"Aku rasa nggak perlu Njel, aku bisa sendiri. Tapi maaf aku harus pergi ya. Permisi!"
"Wait-Wait! Kamu buru-buru banget sih, kita kan baru ketemu. Kita ngobrol dulu yuk sebentar, ya ya ya. Please! Kita udah lama kan nggak ketemu.I just want to know how are you dear?"
"Maaf Angel, tapi aku nggak bis.."
"Just a minute, okay? Please."
"Ok, just 3 minutes. No more!"
"Okay! Yeaah.! Kita ngobrol di meja aku ya" ..." Sini-sini, duduk disini. Kamu mau minum apa? Mau makan juga nggak? Biar aku pilihin ya? Aku masih inget kok makanan favorite kamu waktu kita kesini dulu."
"Sorry, Njel. Tapi aku nggak bisa lama-lama disini. Apa yang mau kamu omongin?"
"Bara, come on. Kita baru ketemu loh! Kamu kaku banget sih, relax lah. Kamu apa kabar? Tante om apa kabar? Aku kangen tau sama kamu. I miss you so much love! Aku nggak nyangka deh ketemu kamu disini, ternyata kamu maish inget ya tempat makan favorit kita dulu, buktinya kamu dateng kesini terus ketemu aku. Kita jodoh kali ya, hhaha."
"Cukup,Angel! Jadi ini maksud kamu ngajak aku ngobrol?"
"Yeah, of course. Aku cuma mau bilang kangen ke pacar aku. Apa salah? Aku juga mau tau kabar orang yang aku sayang. Apa salah? Aku kangen kamu, Bara."
Pacar?. Kamu kangen sama aku? Angel dengerin aku ya! Bertahun-tahun pergi tanpa pamit, kamu ninggalin aku! Sekarang kamu tiba-tiba muncul lagi dihadapan aku dan dengan entengnya kamu bilang kangen seolah-olah nggak pernah terjadi apa-apa diantara kita selama kamu pergi. Kemana aja kamu, Njel? Hah?. Kamu seenaknya aja pergi tanpa pamitan, tanpa bilang ke aku alasan kamu pergi. Dan sekarang kamu dateng mau jelasin semuanya gitu? Terlambat!" sarkasku.
"Aku memang masih pacar kamu kan, Bara?. Kamu lupa? Dulu sewaktu aku pergi kita belum putus kan?."
"Dan kamu lupa? Kalau kamu yang udah pergi ninggalin aku tanpa pamit, tanpa kepastian. Kamu tuh udah hilang kayak ditelan bumi tau nggak. Aku udah tanya kesemua teman kamu bahkan saudara kamu nggak ada 1 orang pun yang tahu kemana kamu pergi. Bahkan orang tua kamu pun juga ikut pergi, hilang entah kemana!."
"I'm so sorry, sayang. Aku nggak bermaksud ninggalin kamu waktu itu. Tapi aku..." lagi-lagi aku memotong ucapannya.
"Tapi apa? Nyatanya kamu pergi kan ninggalin aku. Angel yang sekarang bukan Angel yang aku kenal dulu. Dan sekarang kamu mau apa lagi?"
"Bara, please! Kasih aku kesempatan ya, kita mulai lagi semuanya dari awal. Aku masih Angel yang sama, Angel yang dulu kamu kenal. Kamu masih sayang kan sama aku. Aku juga masih sayang sama kamu, buktinya aku balik lagi loh ke kamu."
"Angel aku bilang semuanya udah terlambat!. Jadi tolong lupain aku, lupain semua tentang kita. Kita udah selesai bertahun-tahun yang lalu, tepat saat kamu pergi ninggalin aku."
"Kamu selalu bilang semuanya terlambat. Apa yang terlambat sayang? Kamu jelasin ke aku!"
Aku menunjukkan cincin di jari manisku. "Kamu lihat ini, aku sudah menikah! Jadi tolong berhenti bahas masa lalu kita. Kita udah selesai, Angel. Aku permisi!." Sontak Angel terdiam terpaku menatapnya. Aku bahkan tidak peduli. Aku tak habis fikir seperti apa jalan fikiran Angel. Dia pergi dan kembali seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaanku. Apa baginya aku seperti pelabuhan. Yang hanya digunakan untuk singgah lalu pergi lagi setelah beberapa waktu bersandar. Aku pergi meninggalkan Angel yang kurasa masih terpaku tak percaya dengan kebenaran yang ku ungkap. Dia bahkan tidak berbicara apapun saat aku pergi meninggalkannya. Saat itu juga aku baru ingat kalau aku meninggalkan Cinta di meja terlalu lama, kuputuskan untuk ke toilet sebentar membersihkan sisa kotoran dari tumpahan minuman yang tadi. Setelah itu aku kembali ke meja tempat Cinta menungguku, walau sebagian kemejaku basah. Aku berharap Cinta tidak marah menungguku terlalu lama, kemejaku yang basah akan kujaadikan alasan nantinya jika dia bertanya. Aku tidak mungkin memberitahunya bahwa tadi aku bertemu dengan Angel, mantan pacarku. Dan kurasa ini juga bukan hal yang perlu untuk dibahas lagi, perempuan pasti marah kalau laki-laki membahas masa lalunya apalagi statusku sebagai suaminya.
"Maaf ya, lama nunggu ya? Kamu kenapa belum makan, kan tadi udah aku suruh kalau makanannya udah dateng langsung aja makan. Nggak perlu nunggu". Tanyaku berbasa-basi
"hmmm, iya nggak papa kok." Kami pun melanjutkan makan malam kami yang sempat tertunda.
********************
Dddrrtttt...ddrrrrttttt....
"Ya, Halo?" Cinta menjawab panggilan dari handphonenya.
"Ta, lo hari ini sibuk nggak? Temenin gue yuk kebutik nyokap gue. Gue di suruh ngambil duit sama di suruh crosscheck butik nih,booring banget kalo sendirian. Masak ama mbak-mbak butik doank, males ah!. Kan kita nggak ada kelas juga hari ini. Ya ya ya, please? Harus mau pokoknya." Kata suara diseberang telepon.
"Hmmm, kalo gue jawab nggak juga pasti lo maksa kan? Ntar tiba-tiba lo udah ada depan rumah gue. Jadi nggak guna gua nolak ya kan?. Ok gue temenin, tapi gue selesaiin pekerjaan rumah dulu ya. Kasian kalo kak Bara pulang ngajar gada makanan, gitu-gitu kan tetep laki gue."
"Diihh yang istri idaman, nurutan, panutan hmmm apalagi ya? Asal jangan panuan aja ya Ta, hahaha. Ok deh gue tunggu 30 menit lagi ya, gue juga mau siap-siap dulu. Bye Tata". Klik
Setelah menerima telfon Cinta bergegas membereskan segala urusan rumah tangganya, tak butuh waktu lama ia pun selesai dengan tugasnya. Kemudian segera bersiap untuk pergi ke butik bersama temannya.
************
"Ta, lo pasti belum sempat makan siang kan pas mau kesini tadi? Ntar kita makan siang diluar aja ya gue tau cafe enak deket sini." Kata Mala.
"Lo gimana sih Mal, katanya di suruh ngawasin butik juga. Tapi kerjaan lo nggak betah dibutik, maunya keluar mulu. Gue aja lah yang jadi pegawainya, bilangin ama nyokap lo dah."
"Eeeh bentar doang kok, hehe."
"Lo ya, di suruh jaga bentar doang alasannya banyak banget buat keluar butik. Terus yang jaga nanti siapa? Kenapa nggak take away aja sih makanannya disini, kan dilantai 2 butik lo ada rooftoofnya. Enak tau makan diatas,pemandangannya juga bagus kan."
"Kan ada mbak Fera, ntar titip aja bentar. Lagian Cuma sebentar ini kita makan diluar hehe, udhlah Ta. Gue yang anak ownernya aja biasa aja, lo malah yang ribet sendiri. Nggak boleh nolak pokoknya nggak mau tahu!."
"Kebiasaan, Pemaksa! Terserah lo aja deh, gue nurut!."
**************
DICAFE...
"Ta, lo harus coba mocca latte disini tuh enak banget. Sama itu makanan disini semuanya enak banget, gue udah coba. Dan lo harus coba, tenang gue yang traktir. Pakai duit nyokap gue hahaha!."
"Lo ya, ngabisin duit nyokap aja nomer 1. Gue aduin ke tante Lala baru tau lo! Biar lo diomelin, hahahaha."
"Mama nggak bakal marahin gue, ntar gue bilang aja kalau gue dipengaruhi sama lo, hahaha."
"Diihhh bisa-bisanya yaa,loo... aduh!".
BUUKKKKK... Cinta terjatuh setelah ditabrak oleh seseorang.
"Oh maaf ya, aku nggak sengaja." Kata seseorang yang menabrak Cinta ternyata seorang perempuan.
"Iya gapapa kok."
"Hai, kita ketemu lagi rupanya. Nggak nyangka ya kita ketemu disini. Waktu itu kita belum kenalan, aku Camel. Camelia."
bersambung...