Malam itu, kurang dari pukul enam, Lilia dan Mellisa meninggalkan apartemen mereka. Langit di Jakarta perlahan mulai menjadi gelap, dengan hembusan angin yang dinginnya menusuk tulang. Walau begitu, lampu-lampu neon masih bersinar terang di sepenjuru kota. Cahayanya menerangi para pejalan kaki yang terburu-buru pulang.
Clifford mengantar mereka berdua dengan mobilnya ke salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Normalnya, perjalanan ke sana hanya memakan waktu sekitar satu jam saja. Namun karena kepergian mereka bertepatan dengan jam pulang kantor, ditambah dengan kondisi lalu lintas Jakarta yang sangat padat, mereka tiba di rumah sakit jauh lebih larut dari yang mereka rencanakan.
Ketika dia tiba di rumah sakit, Lilia mengerutkan kening secara tidak sadar. Tidak peduli sudah berapa lama sejak dia terakhir kali menginjakkan kaki di rumah sakit, Lilia tetap tidak menyukai tempat itu. Dia merasa bahkan udara di sekitar rumah sakit pun tercemar oleh bau disinfektan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com